"Naruto-nii, jangan bersedih. Aku di sini."
...
"Kau adalah yang terpenting bagiku niisan!"
...
"suki da!"
...
"Maaf, aku harus pergi!"
...
Berapa tahun? Sepuluh ... sebelas? Tidak! Tigabelas tahun telah berlalu, selama itu pula ia tak berhenti memikirkannya.
Hampir separuh umur ia habiskan untuk membenci sosoknya. Memikirkan berbagai skenario untuk menyingkirkan sang wanita.
Setidaknya, dari hatinya!
Namun yang terjadi malah sebaliknya. Justru dirinyalah yang perlahan hancur karena kebencian.
Menghilangkan belas kasih hingga tega melampiaskan dendamnya pada entitas lain yang ia anggap serupa sang hawa.
Mencabik, mengoyak serta merendahkan harga diri puluhan gadis diluar kini adalah hal wajar untuk dilakukan.
Seperti meminum air asin. Semakin kau minum semakin kau haus. Begitu pulalah Naruto melampiaskan amarahnya. Berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain. Berharap mereka merasakan kehancuran yang sama dengannya
Naruto bukanlah seorang pemaaf. Bukan pula seorang dermawan. Tak pernah sekalipun ia ragu saat memilih dan mengeksekusi buruannya.
Dimana ada kisah sang raja rimba yang melepaskan kijang secara sukarela?
Baginya semua wanita sama! Berpura-pura lugu dan lemah lembut demi mencapai tujuannya. Dibalik itu semua, mereka tetaplah jalang yang siap menikam dari belakang.
Ia pernah menyerahkan hatinya sekali. Hanya untuk di tikam berkali-kali.
Cintanya kandas hanya dalam satu kedipan mata. Menyisakan ia yang terbuang, terhina dan terkhianati.
Semua itu dilakukan oleh wanita. Makhluk tuhan yang lugu dan lemah lembut. Yang katanya harus selalu dihargai dan dilindungi.
Namun pada kenyataannya, wanita pula yang menghunuskan kesengsaraan padanya hingga ia sekarat. Sebentuk tubuh dengan jiwa yang hampa. Hidup tapi terasa mati
Sejak saat itu, Naruto berikrar untuk tak lagi memberikan hatinya pada seorang wanita. Mereka tak bisa di percaya. Mereka tak boleh dipercaya.
Berkali-kali telah ia buktikan, para wanita tak pernah selugu tampilannya.
From : Ino-chan
Subject: -"Hinata, menjauhlah dari Naruto-sama. Dia bukan pria baik-baik. Orang itu adalah seorang pedophilia."
See?
They are nothing than the bitches!
'Pilihan'
'Hapus'
'Ya'
Done!
...
"Naruto-nii maaf, lama. Ini susu hangatnya." Ujar sang gadis sesaat setelah muncul dari ambang pintu. Mengambil tempat duduk di sebelah Naruto setelah sebelumnya meletakan gelas berisi susu putih hangat kesukaan pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
FanfictionCiihh, tak usah menangis,,, kau itu cuma jal*ng, cukup meng*ngk*ng dan kuberi kau uang -Naruto-