Suasana di ruang keluarga ramai oleh celotehan Hanabi. Sebenarnya, Hinata dan adiknya itu hanya tengah bersantai sambil menonton televisi. Tapi yang terjadi adalah menonton Hanabi yang terdengar bercerita dengan suara mengalahkan volume tv.
Anak kecil itu tak henti berceloteh tentang semua hal yang menarik perhatiannya. Dari mulai masakan Hinata sampai cerita tentang Gaara sensei, dokter favorit si Hyuuga kecil itu. Hinata hanya mendengar sambil tersenyum dan sesekali menimpali.
"Oh, aku jadi tak sabar untuk kontrol lagi besok lusa." Ujar Hanabi riang, menceritakan betapa antusias dirinya akan bertemu Gaara.
"Huh, dasar kau gadis nakal. Gaara sensei itu sibuk, kau jangan memintanya menemanimu terus!"
Hinata mengingatkan adiknya yang sering mengganggu jadwal sang dokter dengan meminta ditemani. Sebenarnya bukan hanya dengan Gaara sensei, dengan suster-suster di bangsal anak itu Hanabi juga cukup dekat.
Anak itu memang aslinya adalah anak yang sangat periang dan bersemangat. Hal itu pulalah yang membuat Hinata begitu sedih dengan kanker yang diderita Hanabi. Penyakit itu seolah telah merenggut tawa adik kecilnya itu.
Hanabi memajukan bibirnya sambil berkata, "bilang saja kau cemburu."
Baru saja Hinata ingin menimpali perkataan sang adik, namun di interupsi oleh bunyi pintu yang terbuka menampakan sosok Naruto.
"Okaeri niisan!" Ucap kedua kakak beradik itu sambil menghampiri Naruto. Pria yang belum terbiasa akan sambutan yang didapat saat pulang kerumah terlihat sedikit canggung.
"Ahh, tadaima!" Naruto menjawab salam dari keduanya sambil menyerahkan tas kerjanya pada Hinata. Selalu seperti itu, Hinata selalu ingin membantu Naruto sebisa mungkin.
Pekerjaan rumah yang tak seberapa membuat Hinata tak enak hati pada bossnya ini. Alhasil, Hinata melakukan apapun yang dia bisa untuk kerjakan. Mulai dari menyiapkan pakaian kerja hingga menyambut kedatangan Naruto untuk membawakan tas kerjanya ke ruang kerja pria itu.
Hinata baru saja kembali dari ruang kerja Naruto saat melihat pria itu tengah duduk di sofa bersama Hanabi.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Naruto berbicara pada Hanabi sambil melonggarkan ikatan dasinya.
"Kami hanya sedang bercerita tentang Gaara sensei." Ucap Hanabi.
"Gaara sensei?" Ulang Naruto tak yakin.
"Itu nama dokter yang menangani Hanabi, niisan." Jawab Hinata sambil ikut bergabung, duduk di sebelah Hanabi.
"Ada apa dengan Gaara sensei?"
"Neesan melarangku untuk bermain bersama Gaara sensei. Padahal aku sangat menyukai sensei. Dia sangat baik dan tampan." Hanabi berbicara dengan nada seperti seorang penggemar yang sedang berfangirling ria.
"Kau terlihat begitu menyukainya." Naruto menanggapi ocehan Hanabi.
"Tentu saja. Seperti niisan tampan dan baik!" Ujar Hanabi bersemangat. Hinata hanya mengamati interaksi Naruto dan Hanabi sambil tersenyum.
"Baiklah, aku ke kamar dulu." Naruto berbicara sambil beranjak pergi.
"Niisan tak ingin makan malam terlebih dahulu?"
"Aku sudah makan malam bersama klien tadi." Ujar Naruto. Hinata hanya menganggukan kepalanya mengerti. Naruto memang jarang sekali makan malam dirumah. Selama dua minggu dirinya tinggal di sini, mereka hanya pernah makan malam bersama tiga kali. Sepertinya Majikannya itu benar-benar orang yang sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
FanfictionCiihh, tak usah menangis,,, kau itu cuma jal*ng, cukup meng*ngk*ng dan kuberi kau uang -Naruto-