sebuah pertanyaan

11 0 0
                                    



“ gue tunggu disini yah bar” ucap indah sesampainya mereka di rumah sakit.

Akbar pun mengangguk.
Setelah itu akbar pun memasuki ruang pemeriksaan.

“ mbak indah?” sapa seorang suster.

“ hmm.. eh iya. Ada apa ya sus?” tanya indah.

“ maaf mbak, ini barang pasien yang ketinggalan” ucap suster ani, sambil memberikan sebuah tas kecil.
Indah mengangguk, kemudian menerima ta situ. “ makasih sus.” Jawabnya.

Ia membuka tas kecilnya, disana terdapat sebuah ktp yang tertera jelas pemiliknya bernama Muhammad Akbar Firdaus, TTL 23 februari 1990.

“oh jadi kemaren akbar juga ulang tahun” gumam indah.” Tapi kenapa yah dihari spesialnya dia kelihatan sedih. Sebenarnya siapa sih tuh anak. Bikin pusing aja. Mana gue ngga tahu asal usulnya. Dimana dia tinggal,keluarganya siapa, masih sekolah apa nggak” pertanyaan-pertanyaan itu mulai muncul dibenak indah. Mulai saat itu ia mempunyai rasa ingin tahu tentang kehidupan seseorang yang tinggal bersamanya.
Satu tepukan di bahunya membuyarkan lamunan indah. Ia menoleh kearah pria yang berdiri disampingnya. Akbar,ia sudah selesai menjalani perawatannya .

“ gimana udah selesai?” tanya indah.
Akbar membalasnya dengan anggukan.

“ apa katanya?” tanya indah kembali dan langsung beranjak dari posisinya.

“ yah gitu, katanya harus dibersihin tiap hari, terus jangan lupa diminum obatnya, inilah itulah” jawab akbar. “emang ya dokter itu bawel nya minta ampun”

Indah tersenyum, mendengar celotehan akbar.

“ loh kok senyum senyum sih?” tanya akbar menghentikan langkahnya dan langsung menatap indah.

“  ng….ng..gak. ” jawab indah “ jalan yuk bar” ajak indah

“ kemana?” tanya akbar.

“ terserah, gue ikut aja” Tanya indah.

“ loh kok terserah sih, kan lo yang ngajak” ucap akbar menaik.

“ biasa aja dong ngomongnya jangan nge gas. Kalo gamau yaudah jangan.” Ketus indah kemudian memalingkan  wajahnya dari akbar.

Akbar menajamkan tatapannya kearah indah.  “ kok jadi lo yang marah” ucap akbar.
Indah menunduk kemudian memainkan kakinya.

Akbar mengangkat wajah indah yang sedari tertunduk

“ yaudah ayok.” Akbar kembali melanjutkan perkataannya dan mengiyakan ajakan indah.
Akbar melangkahkan kakinya dan langsung meninggalkan indah di loby rumah sakit.

Indah pun mengikuti langkah akbar mereka berdua pun berlalu meninggalkan koridor rumah sakit. Mereka berdua  langsung pergi menuju mobil.

*****
Akbar memarkirkan mobilnya disebuah basement gedung,  mematikan mesin mobil indah. Lalu menatap wanita yang sejak tadi mendiaminya.

“ ayok turun. Katanya mau jalan-jalan” tawar akbar.

Tanpa menghiraukan pekataan akbar, indah langsung keluar dari mobil. Lalu, ia menutup pintu mobilnya dengan keras. Akbar mengikuti kemauan indah, ia berjalan dibelakang perempuan itu. Lalu membiarkan indah berjalan semaunya. Hinga akhirnya ia berhenti di alun alun kota bandung. Kemudian menghampiri penjual gelembung yang terbuat dari sabun.
Indah mencoba meniup niup gelembung dihadapannya. Namun, usahanya gagal. Gelembung gelembung itu hanya ber tahan beberapa detik lalu kemudian pecah.

“aaaaaaah “ geram indah.

“ Tiup aja terus sampe bego” ucap akbar kemudian menghampiri indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang