Chapter 4

48 5 0
                                    

Nori Pov, 

"Jadi, apa saja yang terjadi padamu hari ini?" tanya Chizu padaku. saat ini kami bertiga sedang duduk manis diatas tikar.

Aku, Chizu dan Yuki berada ditaman bunga tersembunyi yang ditemukan teman-teman —Para Binatang— Yuki. 

Aku akui taman itu memang Indah dan menyegarkan mataku dari tulisan-tulisan yang ada dibuku. 

Aku berhasil menghafalkan 2 bab selama seharian dan cukup membuat semua tenaga dan energiku terkuras habis. 

"Tidak banyak yang terjadi" ujarku dengan datar saat menjawab pertanyaan Chizu. 

Yuki datang sambil membawa keranjang yang berisi satu set perlengkapan makan, teh, dan makanan manis. 

Aku membantu Yuki persiapkan acara minum teh kita sedangkan Chizu, gadis itu kerjaannya hanya menghabiskan persediaan makanan manis. 

"Chizu-chan, kudengar adikmu datang menyusulmu kedunia ini" tanya Yuki sambil menuangkan teko yang berisi teh kedalam cangkir. Chizu mengangguk pelan sedangkan mulutnya penuh dengan semua manisan. 

Aku menatap Chizu sambil meminum tehku perlahan "kau sangat mirip dengannya dan membuatku pusing" gumamku, lalu mengingat wajah Kaguya saat melakukan hal-hal konyol. Termaksud hal yang tadi dilakukan Chizu.

"Siapa yang kau maksud, Nori-chan?" tanya Yuki yang ternyata mendengar perkataan. Harusku akui pendengarannya tajam. 

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata "bukan siapa-siapa".

Chizu menatapku kesal karena perilaku dan sikapku yang cuek dan terbilang dingin. 

"Kau memiliki sikap dan perilaku yang harus kau buang jauh-jauh. Sungguh jika bukan karena kau menarik, aku tidak akan pernah berteman denganmu" sindir Chizu yang diajukan padaku. Aku hanya terdiam tidak menanggapi. Menarik.

"Sikap? Perilaku? Ah… Nori-chan kini kau mengingatkanku pada salah satu Chara yang akhir-akhir ini sedang Popular" ujar Yuki sambil menatap padaku dengan tatapan selidik. "Sangat mirip" gumamnya. 

"Apanya yan—"

"Benar, sangat benar. Nori mirip sekali dengannya dan apakah kau sudah dengar tentang Chara baru yang membuat semua gadis dikastil ini berteriak histeris" seru Chizu memotong perkataanku. 

"Iya. Aku baru saja mendengarnya" jawab Yuki mengabaikanku. 

"Jadi, bagaimana menurut—" 

"Aku akan pergi jika mengganggu kalian berdua" ucapku lalu mulai berdiri, tetapi dengan sigap Chizu menarikku untuk kembali duduk. 

"Maaf, maaf. Kami mendengarmu" ujar Chizu lalu disusuli Yuki. 

"Jadi, bisa kalian jelaskan tentang Chara ini" ujarku meminta penjelasan saat kembali duduk. 

"Baiklah…" Chizu berdeham lalu mulai melanjutkan penjelasannya "…dikastil ini kami juga memiliki laki-laki yang populer dikalangan para gadis, mereka menyebutnya Prince. Kalo tidak salah mereka ada 4 orang sekarang"

"Kei, Si kesatria. Rein, Si pemburu. Mika, Si pangeran dan baru-baru ini ada Chara baru tapi, aku tidak terlalu kenal" jelas Yuki.

"Kalian tertarik dengan mereka?" tanyaku yang otomatis membuat dua gadis itu menoleh kearahku dengan wajah terkejut.
"A…aku tidak menyukai mereka" jawab Chizu dengan percaya diri. Yuki mengangguk mengikuti jawaban Chizu.
"Aku bertanya, memangnya kalian tertarik dengan mereka?" tanyaku lagi.

Chizu terlihat geram padaku dan berkata dengan kesal "Aku dan Yuki sudah mengatakannya, kami tidak—"

"Aku menanyakan kalian tertarik dengan mereka atau tidak, aku sama sekali tidak peduli kalian menyukainya atau tidak. Tertarik dan menyukai bukankah hal yang berbeda" ujarku memotong kalimat Chizu.
Yuki terdiam. Sementara Chizu sedang bermain dengan otaknya mencari tahu apa yang aku maksudkan.

"Sedikit. Aku sedikit tertarik dengan salah satu dari mereka" jawab Chizu yang masih menyembunyikan rasa kesalnya padaku.

"Siapa?" tanyaku.

"Nori, kau tau…" Chizu bertanya padaku dan aku menjawabnya dengan gelengan kepala "…kau.. kau adalah orang yang paling menyebalkan yang pernah kutemui!!" teriak Chizu lalu mendorongku hingga jatuh ketanah.

"HUWAAA!!…"

"Jika kau bukan temanku sudah kuhabisi kau dari awal!!" seru Chizu lalu tersenyum dan mulai menggelitik pinggangku.

"Rasakan ini…!!" Chizu menggelitikku dengan bantuan Yuki. Tawa yang sudah lama aku tahan sudah tidak bisa aku tahan lagi.

"Hhahahaha…henti…hahah…hentikan… hahahaha…kalian berdua…hahahah…"

Chizu dan Yuki ikut tertawa sambil menggelitikku habis-habisan.

***

Aku menepuk pelan kedua pipiku yang sakit karena terlalu lama tertawa. Aku duduk didepan meja rias dengan cermin besar berbentuk persegi panjang keatas. Dicermin itu bayangan diriku terlihat sangat jelas.

Aku memperhatikan bayangan wajahku dicermin itu. Setelah dipikir-pikir sudah berapa lama aku tidak tertawa lepas seperti tadi.

Sejak kejadian yang menimpah keluargaku aku tidak lagi menampilkan senyuman ataupun wajah ceriaku, semua digantikan dengan sikap dinginku. Hanya Kaguya temanku satu-satunya yang berhasil masuk kedalam duniaku. Kenapa baru sekarang aku merindukannya.

Aku berjalan kearah jendela dan memperhatikan langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.

Tanganku kuangkat keatas langit seperti sedang mencoba meraih bintang-bintang, mana mungkin bisa aku meraih benda yang sangat jauh dari jangkauanku.

Aku menurunkan tanganku dan menatap langit dengan tatapan kosong. Hingga sebuah benda kecil berwarna melayang melewati kedua bola mataku.

Aku menyadari itu dan menatap cahaya kecil yang terbang masuk kedalam kamarku dan melayang melingkariku.

Cahaya berwarna kuning itu seperti sedang mencoba membuatku mengikutinya. Aku membuka pintu kamarku dan mengikuti cahaya itu hingga keluar kastil.

Cahaya kuning itu menuntunku hingga memasuki hutan. Aku tetap mengikutinya tanpa khawatir akan tersesat yang penting adalah memuaskan rasa penasaranku ini.

Kini aku memasuki gua yang entah berakhir dimana. Sudah lama berjalan didalam gua gelap yang hanya cahaya kecil yang menjadi penyinarnya.

Saat hampir berada diujung gua, aku dapat melihat cahaya redup disana. Aku berlari kecil menuju kesana.

Sesampai diujung gua yang merupakan jalan keluar, aku menatap takjub dan hampir tidak percaya apa yang kulihat.

Sebuah hutan Indah dengan danau ditengahnya dan tumbuhan bercahaya kebiruan menyinari disetiap tepi danau. Tumbuhan disana kebanyakan merupakan tumbuhan yang tidak akan pernah ada didunia asli.

Masih aku ikuti cahaya yang baru kusadari ternyata Kunang-kunang karena serangga itu sangat kecil jadi bisa menipu mata siapa saja yang melihatnya.

Kunang-kunang yang kuikuti ternyata terbang berkumpul dengan kawanannya. Serangga itu tersesat kekastil dan memasuki kamarku membuat mengikutinya dan membuatku terkejut dengan pemandangan Indah.

Aku berjalan melingkari sebuah pohon besar disamping danau, aku berjalan kebelakang pohon besar dan terkejut saat melihat mahluk yang sama denganku sedang bermain bersama kawanan kunang-kunang.

Seorang yang berbeda gender denganku, dilihat dari ekspresinya. Ia hampir sama denganku. Dingin.
Membuatku penasaran "siapa laki-laki itu?".

TO BE CONTINUE…

Phantasia : Fairy Tales Academy ( )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang