Chapter 3

15 2 0
                                    

Bandung, 18 Juli 2017
  Hari ketiga ospek hari dimana agenda yang paling ribet sedunia. Agenda pensi per gugus yang akan di tampilkan dan diseleksi tampil ke panggung untuk di saksikan oleh bapak Wali Kota membuat gua dan kak Elin bingung apa yang akan di tampil kan dari gugus kita. Awalnya gua punya ide untuk drama musikalisasi tapi terlalu banyak properti. Lalu kak Elin memberikan ide accoustic-an. Okay ide itu langsung di terima oleh para adik siswa baru.
"Untung ada yang bisa main alat musik" keluh ku.
"Haha iya, semoga saja bisa terseleksi dik dari gugus kita suatu kebanggaan banget" sahut kak Elin.
  Saat menunggu giliran gugus gua dan kak Elin tampil, gua dan kak elin duduk di pinggir lapangan, langsung saja mata gua menyipit saat gua melihat cowo dingin itu.
"Kak El tau siapa nama cowo itu gak? Yang wajahnya dingin kek es batu tuh" tanya ku.
"Oh.. almansyah?kenapa?suka dik?haha?"tanyanya beruntun.
"Nggak ih cuma tanya aja dia pendiem banget"
"Ya emang udah watak tapi dia manis kok haha" jawab kak Elin sambil tertawa kecil.
   Menurut gua dia emang manis sih tapi sedetik ini belum terpecik rasa suka kedia aneh hanya rasa kagum yang gua rasain.
   Tiba saatnya gugus gua dan kak Elin tampil. Gua dan kak Elin deg degan karena berharap bisa lolos dan naik ke panggung saat bapak Wali Kota nanti datang.
Well, karena pensi dari gugus lain masih banyak dan gua merasa bosan akhirnya gua pergi ke kantin sama sahabat gua Salma yang.

"Ra, tau gak si itu cowo dingin yang lo maksud" kata salma
"Si Almansyah?kenapa?"
"Lo udah tau namanya?wah stalker banget dah lo haha.." ledek Salma
"Kagak dah gua di kasih tau kak Elin"
"Oh.. gitu gua kira stalk sosmed dia lo haha.."
"Apaan sih, kenapa dia?" Tanya gua
"Dia deket sama Dea anak IPA 8" jawab Salma
"Oh.. terus kenapa?"
"Bukannya lo suka sama dia?"
"Kagak dah gua biasa aja sama dia"
"Masa iya sih biasa aja haha.." ledek Salma
Yah emang gua cuma kagum aja sama dia gak ada rasa suka jadi waktu Salma bilang kalo dia deket sama Dea anak IPA 8. Ya emang sosok Dea itu cantik, kalem, dan yang paling mengejutkan adalah dia anak ekstra musik. Ekstra yang paling bergengsi karena udah banyak diundang di acara televisi nasional. Pantes aja sih kalau si Cowo dingin itu suka sama Dea.
Gua dan Salma balik lagi kelapangan untuk ngelihat acara pensi yang sedari tadi belum terselesaikan karena durasi yang di sediakam juga cukup lama dan untung saja hari ini mendung tidak cukup terik saat duduk di pinggir lapangan.
    Ospek hari ke tiga pun selesai gua sengaja pulang langsung dan izin tidak mengikuit evaluasi karena mama gua yang masih sakit. Gua langsung bergegas dan menemui kak Wijaya.
"Kak mohon maaf saya tidak bisa ikut evaluasi karena mama saya sakit"
"Oh iya dik, cepat sembuh untuk mamanya" katanya sambil tersenyum kecil.
Gua cuma mengangguk.
Dan gua langsung bergegas meninggalkan kak Wijaya untuk cepat cepat pulang merawat mama dirumah yang sedari tadi menunggu bubur yang gua bawa.

Donatur.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang