ayah,ibu

45 1 0
                                    

semilir angin menerpa dedaunan ,seiring gerimis turun menerpa semesta,mengusik perlahan-lahan merembah semesta
menenemani malam ku yang sunyi.
                                 _ovi_

Kehadiranku di rumah ini seperti tidak diinginkan oleh orang tuaku. Setiap hari aku harus kena marah meskipun itu tak ada salah. Setiap hari aku harus dengar omelan ibu yang sering mengeluarkan kata – kata kasar yang tidak sepatutnya diucapkan. Setiap hari aku harus meneteskan air mata, entah itu air mata kesedihan atau kesakitan.

Kadang aku iri dengan anak-anak yang lainnya,dengan mereka yang setiap pulang dijemput oleh orang tuanya,aku ingin ayah khawatir saat anak perempuanya belum pulang, Mereka bisa merasakan kasih sayang  dari orang tuanya, merasakan pelukan hangat dari  ibu,bercanda dengan sang ayah. Sedangkan aku, kapan aku bisa merasakan hal yang seperti mereka, dipeluk dan diusap  air matanya saat menangis oleh ibu sampai aku tetidur dipangkuanya dengan usapan lembut dikepala.

Masalah kecil dibesarkan , begitulah kehidupan ku,semakin aku diam ayah semakin gencar melayangkan tangannya ,jika berontak tak segan -segan, aku harus tahan walaupun sakit . Beginikah cara mereka menunjukkan kasih sayangnya yang penuh dengan kesakitan ini?  Aku bingung tidak dirumah selalu saja kena marah, biarpun itu Cuma hal sepele saja.
aku LELAH,lelah berpura-pura baik saja dihadapan mereka ,memakai topeng hanya untuk menutupi luka yang sudah bersarang lama,tersenyum palsu hanya untuk meyakinkan mereka,aku lelah menjadi orang lain.

hanya bang arkan yang ku punya ,hanya bang arkan yang peduli, Dari segi sifat kata orang tuaku aku sangat berbeda dengan kakakku bagaikan langit dan bumi.  bang arkan dia selalu mendapat kasih sayang orang tuaku, tidak pernah kena marah  dan apa saja maunya selalu dituruti. Aku dan kakak mendapatkan kasih yang sangat berbeda,apa karna kak arkan anak laki-laki,apa karna kak arkan pintar,dan selalu menjadi yang pertama sehingga dia bisa membanggakan kedua orang tua kami,aku tau bang arkan pintar bahkan sampai dia bisa kuliah di jerman ,aku tau sangat berbeda ,aku hanya seorang gadis yang mengharap kasih dan sayang, apa itu terlalu berlebihan?

beberapa tahun kebelakang bang arkan memutuskan utuk menetap dijerman,selain kuliah disana dia juga disibukan dengan pekerjaanya,aku sangat rindu ,dulu aku sempat berbicara dan meminta kepadanya agar dia tetap di sini ,tapi ternyata ayah mendengar lalu ...
ayah menarik ku ,rambut ku ditariknya kuat dan beberapa kali dia melayangkan tamparan ke arah wajah ku saat itu usia ku masih 13 tahun, tapi untungnya ada bang arkan,dia langsung membawa dan mendekapku ,tapi semenjak keputusan itu aku tinggalah sendiri, mereka terlalu sibuk dengan kerjaannya, terkadang malam mereka baru pulang ,mereka tak peduli dengan ku yang menunggu dimeja makan berjam-jam hanya untuk makan bersama,mereka seolah tak melihatku ,aku seperti tak dianggap,hingga akhirnya waktu dimana pertahanan ku runtuh ketika aku berharap di rapat orang tua untuk pertama kalinya mereka akan datang ,ku pikir karna telah dibujuk oleh bang arkan mereka akan datang,ternyata mereka menjatuhkan harapanku,mereka benar-benar tidak datang  sampai acara itu selesai,dan saat itulah pertahananku runtuh ,aku berlari menyembunyikan air mataku ditaman belakang sekolah dan hari itu jg aku dan syafa pertama kali bertemu ,dengan lembutnya dia menghentikan tangisanku dengan jarinya,mencoba menenangkan ku yang sedang kalut,sejak itulah kami bersahabat ,syafa seperti bang arkan ,lembut dan pengertian ,sampai akhirnya setelah beberapa bulan kami bersahabat ,syafa mengetahui bahwa aku sering dipukul oleh orang tuaku,syafa melihat luka lebam dibeberapa bagian tubuhku dia menangis ,memeluk ku berucap beribu maaf ,dan saat itu ketika aku mendapat luka syafa yang membantu mengobati luka ku.
aku tak perlu takut ,aku punya syafa dan bang arkan,syafa dengan perhatianya dan bang arkan dengan doanya,seperti hari ini ayah dan ibu sedang berantam dan ketika mereka akan melayangkan pukulan atau tamparan aku harus lari.

"mas ,aku cape kamu selalu nuduh aku selingkuh dengan hary,aku sama dia cuma rekan bisnis ga lebih"teriak ibu suaranya tinggi beberapa oktaf

"terus kemarin kamu jalan sama dia , makan di mall  ,apa itu termasuk bisnis?kalau cuma rekan bisnis kenapa kamu pegangan tangan sama dia JAWAB! HELENA" suara ayah mengeras urat lehernya menegang .

"kamu ini kenapa ,selalu berburuk sangka atau jangan-jangan kamu yang selingkuh sama seketarismu"

"HELENA" teriak ayah

sejak dari luar aku mendengar keributan ,teriakan amarah terdengar jelas mengusik masuk kedalam telinga,aku mulai gemetar aku takut untuk masuk,takut jika aku akan menjadi pelampiasan lagi,tapi saat aku mendengar ayah meneriakan nama ibu aku langsung lari masuk kedalam tanpa rasa takut,aku takut ibu terluka,aku langsung berdiri dihadapan ibu dan "plaakk" suara tamparan terdengar.

"kamu..so jadi pahlawan ,sini kamu! anak ga tau malu,kamu ini sama aja kaya ibu kamu ga tau diri ,sini ikut ayah"ayah menarik kembali tanganku kasar  ,aku berontok aku harus lari,sejauh mungkin ,aku harus berontak harus pergi ,sejauhnya asalkan tidak ada ayah yang akan memukulku aku harus lari sejauh mungkin dan sebisa mungkin.

aku terus berontak ,aku menyiku perut ayah ,dia mengaduh kesakitan, aku langsung pergi lari keluar,dan aku mendengar ayah meneriaki nama ku ," NOVI" Dia berusaha mengejar dan mengikutiku ,aku takut harus lari kemana?
kerudungku basah oleh keringat ,dada ku sesak ,sudut bibirku perih seperti sobek ,sampai akhirnya aku melihat ayah sudah tidak mengejar setelah itu aku langsung ke persimpangan ,berlali menuju rumah syafa ,sesampainya disana aku langsung mengetuk pintu dan mengucap salam .

tokkk..tokkk..

"assalamualaikum syafa" ucap ku berulang kali sampai ulangan ke empat kalinya ada yang membuka pintu,ternyata itu syafa dengan balutan gamis hijau toscanya.

"waalaikumsalam"jawab syafa

aku langsung memeluknya ,menangis dipelukan syafa.

"syafa..hiks...ayah syafa  hiks .."

"kenapa vi ?,tenang "syafa mencoba menenagkan

ovi masih diam dan tetap menangis tapi sudah sedikit tenang ,syafa melepaskan pelukan .

" bibir kamu ?astagfirullah,masuk yu nanti aku obatin didalam"syafa mengajak ovi masuk kedalam ,menuju kamar syafa yang berada di lantai dua,sebelah kanan dari arah tangga.

"kamu kenapa ? "

"ayah  sama ibu sya ...mereka berantem lagi,ovi cape ,takut mereka seperti monster "ovi kedua kalinya ovi kembali menangis sudut bibirnya ngilu.

"kamu yang sabar aku yakin kamu kuat la tahzan ovi ,bibir kamu?"tanya kembali syafa

"hiks..tadi ayah mau nampar ibu ,aku takut ibu terluka,dan saat itu aku langsung lari berdiri diantara mereka dan tamparan itu keras mengenai pipi ovi dan ayah narik ovi ,ovi berontak ,ovi lari sebisa mungkin ,pergi yang penting ga ada ayah ,ovi takut hiks"tangisanya tumpah hatinya sakit ayahnya yang dulu ,sudah tidak ada, sekarang hanya ada monster  menakutkan .

"nanti syafa akan coba bicara sama orang tua ovi yah"

ovi hanya menggeleng tidak setuju .

"obatin dulu yu ,nanti takut tambah sakit ,aku kompres yah ,sebentar"syafa berjalan keluar kamar untuk mengambil es batu untuk mengkompres  lebam disudut bibir ovi,mengambil kotak p3k.

beberapa menit kemudian syafa telah kembali dengan barang-barang yang sudah dia bawa.

"vi aku obatin ya,"

ovi mengaguk dan mulai mendekatkan diri dengan syafa agar mudah dijangkau .
dengan teliti syafa membersihkan darah yang masih tersisa,setelah itu syafa menyuruhnya untuk menggati bajunya.

"vi kamu ganti baju dulu ya ,kalau ga bawa, pake baju aku aja,pilih yang kamu suka"

"sya.."panggil ovi

"ya"

"maaf,untuk semuanya"

#bersambung

jangan lupa coment dan vote ,jika ada keritik dan saran boleh dicantumkan dikolom komentar,dan terima kasih untuk para pembaca yangvtelah bersikap jujur dan menghargai dengan cara memvote salah satu dari chapter cerita ini ☺.


jomblo Sampai Halal.(slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang