bab 16

1.4K 82 10
                                    

jimin hanya diam, tak mampu berkata apa apa. dikepalanya tertinggal tanda tanya yang begitu besar, ia tahu ia salah. tetapi.... ahhhh lupakan.

sampai saatnya waktu istirahat, jimin tetap diam. ia tak merespon satupun orang yang mengajaknya ngomong, sampai saatnya suga menepuk bahu sempit jimin.

"ayo, ngumpul dikantin." kata suga. ia juga melempar pandangannya ke taehyung, menandakan bahwa taehyung harus ikut juga.

taehyung menurut, ia mengikuti suga dan jhope dibelakang, sedangkan jimin berjalan dengan tertatih dibelakang taehyung.
setelah menempuh perjalanan menuju kantin, mereka duduk dibangku kantin, taehyung duduk disebelah suga, didepan kanan jhope, didepan kirinya jimin. begitu juga dengan lainnya.

"tae, apa lu udah pikir mateng mateng?." tanya suga memulai pembicaraan.

"iya, gw udah pikir matang matang, udah berkali kali gw pikirin. gw ga langsung mutusin gitu aja, gw udah bikin list apa aja yang tidak boleh jimin lakukan, sampai akhirnya ia melakukan apa yang gw bikin dilist ya udah deh gitu."

"ya udah, jimin lu harus nerima. lu harus tegar, lagi pula taehyung udah kasih lu peringatan dengan masalah yang kemarin. tapi lu ga cukup juga dengan peringatan kemarin. itu udah jadi keputusan taehyung, gw sebagai sahabatnya ga bisa juga bela belain lu yang sebagai sahabat gw juga."

jimin tak merespon, ia merasa cairan bening akan keluar dari pelupuk matanya. ia berusaha agar cairan bening itu tak keluar, ia tak boleh lemah didepan orang yang ia cintai walaupun orang yang ia cintai kini tak menggangap ia apa apa. ia setegar mungkin untuk menerima resiko ini.

"tae, lu mau pergi kemana?." akhirnya jhope yang udah sok sok diam mengeluarkan suaranya.

"ke tempat orang tua gw."

jhope merespon dengan anggukkan.

suga mmeperhatikan jimin, ia merasakan apa yang sahabatnya rasakan saat ini. pasti sahabatnya saat ini merasa sakit hati, tapi apa boleh buat, suga tak bisa membela jimin terus terusan, karena ia sadar, taehyung juga sahabatnya. dan juga suga merasa jimin itu salah, tetapi ia tak ingin melukai hati sahabat manisnya itu.suga tau, jimin sedang berusaha menahan air matanya.

"kalau mau nangis, nangis aja jim. jangan ditahan, dari pada lu ga bisa menumpahkan kesedihan dan pertanyaan yang masih menggunduk dikepala lu ke tae."

jimin yang mendengar perkataan suga langsung menangis. cairan bening sudah mengalir di pipi halusnya itu. ia menangis tersedu sedu, ia tak bisa menumpahkan kesedihannya kepada siapa pun selain sahabatnya.

"tae hiks apa kamu hiks udah mikirin hiks mateng mateng?hiks, jangan siksa aku begini tae hiks. kalau memang hiks kita putus hiks, setidaknya kamu hiks masih tinggal di korea hiks , jangan pergi hiks." katanya sambil tersedu sedu.

taehyung sebenarnya merasa iba kepada mantan pacar yang masih ia cintai itu.

"maaf jim, ini udah keputusan akhir aku. semoga kamu bisa menerimanya, aku pergi gak lama kok." kata taehyung sambil menatap jimin hangat.

"aku harap hiks perkataan kamu hiks tak berbalik hiks tae."

"iya jim, kita memang sudah tak ada hubungan, tapi aku masih cinta sama kamu."

"aku hiks juga tae hiks."

taehyung menatap jimin dan menampakkan senyum terbaiknya.
jimin merasakan hatinya hangat, setidaknya taehyung masih mencintainya walaupun mereka tak memiliki status apa apa.

"ya udah, yang penting kalian gak harus bermusuhan. kalian tetap harus menjadi sahabat." kata suga.

taehyung dan jimin mengangguk, mereka menanamkan perkataan suga dihati mereka masing masing.

Jiminnie, saranghae (VMIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang