"Baek Hyun-a!"
Suara tinggi melengking milik Ji Ae menggema di koridor sekolah mereka, membuat di pemilik nama yang dipanggil menolehkan kepalanya. Ji Ae langsung menghadiahi Baek Hyun sebuah rangkulan di punggung dan senyum lebar.
"Kau sudah sarapan?" tanya Ji Ae bersemangat. Baek Hyun hanya mengernyitkan dahinya.
"Kenapa? Kau mau meneraktirku?"
"Tepat sekali!" Ji Ae menjentikkan jarinya. "Kajja!"
"Sirheo!" tiba-tiba saja Baek Hyun melepas tangan Ji Ae yang bertengger di atas bahunya, lalu memandang gadis itu tajam. Tak berapa lama, ia masuk ke dalam ruang kelas.
Tak terima diperlakukan secara aneh oleh sahabatnya, Ji Ae mengejar Baek Hyun. "Ya! Kau ini kenapa? Ketus sekali. Aku hanya ingin meneraktirmu. Kalau kau tidak mau tidak seharusnya kau membanting tanganku seperti itu, Byun Baek Hyun."
Baek Hyun mendesah setelah Ji Ae duduk di bangkunya. Ruang kelas mereka saat itu belum terlalu ramai karena bel masuk berbunyi tiga puluh menit lagi.
"Kau mau meneraktirku karena kau sudah berpacaran dengan Dong Hae hyung, 'kan?" tanya Baek Hyun. Kontan saja perkataan itu membuat Ji Ae membalikkan badannya dengan bola mata yang membulat sempurna.
"Baek Hyun-a..., Kau benar-benar jenius. Aku bahkan belum mengatakan apapun tentang ini pada orang lain karena aku ingin kau menjadi orang pertama yang mengetahuinya. Tapi ternyata, belum kuberitahu saja kau sudah tahu." timpal Ji Ae dengan penuh rasa kagum.
"Kalau begitu..., selamat."
Ji Ae terdiam sejenak memperhatikan wajah Baek Hyun yang nampak mengalihkan pandangannya pada dirinya. Tidak aneh memang jika Baek Hyun membaca buku pelajaran yang akan dipelajari hari itu sebelum bel masuk berdentang, itu adalah kebiasaannya, karena Byun Baek Hyun adalah murid pintar di sekolah mereka.
Namun kali ini terlihat aneh bagi Ji Ae. Ucapan selamat itu terdengar tak tulus.
"Gomawo, Baek Hyun-a." balas Ji Ae lembut. "Tapi..., kau baik-baik saja, 'kan?"
Sontak Baek Hyun memutar bola matanya ke arah Ji Ae yang menampilkan mimik khawatir. Ia mendesah berat.
"Apa kau berharap aku baik-baik saja?" Baek Hyun bertanya balik.
"Tentu. Kau, 'kan, sahabatku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu hal buruk padamu."
Jawaban itu agaknya membuat Baek Hyun kecewa. Sulit sekali membuat gadis di hadapannya itu mengerti bahwa perasaan untuknya tak pernah hilang. Dan kini Baek Hyun bahkan tak tahu apakah ia harus turut bahagia karena Ji Ae mendapat pria yang baik seperti Dong Hae, atau justru sebaliknya.
"Kau ingin jawaban jujur atau bohong?"
"Apa?"
"Katakan saja. Kau ingin jawaban jujur atau bohong? Aku akan menyebutkannya jika kau sudah memilih."
Ji Ae tertegun. Ia tak pernah terlibat pembicaraan seserius ini dengan Baek Hyun sebelumnya. Hidup mereka selalu dipenuhi gurauan yang berakhir dengan tawa bahagia. Mendadak saja Ji Ae menyesal memberitahu kabar tentang hubungannya dengan Dong Hae. Meski sahabat, namun Ji Ae tahu bahwa Baek Hyun memiliki perasaan lebih terhadapnya. Tapi bukankah itu sudah cukup lama? Seharusnya ia sekarang tidak sudah tak menyimpan rasa itu lagi.
"Aku..., ingin jawaban bohong." ucap Ji Ae hati-hati tanpa menatap bola mata lawan bicaranya.
Baek Hyun mendesis lirih. "Kalau begitu aku baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Fanfiction] Here For You
Fiksi PenggemarLatar berada di kota Kwangju, Korea Selatan pada tahun 1995. Byun Baek Hyun dan Han Ji Ae adalah sahabat sejak SMP dan sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Namun Baek Hyun memiliki perasaan khusus pada Ji Ae. Ia sudah menyatakan p...