"Kamu hanya perlu biasa dengannya, dan kamu tak mempermasalahkan
buruknya.
Menurutmu, siapa kali ini?"Kalian kenapa bisa sampai jambak-jambakan seperti tadi?" bu tika bertanya setelah bu neni menceritakan apa yang baru saja terjadi.
Disa menundukkan kepalanya sedangkan meteor kembali menampilkan tampang datarnya, keduanya diam merasa enggan menjawab.
"Kamu lagi meteor, kamu biasa masuk ruangan saya karena adu jotos Kenapa sekarang malah jambak-jambakan kayak perempuan berantem" bu tika menghela napas mengurut hidungnya, bosan melihat meteor yang selalu masuk keruangannya.
Meteor mendelik perempuan disampingnya "bu dia ini nyari masalah sama saya" meteor berkata ketus
Disa membulatkan matanya kemudian menghadap kearah meteor mengacungkan jari telunjuknya kearah meteor
"Dia ini bu, yang duluan nyari masalah!"
Meteor ikut menunjuk disa memandang sengit.
"Dia bu yang langsung ngejambak saya dikelas""Sembarangan! Lo itu yang tadi pagi bikin baju gue kotor terus gak mau minta maaf!"
Bu tika menggelengkan kepalanya merasa tidak kuat mengahadapi keduanya.
"Meteor! Disa! Sudah berhenti, sekarang hormat bendera sampai istirahat kedua!"
"Tapi bu, panas" disa melihat kearah jendela memelas agar mendapat penggantian hukuman
"Ya karena panas ibu suruh hormat bendera kalau hujan nanti kalian malah kayak india gitu lagi hujan-hujanan"
Sontak keduanya menampakkan tampang jijik "dihh" keduanya berseru bersamaan
"Ya udah cepat sana kelapangan"
Bu tika ikut berjalan bersama disa dan meteor, takut kalau-kalau nantinya mereka malah kabur kekelas bukannya ke lapangan dan juga mencegah mana tau mereka kembali bertengkar selepas keluar dari ruangannya
"Ingat, kalian hormat sampai jam istirahat kedua!"
Keduanya hanya mengangguk dan mulai menghormati bendera merah putih yang tepat berada di depan matahari.
Diam-diam disa melirik kesal kesebelahnya. Mau di taruh dimana mukanya sebagai anak baru sudah dihukum seperti ini.
Waktu terus berlalu semakin lama mata disa semakin menyipit merasakan panas yang menyengat. Gadis itu melihat jamnya menunjukkan jam sebelas,
"satu jam lagi akhirnya!" disa berteriak dalam hati
Tiba-tiba saja ada yang berteriak keras dari arah koridor sekolah
"te!" meteor menoleh kemudian menaikkan alisnya
"Tangkep nih, gue lempar" cowok dikoridor itu mengancang-ancang untuk melempar botol di tangannya
Ketika botol itu terlempar dengan sigap meteor menangkap, membuka tutup botol itu dan langsung meminumnya
Sedangkan disa melihat dengan muka nelangsa, satu jam yang bisa membunuhnya saat ini. Dia butuh minuman dingin seperti yang meteor minum.
Disa pasrah, masa iya tadi marah-marah sekarang malah sok baik minta air, gengsi dong.
Meteor melirik kemudian mengulurkan botol ditangannya
"Mau?"
"Mau!"
"Beli, biar tau harga!" meteor tersenyum miring menarik kembali minumamnya dan meneguk sampai habis
Cukup sudah, emosi disa kembali naik apalagi badannya terasa panas karna sengatan matahari. Dengan kekuatan penuh ia menendang kaki kering cowok itu dan langsung berlari
"BRENGSEK, copot nih kaki gue!" meteor berteriak keras, memegangi kakinya merasakan kakinya teramat sakit.
Sedangkan disa yang mendengarnya tersenyum senang sambil terus berlari ke arah toilet.
"Rasain lo berudu!" disa berkata dalam hati
30 maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
lluvia
Teen FictionSungguh kamu tak akan tau jika perasaan itu bisa saja di bolak-balikkan oleh takdir tanpa persetujuanmu bahkan tanpa kamu sadari ❤