Electric Kiss [아파도 돼]

Electric Kiss - Bagian 2

Perjalanan terakhir sebelum Anna tinggal di asrama seharusnya menjadi perjalanan menyenangkan, tapi Ibu memilih mengacaukan itu dengan mengingatkan Anna tentang nilai yang harus Anna raih. Ibu menjadi serakah pada nilai Anna sejak Anna selalu mendapatkan nilai mata pelajaran sempurna. Dia memberi Anna jadwal bimbingan banyak sekali setiap harinya, berharap itu akan membuat Anna menjadi super jenius—meski pada akhirnya dia berhasil walau pun Anna tidak merasa sejenius itu.

Sisi positifnya adalah, Anna jadi tahu pelajaran apa yang dia benci dan memilih mengambil jurusan IPS untuk masa SMA-nya dan Ibu tidak memaksa Anna untuk menjadi apa di masa depan, dia hanya memaksa Anna menjadi pintar. Tindakannya ini membuat Anna berpikir bahwa suatu saat Ibu akan meminta sesuatu dari Anna tanpa menghalangi Anna dari cita-citanya ... mungkin itu akan menjadi hal yang berat. Tapi Anna tidak ingin mencaritahu.

"Jangan karena Ibu berada lima jam jauhnya dari kamu, kamu meninggalkan kerja keras kamu untuk belajar."

Kemudian, ketika Anna mengabaikannya, Ibu melihat Araya dan mendesah seakan tidak ada harapan di matanya; Araya sedang bermain game; hal yang tidak bisa dibanggakan Ibu saat makan malam bersama rekan kerja Ayah.

"Araya juga," protes Ibu. "Ibu harus melakukan sesuatu sama jadwal belajar kamu."

Araya mengabaikan Ibu juga dan memilih membelakangi keluarganya

Setengah jam dari hal itu, mobil mulai memasuki kawasan yang hampa, sepanjang jalan kanan dan kiri Anna melihat reruntuhan bangunan yang sudah diratakan. Ayah menjelaskan secara singkat bahwa daerah ini akan menjadi Area pertama yang nanti dibangun ulang sebagai program pemerintah, dimulai dari sekolahnya.

Anna tidak melihatnya sebagai sesuatu yang akan ditata ulang tetapi sesuatu yang sengaja dihancurkan untuk menghilangkan jejak peradaban. Lucu gimana Anna berpikir ini adalah hari setelah kiamat melihat langit menggantung tanpa penghalang dengan pemandangan reruntuhan kecuali area nun jauh di sana; satu-satunya peradaban dari berkilo-kilo meter bangunan runtuh.

Dilihat dari kegugupan tangan Ayah di roda kemudi, sepertinya tujuan Anna semakin mendekat.

Anna mengecek sebentar poster sekolah yang diberi Ayah dan berusaha tidak menghibur diri dengan berpikir bahwa sekolah ini tidak semengancam seperti di gambar.

Bangunannya tua, bergaya seperti bangunan Victoria seolah bangunan itu bagian dari sejarah yang disembunyikan pemerintah. Apakah ini bahkan legal? Bukan hanya itu yang mengancam tapi juga seberapa luas sekolahnya. Meski Anna telah mengingat bangunannya, Anna merasa ada yang belum ditampakan seluruhnya.

Semakin mobil mendekat ke arah Area tersebut, semakin Anna melihat jelas gaya rumah yang dibangun merupakan rumah berjenis modern setinggi dua lantai—semua bangunan adalah setinggi dua lantai membuat Anna berpikir ada kepala daerah sinting yang memasang standard bahwa rumah di daerah ini harus dua lantai dan bergaya sama; berwarna abu-abu dan memiliki jendela kecil.