5. Dugaan (Revisi)

86 10 0
                                    

Taehyung mengerutkan dahinya saat Hyomi berputar-putar sejak tadi. Hyomi membuka satu persatu barang yang ada didekatnya. Entah apa yang dicarinya sejak tadi, Taehyung sendiri tak tahu apa yang Hyomi cari.

"Apa yang sebenarnya sedang kau cari?" tanya Taehyung. Hyomi tampak tak mendengar Taehyung, ia semakin larut dalam kegiatannya. Hyomi bahkan mengobrak-abrik meja kerja Taehyung. "Tae, kau lihat anting-antingku tidak? Entah hilang dimana itu." ucap Hyomi, lelah mencari.

"Bagaimana bentuknya?" tanya Taehyung. Hyomi pun memperlihatkan sebelah anting-antiknya. Anting salib putih dengan hiasan bunga mawar.

"Akan kubantu mencarinya." ucap Taehyung. Hyomi mengangguk, lalu kembali mencari. Taehyung mencari di dekat sofa, sedangkan Hyomi mencari dibawah meja. Taehyung tersenyum tipis saat menemukan anting-anting Hyomi di bawah sofa.

"Hei, ini anting-antingmu." ucap Taehyung. Hyomi menoleh, menemui anting-antingnya telah berada di tangan Taehyung. Hyomi pun berjalan mendekati Taehyung. Taehyung pun memberikan anting-anting tersebut pada Hyomi.

Hyomi memasang anting-antingnya, namun berkali-kali tak berhasil. Kata-kata umpatan pun sukses dilontarkan Hyomi sambil memasang anting-antingnya, berharap agar segera terpasang. Namun sayangnya anting-anting itu tidak kunjung masuk. Taehyung menghelah nafasnya, ia lalu merebut anting-anting Hyomi. "Sini, aku pasangkan." ucap Taehyung.

Hyomi mengangguk pelan, lalu Tae mendekatkan dirinya dengan Hyomi, dipasangkannya anting-anting Hyomi dengan perlahan. Hyomi memejamkan matanya saat hembusan nafas Taehyung menyentuh kulitnya. Dengan jelas Hyomi dapat mendengar deruh nafas Taehyung yang mampu menggelitik perutnya.

Selesai memasangkan anting-anting Hyomi, Taehyung pun menjauhkan wajahnya dari Hyomi. Hyomi menatap Taehyung sekilas, "Uhm, thanks." ucap Hyomi. Taehyung mengangguk pelan, "Ah sudah saatnya kau berangkat ke kampus kan?" tanya Taehyung.

Hyomi menatap jam tangannya, "Sial! Aku akan terlambat jika begini terus." ucap Hyomi. Taehyung tersenyum tipis, ia lalu mengambil tas Hyomi. "Ayo!" ajak Taehyung.

BST

Hyomi berjalan menuju kelasnya, dan alangkah terkejutnya saat mendapati Listya terduduk dengan pandangan kosong, Listya seperti orang yang frustasi berat.

"H-hei ada apa denganmu, Listya?" tanya Hyomi takut temannya itu akan kerasukan setan. "Mi, pernahkah kau membayangkan dirimu tidur dengan laki-laki?" tanya Listya. Hyomi menggeleng pelan, " Hei mengapa kau berkata seperti itu, Lis?"tanya Hyomi kemudian duduk didekat Listya.

"Masa depanku suram, Mi. Sangat suram, kalo Baekhyun oppa tahu, maka akan sangat mengenaskan hidupku." ucap Listya.

Hyomi makin bingung dengan Listya. "Apa maksudmu, Lis? Aku tak paham." ucap Hyomi. "Semalem aku tidur dengan anak kelinci, Mi." ucap Listya.

"Anak kelinci? Siapa anak kelincinya?" tanya Hyomi. Listya hendak menjawab, tapi pak rektor datang. Semuanya duduk pada tempat masing-masing. Hyomi langsung memilih untuk duduk didepan Listya.

"Eh, Lis, kira-kira ada apa ya pak rektor sampai dateng ke kelas kita?" tanya Hyomi. Listya hanya diam, ia sendiri juga ingin tahu hal itu.

"Selamat pagi semua, hari ini saya ingin mempernalkan salah satu mantan mahasiswa yang dulu pernah berhenti karna alasan khusus, dan sekarang mahasiswa itu kembali belajar disini untuk menuntaskan pendidikannya." ucap pak rektor.

Tak lama kemudian seorang laki-laki bertubuh tegap, dengan style modisnya. Terdengar sorakan dari para mahasiswi di kelas itu, kecuali Hyomi, Listya dan Leana. Leana yang sejak awal sibuk memainkan hpnya, juga ikut terkejut. Laki-laki itu tak lain adalah Jeon Jungkook, agen FBI yang bertugas mengawasi Listya. Listya membulatkan matanya, kemudian ia menepuk bahu Hyomi.

Blood, Sweat and Tears (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang