cuatro

20 3 0
                                    

Pagi yang cerah untuk seorang anak baru yang telat. Disa menghela napas dan menatap nanar kearah satpam yang baru saja menutup pagar sekolahnya

"Pak atulah baru telat 1 menit doang"

"Gak boleh neng, bapak ke pos ya"

"Eh eh pak!" disa berteriak memandang kepergian satpam sekolahnya

Ketika disa sedang menunggu tiba-tiba saja dua perempuan datang menggunakan sepeda motor keduanya berdecak memandang pagar yang sudah terkunci

"Eta sakola cepet pisan masuknya" gerutu perempuan yang mengemudikan motor sambil melepas helmnya

Disa tertunduk memainkan batu didekat sepatunya, gadis itu memikirkan mengapa sial sekali harinya berada di sekolah ini itupun baru dua hari.

Karena kesal disa menendang pelan batu itu ke samping dan berhenti tepat di depan sepatu seseorang.

Gadis itu mendongakkan kepalanya terdiam sebentar dan langsung menundukkan kepalanya, kejadian tangan nakalnya semalam berputar dikepalanya.

Sedangkan meteor tersenyum miring kemudian mengangkat handponenya ketika disa mencuri lirik kearahnya.

Lima belas menit empat orang murid itu menunggu dan akhirnya guru bk datang untuk mengurusi mereka

Baru saja bu tika sampai di gerbang, dua orang perempuan yang menggunakan sepeda motor itu langsung berdiskusi dengan raut wajah cemas

"Bu kita ada ujian pagi ini, hukumannya boleh nanti aja pas pulang?"

"Ohh kalian kelas 12 ya, ya udah catat dulu nama sama kelas kalian terus langsung keruangan ya"

"Baik bu" kedua perempuan itu segera menulis dan bergegas memasukkan sepeda motor nya dengan tergesa-gesa.

"Loh ya ampun kalian udah akur sampai terlambat bareng gini"

Keduanya saling melirik kemudian memasang raut muka meremehkan
"Ya kali bu" serempak keduanya

Bu tika memicingkan matanya kemudian tersenyum yang terlihat aneh dimata disa

"Ya sudah catat nama kalian dulu" bu tika memberikan bukunya yang langsung di sambut meteor terlebih dahulu.

Laki-laki itu menuliskan nama dan kelasnya kemudian kembali memberikan buku itu pada bu tika padahal sudah jelas tangan disa  terulur untuk mengambil buku itu.

Perempuan itu memutar bola matanya kemudian menyambut buku pemberian bu tika.

Tiba-tiba saja terlintas satu ide di benak gadis itu, ini demi pembalasan dendamnya!

Tuhan emang ngebantuin anak yang sholeha

Disa tak bisa menyembunyikan senyumnya bahkan ketika bu tika memberikan hukuman menyapu halaman sekolah pun bibirnya tetap tersenyum

Ketika keduanya selesai menjalankan hukuman, bu tika melihat hasil pekerjaan mereka dan menganggukkan kepalanya.

Disa memulai aksinya, gadis itu mendekatkan dirinya pada bu tika dan membisikkan sesuatu yang pastinya membuat angkasa memicingkan matanya

Tatapannya tajam terarah pada satu titik mata caramel didepannya yang hanya disambut senyum miringnya

Disa membuka tasnya, mengambil kotak pensil dan mengeluarkan sebuah gunting. Meteor yang melihatnya masih belum mengerti apa yang akan perempuan ini lakukan.

"Meteor rambut kamu ini udah panjang banget sini ibu potong sedikit"

Deg

Meteor membulatkan matanya dan langsung menatap gadis yang cekikikan disamping bu tika, meteor sudah mengancang - ancang akan berlari namun langsung terhenti saat disa menarik tasnya

Bu tika menarik rambut meteor sampai membuat meteor sedikit merunduk

"Bu saya janji besok saya potong, jangan di sopakin bu"

"Iya iya meteor ibu tau kok kalo kamu bakal jelek kalo botak, ibu rapikan atasnya saja"

Mendengar itu disa tak kehabisan akal, ketika tangan bu tika akan memotong ujung rambut laki-laki itu. Disa dengan sengaja menyenggol tangan bu tika mengakibatkan gunting itu memotong rambut meteor sampai dalam tapi hanya di satu titik saja.

"Eh aduh bu saya ga sengaja hehehe, saya ke kelas ya bu Assalamualaikum"

Disa langsung mengambil langkah seribu, berlari sejauh mungkin

Meteor memegangi rambutnya kemudian menatap nanar helaian rambutnya.

"RAMBUT GUE!!"

✡✡✡

Meteor melangkah cepat kedalam kelas, kepalanya tertutupi tudung hoodie yang digunakannya.

Tatapannya tajam membuat siapa saja melihatnya tau kalau laki-laki itu sedang marah.

Melihat dimas menghalangi jalannya, meteor menyenggolkan keras bahu laki-laki itu membuat empunya menggeram kesal.

"Aelah permisi kek, mulut itu diciptain buat ngomong" dimas terus menggerutu kesal sampai laki-laki itu duduk di bangkunya

Meteor membanting tasnya kemudian menenggelamkan kepalanya pada tangannya yang terlipat diatas meja.

Disa terkejut mendengar suara bantingan tas ketika dia menoleh, gadis itu menemukan meteor memejamkan matanya.

Disa menyudahi perbincangannya dengan dewi dan memutar badannya kearah meteor, mata caramel itu meneliti kepala meteor yang tertutupi hoodie.

Meteor yang membuka sedikit matanya melihat disa duduk menghadapnya, matanya bergerak mengawasi apa kali ini yang akan dilakukan gadis itu.

Tangan mungil itu terulur ingin melihat rambut meteor yang tadi terpotong. Ketika tangannya hampir menyentuh tudung hoodie, meteor langsung menepis tangannya kasar dan kembali menenggelamkan kepalanya kearah berlawanan

Disa terdiam mengulum bibirnya, disa bukan tipe gadis galak yang tidak peduli dengan sekitar. Bahkan sifatnya lebih ke ceroboh dan mementingkan perasaan orang lain.

ketika melihat meteor mengacuhkan dan tampak benar-benar marah dengannya membuat gadis itu menggit bibir bawahnya merasa bersalah.

Apa tadi ia keterlaluan? Disa menggumam dalam hati.

5 april 2018

lluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang