Rasa ini menyeruak masuk dan berselubung kian cepat menempati relung hatiku di setiap incinya. Sebenernya aku tidak ingin menghiraukannya, biar saja ia menguasai hati dan pikiranku saat ini. Toh, aku tidak peduli, karena pada akhirnya orang yang membuat pilu ini kian besar tetapi kian bisu pun tak sanggup untuk berbagi rasa bagai tak peduli atau bahkan menganggapku sudah tidak ada lagi di permukaan bumi ini.
Kian lekat ku memandangi poto 3x4 yang didalam nya ada seseorang yang memiliki beribu makna untuk diriku dan kehidupanku. senyumannya pekat penuh arti membuat ku tak kunjung menyudahi apa yang membuatku kian melesat masuk ke antara celah kepiluan dan tak tahu kapan ia akan menemukan jalan keluar untuk membebaskan keresahan yang kian menggebu.
Entah sampai kapan aku akan terus mengenang semua halayak tentang nya yang bahkan belum tentu memikirkan diriku di setiap langkah kehidupannya. Rasanya begitu getir bak petir yang menjelajah masuk kedalam relung hati ku yang menyinyir. Ingin rasanya bertemu walau hanya sekedar menyapa tanpa harus peduli dengan apa yang terjadi di masa lalu. Tapi aku rasa itu sulit, bagaimana tidak hanya melihat nya dari kejauhan saja membuat dadaku berdegup kian cepat bak orang yang sedang lari marathon.
Sebut saja diriku 'lebay' yang tak tau tempat ketika berteriak sehabis melihatnya dari kejauhan. Karena memang rasanya bagaikan aku menemukan separuh potongan tubuh ku yang rumpang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa
ПоэзияSenja ku kini berarti, Karena hadirmu saat ini, Menemaniku di penghujung hari, Bersama secangkir kopi- Rasanya, Hati ini enggan beranjak pergi, Walau gelap telah menghampiri. Rasanya, Kepulanganku tiada berarti, Mungkin karena tidak ada yang menanti...