cinco

18 2 0
                                    

"Disa ini kenapa dirumah ada abang ojek?" disa meringis mendengar mamanya bertanya dengan suara tinggi.

"Emm itu anu ma tolong ambilin topi warna hitam dikamar terus kasiin ke abangnya"

"Loh ini pacar kamu?!"

Disa membulatkan matanya, kenapa pula mamanya ini bisa berfikir seperti itu.

"Bukan ma! Udah kasiin aja ntar aku jelasin dirumah, udah dulu ya ma. Assalamualaikum"

Disa langsung menutup sambungan telponnya agar mamanya tidak meneruskan pidatonya.

Saat ini disa sedang berada digerbang sekolah tepatnya pos satpam yang ada didekat gerbang, gadis itu terus mengigit kukunya merasa cemas.

Matanya kembali mengecek hpnya dan dengan tidak sabar jarinya mendial nomor seseorang yang sedari tadi ia tunggu

"Mas udah dimana?"

"Iya mbak ini udah didepan sekolahnya, pagarnya ditutup."

Disa langsung memutuskan sambungan dan berlari kearah gerbang.

"Mas disini!" disa tersenyum kemudian mengambil barang pemberian abang ojek dan memberikan bayarannya, tak lupa berterima kasih seperti yang sering diajarkan ibunya.

Disa berlari kearah kelasnya, 5 menit lagi bel pulang akan berbunyi dan dia harus sampai di kelas sebelum bel.

Akibat rasa bersalahnya dan meteor yang benar-benar mengibarkan bendera perang, disa sampai melakukan hal konyol seperti ini.

Sesampai di pintu kelas, anak kelas masih melakukan aktivitasnya masing-masing. Disa mencoba menetralkan napas nya kemudian duduk di bangkunya.

Tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal merasa bingung bagaimana cara memberikan topi yang berada dilaci mejanya.

Kringg

Mendengar bel pulang berbunyi, meteor mengusap wajahnya masih enggan bergerak dan setelah sepuluh menit mengumpulkan nyawa akhirnya meteor menegakkan kepala.

tak

"ANJIRR"

pandangannya sedikit mengabur merasakan lemparan itu tepat berjarak 5 centimeter dari matanya, rasanya mengenai keras saraf matanya.

Sedikit menetralkan pandangannya kemudian laki-laki itu menoleh kearah lemparan dan menemukan pelakunya sudah kabur, berlari sekencang mungkin

Sudah dipastikan pelakunya gadis yang akhir-akhir ini menyusahkan hidup meteor. Siapa lagi kalau bukan adisa serliana

Tangannya terkepal menahan emosi, kemudian pandangannya terarah kembali ke benda yang dilemparkan gadis itu.

Topi?

Tangan meteor terulur mengambil topi yang tergeletak diatas meja. Matanya meneliti topi hitam polos dengan gambar emotikon alien (👽) di depannya.

Meteor membalik-balikkan topi ditangannya bermaksud mencari sesuatu yang dia sendiri tidak tau mungkin saja sebuah pesan?

Cowok itu menggelengkan kepalanya memakai tas dan berjalan keluar kelas. Baru saja berada diambang pintu, tangannya tergerak memakai topi di tangannya hingga menutupi sebagian wajahnya.

Bibirnya bahkan tak sedikitpun membentangkan sebuah senyuman, hanya terkatup dengan sorot mata tajamnya melangkah kearah motornya dan beranjak pulang.

✡✡✡

"tadi kenapa abang ojek di kasih topi?"

Disa mendengus pelan, dia baru saja berganti baju dan berniat untuk minum ke dapur tetapi mamanya itu sudah menanyakan hal tidak penting.

"Ma bukan di kasih, tapi itu dia anter ke sekolah" disa menjawab sambil mengambil air dingin dari kulkas menuangkan kegelas.

"Loh buat apa kamu minta anterin kesekolah? Buat pacar kamu ya?"

"Uhuk!" disa tersedak hingga rasanya air mengalir kehidungnya, matanya ikut berair merasakan perih.

"Ma! Perasaan pacar mulu yang di bahas!"

"Ya kamu sih masa ga pernah bawa pacar kesini"

"Mama harusnya bangga dong anaknya ga pacar-pacaran gimana sih" disa merengut kesal kemudian berjalan cepat menaiki tangga kerumahnya.

Disa terduduk di tepi kasur, kalimat mamanya terlintas dikepalanya

"Buat pacar kamu ya"

"Ganteng sih tapi galak" tanpa sadar gadis itu menggumam, sedetik kemudian matanya membulat. Pemikiran macam apa itu! Disa menggelang cepat

Memikirkan topinya yang sekarang bernasib apa itu lebih baik, apa topinya di buang Atau dibakar?

Padahal itu topi kesayangannya kalau sampai topi itu tidak kembali, disa harus rela iya harus rela

tapi ga ikhlas!

Ponselnya berdenting menandakan pesan masuk, disa sempat berfikir siapa kira-kira yang mengirimkannya pesan.

Disa membulatkan matanya, nama meteor berada tepat di paling atas daftar chatnya.

Dengan menggigit bibir dalamnya disa membuka chat dari meteor

Meteoresta : lo kn yg lmpr topi?

Selama 15 menit disa hanya memandangi chat tersebut masih bingung ingin membalas atau tidak, kalaupun iya mau balas apa coba?

Hp nya kembali berdenting menandakan pesan baru masuk.

Meteoresta : mta gw cdra

Mampus!

Disa syok membaca pesan meteor, masa sih tadi dia ngelemparnya pas deket mata? Masa kuat banget sampe cedera.

"Engga ah orang tadi pelan kok, kayaknya sih" disa bergumam pelan

"Lagian apasih ini pesan singkat-singkat gak jelas" disa kembali menggerutu dan segera mengetikkan balasannya

Adisa serliana : gue ngelemparnya pelan kok, lo aja tuh yang lemah!

Read

"Kok cepet amat?!" disa mencak-mencak melihat meteor yang dengan cepat membaca pesannya seperti memang ingin membalas dendam

Meteoresta : ngp ngsh topi sgla

Adisa serliana : pas nemu deket depan toilet mana tau lo butuh kan rambut lo sopak gitu HAHAHA

disa tersenyum puas melihat balasan yang diketikkannya untuk manusia songong itu

Meteoresta : ykn nmu d toilt? Gk pny l?

Adisa serliana : gila aja punya gue ha-ha

"Bohong dikit gak papa kali ya" disa tersenyum bangga

Sedangkan di tempat lain meteor tersenyum miring mengetikkan balasanya dan langsung mematikan handphonenya

Meteoresta : brrt gpp gw buang

Disa membulatkan matanya.

topi gue!

9 juni 3018

lluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang