then i feel it

12 1 0
                                    

haiiii apdet lagi.
.
.
.
/dan kalian semua, kalau kalian berani ayo lawan satu persatu, jangan berani main keroyokan, kalau aku mau, aku akan panggil teman temanku, dasar tak punya otak” teriak ku pada teman teman irren hampir tak bisa mengontrol emosiku lagi. Setelah itu aku menarik meja irren keluar kemudian memanggil ronald yang kebetulan sedang lewat untuk membawakannya. Dan tentu saja ronald akan mengkhawatirkan ku, karena dia tahu aku akan di skors./
.
.
.
.
.
“naumy angelina, kamu kira sekolah ini pasar. Kamu menghajar seorang siswi hingga keningnya harus di jahit di rumah sakit, kamu juga memecahkan vas bunga properti milik sekolah. Dan juga kamu adalah tukang bolos disekolah ini. Kamu kira ini sekolah papa kamu? Kamu tidak bisa seenaknya disini, jangan kamu pikir mentang mentang kamu itu pintar kamu bisa se enaknya saja. Kamu itu bisa dikeluarkan karena mengancam nyawa seseorang, apalagi dia adalah anak saya, saya bisa tuntut kamu. Kamu jangan macam macam sama saya ya” dikte Mr. Steve padaku penuh penekanan.
mendengar itu aku menatap mr. steve jengkel.
“mr. Steve jangan karena irren itu anak mr, mr memperlakukannya dengan istimewa, di sini saya bayar mr, saya juga salah seorang donatur di sekolah sini, mr kira saya tidak bisa memecat mr, seharusnya mr ajarkan tata krama kepada anak mr, dia sudah dua kali mencoret meja dan kursi saya, yang pertama masih saya toleransi, bahkan dia juga merobek semua seragam sekolah saya, saya juga masih toleransi, lalu tadi dia tidak hanya mencoret meja dan kursi saya tapi juga menyiramnya dengan air comberan, mr kira perlakuan itu tidak merusak properti sekolah? Saya yang membeli semua meja dan kursi disekolah ini, kalau saya mau saya bisa ambil meja dan kursi anak mr, dan bukankah dia seharusnya di skors dalam minggu ini, karena dia ketahuan mengirim spam massager yang berisi video porno kepada beberapa guru dan murid murid dimedia sosialnya saat dalam keadaan mabuk, mr selaku kepala sekolah apa tidak punya waktu untuk memperhatikan anak mr? Apa perlu saya bayar seorang baby sister untuk menjaganya. Dan jangan mr tidak tahu saja, dia melakukan itu semua hanya karena seorang pria, bukankah gadis yang bodoh, eh salah bukankah gadis yang tak berotak” sahutku panjang kali lebar dengan santainya pada mr. Steve mendengar itu mr mengangkat tangannya bermaksud untuk menamparku, sedangkan aku malah menyodor kan pipiku santai, namun tiba tiba tangan mr. Steve di tahan oleh tangan mam Jessy yang datang tiba tiba.
“mr tidak bisa memukul seorang murid, ingat batasan kita, sebagai seorang guru kita memang mempunyai tugas yang sulit, murid bisa dengan mudah melakukan kekerasan dan mengatakan hal yang menyakiti hati kita, bahkan bisa mencelakai kita, namun sedikit saja kita melakukan kekerasan dengan maksud mendidik mereka, kita yang bisa masuk penjara bukan mereka, saya harap mr bisa menahan emosi, lagi pula naumy ini anak perempuan, bagaimana pun mr tidak bisa memukul anak perempuan, kita skors saja dia sebulan, itu sudah cukup” ucap mam jessy dengan hati hati, mendengar itu aku tersenyum menang karena jika saja mr. Steve menamparku bisa aku pastikan dia tidak akan bisa menghirup udara bebas mulai malam ini hingga selamanya.
.
.
.
.
Aku berjalan menuju kantin,
“3 burger dengan 3 jus strawberry” pesanku pada penjaga stand, penjaga stand melihatku sekilas kemudian menunduk.
“sudah habis maaf, tapi kalau kamu mau aku bisa memesannya di luar?” ucap penjaga stand tadi pelan padaku, mendengar itu aku langsung tertuju ke name tag yang ada di bajunya catherine hild tertulis disana, kemudian aku tersenyum dan berkata.
“tidak tidak usah, kamu bisa ambilkan aku 3 donat dengan selai strawberry dan satu susu strawberry” ucapku padanya, dia menatapku seolah tak percaya.
“baiklah baiklah” ucapnya semangat dan segera bergegas mengambil pesanan ku.
Tettttttt tettttttttttttt  bel istirahat sudah berbunyi, aku melihat semua siswa berhamburan keluar kelas, kakiku mengayun di sela sela pagar atap sekolah seperti biasa,
“kalau aku pulang aku pasti sendirian” batinku, aku memejamkan mataku, saat tiba tiba aku merasa ada sesuatu di depan wajahku secara spontan akupun membuka mataku, dan ya ternyata andrew sedang menatapku lekat dengan tersenyum manis. Aku pun mendorongnya dan segera duduk.
“kapan kamu tiba?” tanyaku padanya heran.
“baru saja” sahutnya kemudian,
“aku mendengar kamu di skors, berapa bulan?” sambungnya kemudian, sejenak aku menoleh kerahnya kemudian aku kembali melihat ke arah kerumunan siswa dibawah.
“satu bulan, seharusnya dia mengeluarkan irren dari sini, kamu tidak lihat sudut bibirku berdarah karena di keroyok oleh temannya?” sahutku pada andrew sambil tetap melihat kedepan, mendengar itu andrew hanya tersenyum geli.
“ya sudut bibirmu memang berdarah tapi tidak dijahit seperti irren” sahutnya dengan tawa ringan, aku hanya tersenyum kecil kemudian aku melihat mr. Tony dibawah sana, seperti biasa buntut nya mengikuitnya dari belakang, aku diam sejenak kemudian bergegas untuk menghampiri mr. Tony.
“apa kamu mau ikut? Aku ingin menghampiri mr. Tony sebentar” ajak ku pada andrew, sedangkan andrew hanya menggeleng pelan.
“pergilah, setelah ini aku ingin masuk kelas, kenapa kau tidak pulang sekarang” tolaknya halus, aku mengabaikan ucapannya dan berlalu dari sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seven Days To Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang