05

9.3K 1.1K 83
                                    

Jihan sedang terbaring di sofa sambil menendang-nendang angin. Ia sedang kesal, kesal karena suaminya sudah pergi sejak tadi pagi dan sampai sekarang belum juga kembali.

Tadi pagi, Guanlin membangunkan Jihan untuk mengajaknya mendaftar di universitas WO, tapi Jihan menolak karna terlalu mengantuk.

Beruntunglah Guanlin sangat menyayanginya hingga akhirnya Guanlin lah yang berangkat sendiri dan mengurus pendaftaran mereka berdua.

Bukannya apa, Guanlin juga tidak mau membuang-buang tenaga untung menceburkan istri kecilnya itu ke bak mandi. Jadilah ia hanya kembali menyelimuti Jihan dan langsung pergi.

Untungnya Guanlin sudah membelikannya sarapan, jadi ia tinggal memakannya setelah bangun tadi.

Sungguh, sekarang Jihan sangat menyesal karna tadi malam menonton drama hingga larut dan berakhir susah bangun. Jika saja ia tadi pagi bangun dan ikut dengan Guanlin, ia tidak akan kesepian seperti sekarang.

"Ah! Terkutuklah drama yang tadi malem!! Huhu, uda sad ending pula itu drama" teriak Jihan.

Jihan bisa saja menelepon Guanlin dan memintanya untuk cepat pulang, tetapi parahnya Guanlin meninggalkan ponselnya di sofa.

Oh iya, Jihan juga mengutuk kakaknya agar semakin gembul karena telah menolak menemaninya dengan alasan sedang belajar mengurus perusahaan Papanya. Ah atau dia harus mengutuk Papanya yang menjadi gembul?

Karena sangat benci dengan kesepian, Jihan bahkan sampai menyalakan TV dan radio secara bersamaan. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi kerumah Mamanya saja.

"Pake Taxi? Atau Ojek Online ya? Tapi takut huhu" Jihan meringis mengingat bahwa ia sangat takut menaiki kendaraan seperti itu dan Guanlin akan marah besar jika tau ia pergi sendiri dengan taxi ataupun ojek online.

Jihan menggigit bibirnya, apa dia harus berjalan kaki? Atau menelepon Jinyoung?

Akhir-akhir ini, Jihan sedikit menjauh dengan Jinyoung setelah mendengar bahwa Jinyoung dekat dengan seorang perempuan.

Bahkan kemarin Jinyoung menelepon dan ia tidak mengangkatnya. Guanlin saja sampai heran dengan perilaku istrinya ini.

Cemburu? Tidak-tidak, Jihan tidak cemburu. Ia hanya tidak mau mengganggu acara pdkt kakaknya itu. Dan takut-takut jika perempuan yang menjadi calon pacar Jinyoung tidak menyukai kehadirannya.

Ditengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Jihan langsung tersenyum karena kemungkinan suaminya lah yang datang.

Jihan langsung berlari menuju pintu dan membukanya dengan semangat.

"Lin, kam-"

Jihan membeku melihat seseorang yang ada dihadapannya.

"Long time no see, Jihan Park-Ah! Maksud gue, Jihan Lai?"

🔑🔑🔑

Jihan sedang duduk di ruang tamu, berhadapan dengan wanita berwajah antagonis yang baru saja 5 menit yang lalu masuk kedalam rumahnya.

"Lo mau apa? Guanlin lagi keluar" ucap Jihan dengan wajah yang sedikit dibuat seram, yah meskipun sebenarnya jauh dari kata seram.

"Santai dong cantik, gue disini cuma mau ngucapin happy wedding? Jahat ya, nikah gak ngundang gue. Padahal kan gue juga ambil peran dalam kisah cinta seorang Lai Guanlin dan Park Jihan"

Sudah bisa kalian tebak sendiri kan wanita ini siapa?

"Thanks yeon, tapi sayangnya ruangan pas nikah udah penuh, jadi gak bisa ngundang siapa-siapa lagi" jawab Jihan sambil meminum susu kotaknya.

Micro-wife +guanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang