[Levi x Petra] - Head, Heart and Feelings (Part 3 - Last)

241 17 35
                                    

--- PART 3 (Last) ---

== Levi's P.O.V ==

Titan-titan dungu itu, rasanya ingin kucuci otaknya agar mereka sadar jika posisiku sedang sulit saat ini.

Sialan..

Kini pikiranku baru menyadari mengapa Hange sempat mencegahku tadi, ternyata makhluk-makhluk keparat itu cukup banyak berkeliaran di daerah ini setelah ekspedisi kemarin.

Aku memilih untuk menghindari titan-titan itu dengan cara berbelok. Tapi ini bukan berarti aku seorang pengecut yang menghindar tanpa alasan. Aku hanya tidak ingin mati konyol di dalam perut titan idiot tanpa akal itu jika aku gagal melawannya.

Kuda yang kutunggangi ini terus membawaku dengan kecepatan penuh seakan ia juga ketakutan akan langkah besar titan-titan itu.

Brengsek.

Sepertinya aku mengambil jalan yang salah, titan-titan itu ternyata cukup pintar membaca arah mana selanjutnya aku akan pergi. Mereka menghadangku, dengan sangat terpaksa aku mengerem kudaku hingga kaki depan kudaku terangkat ke atas.

"Tch, apa-apaan keparat idiot itu,"

Aku mengeratkan ikatan tali yang mengikatku dengan mayat Petra di belakangku. Lalu mengeluarkan pedang dan siap menebas tengkuk makhluk idiot itu.

BUSSHH..

Aku mendengar suara tembakan dan melihat asap hijau dari jarak sekitar 300 meter, selang beberapa detik kedua titan yang menghadapku pun tumbang dan tubuhnya mulai menguap.

Bodohnya, aku hanya bisa mematung di sana melihat tubuh titan yang menguap. Tak lama suara langkah beberapa kuda yang berlari terdengar mendekat, dan kulihat siluet dua orang yang berlari mendekat dari balik uap tubuh titan itu.

Aku tersenyum tipis melihat yang datang adalah Eren, Mikasa dan Hange yang membawa tiga kuda sekaligus.

"Syukurlah, itu titan pertamaku dalam wujud manusia," kulihat Eren menghapus keringatnya. "Strategimu bagus, Mayor Hange."

Ah, aku baru saja ditolong ya?

Akal sehatku pergi kemana barusan?

Entah bagaimana aku bisa bersikap sedramatis ini hanya karena melayani arwah seorang gadis yang bersedih.

Bertindak sendirian, bodoh. Untung saja aku tidak termakan oleh titan.

Yah, terkadang jika hati dan perasaan sudah mendominasi. Kepala pun tak berdaya dan tak bisa berpikir jernih.

"Astaga, Kapten Levi tersenyum! Ternyata ia sungguhan mengunjungi pacarnya.. jangan bilang kau berpacaran dengan titan, ya kan, Levi?"

Sialan. Si mata empat itu mulai menggila.

"Lalu? Kau cemburu ya? Pacari saja titan-titan itu jika kaumau. Aku tidak sudi berpacaran dengan makhluk dungu seperti mereka."

Skakmat. Dia tidak menjawab.

"Kita harus segera kembali ke tembok Rose," kali ini Mikasa angkat bicara.

Ah benar juga, ini daerah titan. Kemana lagi akal sehatku tadi?

"Baiklah, kita ambil rute terdekat menuju tembok Rose, aku sudah meminta Armin untuk meminta bantuan
kepada tim pertahanan dinding untuk menurunkan katrol bagi kuda kita, jadi kita tidak perlu melewati gerbang," ujar si alis tebal sambil menaiki kudanya yang dipegang oleh Hange.

"Ide bagus, kita pergi sekarang, aku tahu jalannya. Ayo," aku langsung memajukan kudaku dan tidak mau bertindak bodoh lagi seperti tadi.

"Si pendek itu, apa dia tidak tahu caranya berterima kasih?" Kudengar Hange bergumam.

Attack on Titan Short SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang