Something About You 4

4.5K 248 23
                                    

"Ini adalah kamarmu, bersebelahan dengan kamar adikmu, Hanabi."
Naruto berbicara sembari membukakan pintu salah satu kamar di apartemennya dan membuat gestur tangan untuk mempersilahkan Hinata masuk.

"Kami memiliki kamar masing-masing? Hmm ... etto, bukankah ini terlalu berlebihan Naruto sama?"

"Sudah ku katakan sebelumnya. Panggil aku Naruto nii, Hinata. Dan tidak, ini tak berlebihan sama sekali. Alih-alih menganggapmu asistenku, aku lebih suka ide untuk menjadi kakakmu. Kalian berdua, kau dan Hanabi." Ujar Naruto dengan senyum yang mengembang.

"Hai, Naruto nii." Hinata membalas ucapan Naruto dengan senyum yang tak kalah lebarnya.

Gadis itu kemudian mengedarkan pandangannya ke semua penjuru kamar.

Ruangan ini cukup luas menurutnya. Bahkan mungkin tiga kali lebih luas dari kamarnya di apartemen kumuhnya dulu. Terdapat sebuah ranjang king size bertutupkan bedcover berwarna ungu muda bercorak bunga lavender. Ranjang itu berada di tengah-tengah ruangan. Di sampingnya terdapat meja rias dengan cermin besar yang sudah di lengkapi dengan satu set alat kecantikan di atasnya.

Di depannya terdapat karpet bulu lembut yang juga berwarna ungu muda. Di seberangnya terdapat lemari besar tiga pintu dengan kaca yang melapisi permukaan setiap pintunya. Lemari itu berhadapan langsung dengan ranjang, yang membuat orang yang berbaring di atas ranjang itu seperti menonton dirinya sendiri.

Hinata, mencoba membuka sebuah pintu lain yang terdapat di dalam kamar ini. Sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar mandi dengan bathub di dalamnya. Terdapat pembatas yang juga dilapisi oleh kaca, yang Hinata tebak menjadi penyekat dengan toilet di baliknya. Hei, ada apa dengan semua kaca-kaca itu. Bukankah agak aneh menyaksikan diri sendiri yang sedang  mandi. Orang kaya memang memiliki selera yang unik, pikirnya.

Hinata kira hal ini sudah terlalu berlebihan. Semua yang dilihatnya adalah fasilitas kelas atas, yang bahkan tak berani di harapkannya sekalipun dalam mimpi. Dia bahkan belum pernah mandi di dalam bathub seumur hidupnya!

"Bagaimana, kau suka?" Naruto kembali angkat bicara. Hinata menatap sang lawan bicara dengan pipi yang bersemu merah. Agak malu karena telah begitu antusias memandangi kamarnya hingga melupakan keberadaan Naruto di sana.

"Aku menyukai kamar ini. Indah sekali! Tapi niisan, sebaiknya saya dan Hanabi berbagi kamar yang sama." Gadis itu mencoba menyampaikan keinginannya. Bagaimanapun dirinya harus tahu diri. Dia dan adiknya hanya menumpang di sini. Mereka tak boleh merepotkan sang tuan rumah.

"Cckk...." Naruto mendecakan lidahnya. "Jangan terlalu formal Hinata. Alih-alih menggunakan kata 'saya' kau bisa menggantinya dengan 'aku'. Terkesan lebih akrab bukan!"

Naruto tersenyum simpul, sebelum kembali berujar, "kalian akan memiliki kamar masing-masing. Aku pikir seorang gadis harus memiliki ruang pribadinya sendiri."

"Arigatou niisan. Arigatou gozaimasu. Aku tak tau bagaimana membalas kebaikan mu. Semoga Kami sama selalu melindungi orang baik sepertimu."

Tanpa sadar, Hinata menitikan air matanya. Dirinya begitu bahagia bertemu dengan Naruto. Betapa baiknya Sang Kami yang telah mengirimkan pria itu menjadi malaikat penjaganya dan sang adik. Pria itu benar-benar penjelmaan dewa!

"Jadilah gadis yang baik! Sebagai balasannya, aku hanya ingin kau menjadi adik yang penurut Hinata."

Naruto berkata sambil menyeka air mata yang mengalir di kedua belah pipi bulat milik Hinata.

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang