3

30 7 2
                                    

Alexander Xion adalah artis yang sukses di ranah internasional, dan sekarang, setelah menyelesaikan semua jadwal shooting dan kontraknya dengan agensinya di luar negri, dia kembali ke Indonesia. Sebetulnya dengan nama besarnya yang sekarang, seorang Alexander Xion tidak memerlukan agensi manapun untuk menaunginya karena berbagai tawaran pasti akan datang tak henti-hentinya seperi banjir di Jakarta. Tapi entah kenapa dia memilih bergabung dengan agensi tempat Al bekerja, walaupun memang agensi Al adalah salah satu agensi besar di dunia entertainment Indonesia.

Meeting siang tadi adalah informasi tentang bergabungnya Alexander Xion – sepertinya agensi ini suka memberi surprise sehinga informasi besar seperti ini baru diinfokan hari H ke pegawainya – dan jadwalnya selama satu tahun kedepan. Karena Al adalah salah satu manager artis yang sudah senior, ia menjadi salah satu manager yang bertanggung jawab atas Alexander Xion di Indonesia.

Jadi, disinilah Al berada, ia berdiri di dekat pintu kedatangan internasional di terminal 3 Soekarno Hatta memakai kaos dan celana jeans. Al mengeluarkan handphone dari sling bag nya untuk melihat jam. Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam, tapi belum ada informasi bahwa pesawat yang membawa Alexander Xion ke Indonesia mendarat.

Sambil menunggu, Al memutuskan untuk membaca pesan-pesan yang masuk yang belum terbaca karena dia menyetir sendiri dari rumah sampai bandara.

Jangan lupa dia mendarat jam 00:21! Sebelum dia landing pastikan tidak ada paparazi yang mengganggu di bandara!

Al membaca pesan masuk dari atasannya di agensi namun tidak membalasnya. Lalu ia membaca pesan-pesan yang masuk ke aplikasi Whatsapp di ponsel pintarnya.

Anjir gue ngiri abis elo yang pertama kali bisa ketemu sama pangeran gue pas dia balik ke Indo! Gue pengen banget ikut ke bandara, tapi jam segini aja gue masih lembur di kantor huhuhu T^T

Al, salam ya buat calon bapak dari anak-anakku!

Cowok gue dianterin balik ya, jangan di bawa ke rumah elo, tar dia hamil!

Tanyain dong, say, dia doyan laki ngga? Lagi kosong nih, siapa tau jodoh. Kiss to my baby :*

Al tertawa membaca isi Whatsapp teman-teman kantornya. Tawanya berhenti saat melihat sebuah pesan.

Lo ngga apa-apa?

Al mengetik balasan. Lalu menghapusnya lagi. Ia mengetik lagi. Menghapusnya lagi. Begitu terus sampai akhirnya ia mendegar suara shutter kamera yang bunyi bersahutan.

Shit!Al tidak melihat adanya paparazi saat dia datang tadi. Saat ia datang tadi tempat ini benar-benar sepi. Ia langsung memasukkan ponselnya ke tas, dan segera menghampiri pria yang ia yakini itu Alexander Xion – pria tinggi yang mengenakan topi hitam, kacamata hitam, dan masker hitam yang menutupi seluruh wajahnya – yang sedang di kerumuni oleh beberapa paparazi yang untungnya tidak banyak. Padahal berita tentang kedatangan artis itu tidak terdengar sama sekali, bahkan Al baru tahu hari ini. Tetapi ada saja yang mengejarnya di bandara jam segini.

Sorry, jangan ambil gambar ya, sorry,” sekarang Al sudah ada di depan pria itu persis.

Pria itu melihat Al sekilas tanpa membuka kacamatanya. Ia tetap berjalan untuk menjauhi paparazi tanpa niatan untuk mengajak bicara Al yang sekarang berjalan di sampingnya.

“Hai, gue Al, apa kabar?” Al membuka pembicaraan singkat dengan pria itu namun tidak tanda-tanda pria itu akan menyahut.

“Gue yang bakal jadi manager lo sementara ini, actually berdua sama Mas Angga. Gue diminta jemput elo malem ini, mobilnya ada di depan situ,” Al menunjuk arah parkiran dimana mobilnya terparkir yang bisa terlihat dari tempat mereka berdiri. “Ngga apa-apakan jalan sedikit? Sini gue bawain kopernya. Bawaan lo ini doang?” Al hendak meraih koper yang di pegang oleh Xion. Namun pria itu tidak memberikannya dan berjalan ke arah Al menunjuk mobilnya tadi.

Al berlari kecil mengejar Xion lalu membuka bagasi mobilnya membiarkan Xion memasukan sendiri barang-barangnya yang hanya sebuah koper 24 inch dan tas ranselnya ke dalam bagasi.

Al menutup bagasi dan membuka pintu pengemudi, tiba-tiba tangan Xion mengambil kunci yang dipegang oleh Al dan mendahuluinya untuk duduk di bangku pengemudi.

“Biar gue aja yang nye...” belum selesai Al berbicara, pintu pengemudi sudah tertutup.

Al langsung cepat-cepat masuk ke kursi penumpang dan memasang seat belt sebelum artis bisu itu meninggalkannya sendirian di bandara tengah malam!

Perpetual PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang