Malam belum terlalu larut namun keempat traveler dengan tujuan yang berbeda sudah berkumpul di kamar penginapan.
"Main kartu yuk! Atau mau ngapain nih? Masih pagi, guys!" celetuk Lea.
"Kartu boleh, bawa kartu apa, Le?" tanya April.
"Aku bawa Uno sama Domino, mau yang mana?"
"Ukh, lagi nggak minat main kartu nih, yang lain aja gimana? Kita main truth or dare?" balas Amy.
"Amy ih, nggak seru banget! Aku stay sama main kartu. April sama Nala gimana?"
"Ahahaha, dua-duanya aku nggak masalah sih sebenarnya." Jawab April pasrah. "Nala deh, kamu mau main apa?" tanya April membuat Nala sebagai penentu jawaban.
"Ng, teman-teman, maafkan aku ya, sepertinya malam ini aku nggak bisa main dulu deh sama kalian. Aku terlanjur bikin janji sama orang, buat novel." Jawab Nala sambil mengatupkan kedua telapak tangannya pertanda meminta maaf.
"Yaaaahh!" seru Lea, April, dan Amy bersamaan.
"Ini yang lebih nggak asik ternyata." Ucap Lea bersungut-sungut.
"Mau gimana lagi Le, ntar aku nyusul deh kalau kalian masih main. Oke?"
"Terserah, terserah, kamu pokoknya nggak asik!"
"Yaelah, udah sih, Le. Tujuan Nala ke sini kan memang buat novel dia, kita harusnya dukung dong." Lerai Amy.
Lea terdiam dan beranjak menuju kopernya untuk mengambil kartu. "Udah La, berangkat aja, good luck ya!" kata Amy meyakinkan Nala.
"Semoga lancar ya Nala, have fun!" timpal April.
"Ya udah, good luck, La. Awas ya kalau nggak balik ke sini gara-gara novel kamu." Sambung Lea yang akhirnya merelakan Nala.
"Yes, terima kasih semuanya, maaf ya malam ini belum bisa main. I love you guys!" tutup Nala sembari mengambil selembar kain lebar yang multi fungsi dan menenteng tas laptopnya.
Nala tiba di lobby penginapan dan memperhatikan sekeliling. Belum terlihat. Sosok Namjoon belum nampak di lobby tersebut. Nala duduk di salah satu sofa yang menghadap ke pintu masuk. Setelah sepuluh menit belum ada tanda-tanda kemunculan Namjoon, Nala membuka laptop yang ditentengnya dari kamar. Tak lama kemudian Nala telah tenggelam dalam ketikan novel yang tengah digarapnya. Lalu sekitar empat puluh menit kemudian, Namjoon muncul di hadapannya dan memperhatikan apa yang sedang dikerjakan Nala. Nala masih asyik mengetik dan tidak sadar ada seseorang yang memperhatikannya tepat di depannya.
"Hey! Serius sekali?" sapa Namjoon setelah beberapa saat memperhatikan Nala.
"Uh! Kapan datang?" jawab Nala sedikit terkejut dan buyar dari konsentrasinya.
"Beberapa saat yang lalu, tapi kamu sibuk sekali. Maaf ya sampai membuatmu menunggu lama. Aku tertahan teman-teman, tapi berhasil meloloskan diri, hihihihi" jawab Namjoon sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya dan lesung pipinya, matanya menghilang dibalik senyum lebarnya. Nala tersipu melihat ekspresi yang diperlihatkan Namjoon.
"Mau pindah ke mana nih?" tanya Nala.
"Aku dapat info tempat yang lumayan asyik dan sepi di deretan sepanjang pantai. Mau ke sana?" tawar Namjoon.
"Boleh. Ng, aku boleh bawa laptop nggak? Barangkali aku menemukan inspirasi di sana."
"Bawa saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Connected by The Sea
Fiksi PenggemarNamjoon, dibawah nama panggung RM, seorang rapper, penulis lirik dan lagu, produser, sekaligus anggota BTS, salah satu grup K-Pop yang saat ini sedang naik daun. Karya-karyanya semakin banyak diterima oleh penggemar, tidak hanya di Korea saja namun...