Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi

Electric Kiss - Bagian 1

105K 5.8K 433
                                    

Cerita ini dibuat sejak 4 Maret 2018

================

Kadang-kadang Anna mempertanyakan keberadaannya di rumah, apakah dia sebagian dari keluarga ini ataukah orang luar sehingga Ayah dan Ibu menginginkan Anna untuk bersekolah jauh dari rumah—bukan itu yang membuat Anna bertanya-tanya, tapi fakta bahwa sekolah Anna selanjutnya adalah sebuah sekolah berasrama membuat ini menjadi sedikit ... mengganggu.

Apakah itu beralasan untuk menjauhkan Anna dari rumah?

Barangkali mereka berpikir Anna adalah gadis yang bermasalah sehingga perlu meluruskan kepribadian Anna, tapi saat Ayah berkata Anna akan sekolah di sebuah asrama, mereka terkejut melihat Anna mengiyakan apa saja keputusan mereka—dan tidak memberontak. Setelah itu, mereka terlihat sedikit menyesal karena tidak ada pemberontakan yang Anna lakukan.

Seminggu sebelumnya Ayah bahkan bertanya lagi seolah-olah dia menyesal telah mengirim Anna ke antah berantah—atau menyesal telah membuat Anna menjadi umpan sesuatu.

"Kalau kamu mau berubah pikiran, Ayah akan mengirimkan kamu ke sekolah terdekat," ujar Ayah di suatu makan siang yang canggung. "Kamu bisa ... sekolah sama May dan Hanna."

Tidak seorang pun Anna izinkan untuk melihat perang dingin antara Anna dan mantan sahabat-sahabatnya bahkan orang tuanya sendiri. Alasan Anna tidak berontak adalah karena mereka, Anna tidak memiliki urusan lagi untuk selalu terhubung dengan para brengsek sekali pun harus berada di sekolah berasrama atau bersekolah di seberang pulau dan harus mengarungi lautan berhiu setiap hari. Anna bahkan tidak peduli lagi dimana dirinya akan berada jadi mestinya itu bukan masalah.

"Ada yang salah sama sekolahnya?" gumam Anna di antara kunyahannya pada beef asam-manis.

Ayah terlihat ragu sedikit gugup—dan dia hanya gugup saat berbohong. Ayah mungkin seseorang yang hebat di tempat kerjanya hingga dia mampu mencapai segalanya yang diimpikan laki-laki pada umur empat puluh enamnya, tapi dia tidak bisa berbohong pada Anna; pada keluarganya.

"Sekolahnya bagus dan bermartabat," Ayah menjelaskan seakan itu bukan hanya sekolah bagus. "Tapi, kamu mungkin akan sedikit terkurung."

Anna bergeming, ucapannya tidak mengejutkan atau memiliki apa pun yang bisa membuat Anna bereaksi.

Terus kenapa kalau sedikit terkurung?

"Aku ngga liat itu sebagai sebuah masalah," tutur Anna yang malah membuat Ayah terlihat semakin tidak keruan.

Ayah memegang jam tangan yang selalu diputar-putar ketika Ayah gugup seolah itu jam anti rasa cemas. Jam tersebut merupakan benda yang diberikan Kakek sebagai warisan turun-temurun, jenis jam yang akan selalu diwariskan terus menerus karena akan terlihat sama di setiap zaman. Anna melihatnya sebagai warisan rasa cemas turun-temurun.

"Kalau gitu," Ayah akhirnya berbicara lagi setelah beberapa saat. "Kamu akan kerasan di sana." Ayah meyakinkan.

Anna menahan dirinya agar tidak memutar mata. Seolah Anna punya satu tempat saja untuk bisa kerasan; Anna tidak punya.

Seminggu berlalu dan di hadapan meja rias yang umurnya lebih tua daripada Anna ini—warisan abadi lainnya yang setiap cat dan ukirannya tidak pernah terkelupas—Anna menghabiskan satu jam sebelum kepergiannya dengan berlama-lama menghias wajah.

Rambut sebahunya bergerak dramatis ketika Anna mengangkat hairdryer dan membiarkan rambutnya yang sudah kering terkena lagi angin panas.

"Pasti seneng ninggalin Ayah dan Ibu, 'kan?" Araya, adik laki-laki Anna yang berumur sepuluh tahun, muncul kemudian menyandarkan tubuhnya di kusen pintu.

Electric Kiss [아파도 돼]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang