🌼 vernon × umji

1.4K 129 21
                                    

Hansol kecil berdiri di depan kelas sementara ibu guru menjelaskan kepada seluruh murid tentang kelas mereka yang kedatangan murid baru.

Hansol sedikit tegang, namun suara ibu guru yang lembut memberinya kekuatan untuk tetap berdiri dan menatap ke seisi kelas.

"Ayo perkenalkan dirimu nak!" Ucap ibu guru sambil tersenyum.

"Annyeonghaseyo, chwe hansol vernon imnida, bangabseumnida." ucapnya dengan lancar.

Hansol sudah berlatih mengucapkan perkenalannya dengan fasih. Namun tatapan dari penghuni kelas masih sama seperti saat pertama kali ia memasuki kelas. Tatapan yang membuat hansol merasa tersudut.

"Baik nak hansol ayo duduk di sebelah sana." Ibu guru menunjuk kursi didekat dinding yang berada di barisan ketiga. Hansol pun menurut.

Tatapan mereka mengikuti hansol sampai ia duduk di kursinya. Hansol meyakinkan dirinya untuk tetap tenang.

Hansol duduk di sebelah gadis kecil yang sepertinya tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Gadis kecil itu sibuk menggambar bebek di buku belajar menghitungnya sementara ibu guru mulai membuka kelas pagi.

Hansol bersyukur pelajaran pertama adalah menghitung. Setidaknya ia tidak harus membaca karena ia belum terlalu lancar membaca hangul.

Waktu istirahat pun tiba. Anak-anak berhamburan keluar kelas untuk bermain di luar.

Hansol melihat gadis kecil di sampingnya mengeluarkan kotak makan siangnya, begitu juga dua anak didepannya dan kemudian berbalik menghadap ke arahnya. Ia merasa agak canggung sekarang.

"Tidak bawa bekal?" Tanya gadis kecil yang duduk dihadapan hansol.

Hansol hanya diam. Ia memang tidak bawa bekal karna ibunya terburu-buru tadi pagi.

"Tidak bisa bahasa korea?" Tanya gadis itu lagi.

"Aniya, Aku bisa sedikit." jawab hansol.

"My name is boo seungkwan, I'm from jeju." ucap anak laki-laki disampingnya.

"Yewonie aku tidak salah kan?"

Hansol bisa mendengar anak itu berbisik pada gadis kecil yang duduk disebelahnya.

Gadis kecil itu mengangguk kemudian membuka kotak bekalnya lalu mengambil sebuah garpu kecil.

"Kita berbagi bekal saja, tidak bawa bekal kan?" katanya sambil menyodorkan garpu itu kepada hansol.

Hansol hanya mengangguk lalu dengan malu-malu mengambil garpunya. Ia sebenarnya sudah sangat lapar karena tidak sempat sarapan.

"Yewonie apa aku boleh minta juga?" Tiba-tiba gadis kecil di sebelah hansol ikut berbicara.

"Tentu saja boleh, bundaku memang sengaja membuatnya banyak." gadis kecil itu memajukan kotak bekalnya.

Mereka berempat akhirnya berbagi bekal. Dimulai dari gadis kecil dihadapan hansol lalu diikuti anak laki-laki bernama boo seungkwan yang membagi telurnya menjadi setengah. Gadis kecil yang duduk disebelahnya juga ikut membagi nasi gorengnya dengan hansol.

Hari ini hansol mendapat tiga teman baru. Meskipun mereka berkenalan sambil makan bekal tapi hansol kecil merasa nyaman dan diterima dengan baik oleh mereka.

Hansol berusaha menghafal nama ketiga temannya itu. Kim yewon yang duduk di depannya, boo seungkwan anak laki-laki di sebelahnya dan hwang eunbi yang duduk di samping dirinya.

Boo seungkwan adalah anak yang sangat cerewet, ia terus bercerita sambil memakan bekalnya. Hansol dan yewon sesekali tertawa mendengar leluconnya sedangkan eunbi sibuk makan nasi gorengnya sambil sesekali mencomot sosis goreng yewon.

"Yewonie aku masih mau sosis."

Eunbi mengambil sosis yewon yang tinggal dua, di saat bersamaan hansol juga mengarahkan garpunya namun kalah cepat.

Yewon yang melihat hanya tersenyum.

"Ambil saja hansol."

"Memangnya tidak apa-apa?"

"Aku sudah sering makan sosis goreng buatan bundaku."

Hansol menggeleng.

"Sosisnya kan tinggal satu."

"Makan saja hansol." yewon menyendok sosisnya.

"Ayo aaa!"

"Yewonie kenapa kau menyuapinya?" Sela seungkwan.

"Dia tidak mau makan sosisku, hansol-ah ayo aaa!"

Akhirnya hansol membuka mulutnya lalu memakan sosis tersebut.

Antara malu atau entah kenapa ia tiba-tiba menjadi gugup. Ada perasaan aneh yang muncul di dalam hatinya, perasaan berdebar yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kedua pipinya terasa menghangat dan memerah.

"Yewonie memangnya kita sedang bermain rumah rumahan?!" Ucap eunbi setelahnya.

Yewon hanya membalasnya dengan senyuman riang sambil celoteh ria. Ia bilang berbagi itu menyenangkan.

Sedangkan hansol kecil hanya memperhatikan yewon sambil mengunyah sosisnya.

Jantungnya terasa berdebar lagi. Namun hansol mengira perasaan itu hanya muncul karena ia merasa malu.

Sampai musim panas empat belas tahun kemudian hansol baru menyadari perasaan itu tidak pernah hilang.

"Hansol-ah, seungkwan dan eunbi kemana?"

"Sedang beli kue ikan, katanya duluan saja."

"Kalau begitu ayo kita cari spot yang bagus untuk lihat kembang api!"

Yewon berlari kecil menuju tepian sungai han.

"Hansol kesini!" Panggilnya sambil melambaikan tangan.

"Cepatlah sebentar lagi dimulai!" Yewon menarik tangan hansol membuatnya berdiri di sampingnya.



DWARRRR DWAARRRR DWAAARRRR



Satu persatu kembang api mulai bermunculan. Cahaya warna-warni menghiasi langit malam kota seoul. Mata yewon berbinar menatap langit. Senyum bahagia mengembang di wajah cantiknya.

Hansol merasakannya lagi, perasaan aneh yang mebuat seluruh perhatiannya terpusat pada yewon.

"Yewon-ah,"

Yewon menoleh menatap hansol, masih dengan senyum cerianya.

"Aku menyukaimu." ucap hansol bersamaan dengan suara letusan kembang api.

Bodoh, rutuknya dalam hati.

Hansol mulai merasa cemas menunggu reaksi dari yewon. Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya ketika menyatakan perasaan pada mantan-mantannya.

"Aku juga suka." ucapnya ceria lengkap dengan senyumam manisnya.

Hansol menatapnya tidak percaya. Yewon juga menyukainya?

"Aku juga suka kembang apinya." ulangnya masih dengan ekspresi yang sama.

Seketika rasa sesak memenuhi paru-parunya. Hansol kecewa, namun sedetik kemudian ia tersenyum membalas senyuman hangat yewon yang selalu membuat hatinya terasa berdebar.

"Kembang apinya memang indah ya." ucapnya lagi sambil mengusak kepala yewon.

_____
aku gak tau gimana caranya nulis suara kembang api -_-v
jangan lupa voment dan kritik & saran kalian :))

Navillera 一 svtgfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang