part 5

66 3 0
                                    


"Ini kan yang kakak mau?!" Ucap Icha sambil memegang koper koper yang berisikan pakaiannya.

Febby melongo dengan bibir sedikit menganga. Lalu tertawa terbahak bahak, bahkan Icha sampai menautkan alisnya melihat reaksi kakaknya itu.
"Ih! Kakak kok malah ketawa sih!" Kesal Icha melihat Febby.

"Habisnya kamu lucu,"

"lucunya?"

"Ya, lucu aja, mana berani sih kamu ninggalin rumah." ucap Febby disela sela tawanya.

"owh, jadi kakak gak percaya? Ya, udah." Setelah mengucapkan kalimat itu Icha segera meninggalkan rumah nya.

Meihat itu Febby sedikit tergoyahkan, ia takut Icha benar benar meninggalkanya. Dengan langkah pasti Febby mencekal tangan Icha.

"Icha"

"Kenapa? Kakak gak percaya kan kalau aku bisa ninggalin kakak"

"Bukan gitu cha, kamu tuh jangan kayak anak kecil lah, kamu tuh dah gede.masih zaman main kabur kaburan?"

"Kakak yang kayak anak kecil, kakak tuh dah gede. Masih zaman main rahasia rahasian ya?"

"Rahasia apa sih cha?"

"ya soal yang tadi aku tanya in lah."

"Kamu kenapa sih, mau tau aja urusan kakak?"

"karna peduli, karna aku ingin kakak bahagia, itu saja."

"Kakak bahagia kok, lalu apa hubungan ya dengan pertanyaan itu?"

Icha memutar bola matanya malas" oh tuhan berikan lah kakak ku ini kepintaran sekilo aja, gak usah banyak banyak." Ucap icha mendramatisir.

Febby menggenggam tangan adiknya itu"Dek, kakak tau kamu ingin yang terbaik untuk kakak, tapi, ini hidup kakak, kakak yang harus memilih mana yang terbaik untuk hidup kakak ke depan nya. Kakak mohon sama kamu jangan ungkit ungkit masalah itu lagi ya."

"Tapi, apa susah nya sih bilang ke aku siapa orang itu?"

"Oke, kakak akan kasih tau, tapi kamu janji jangan pernah temui dia, apalagi kasih tau dia kalau kakak hamil." Ucap Febby lalu diangguki oleh Icha.

"dia bos kakak, namanya Reza" lirih Febby dengan kepala menunuduk, ia benci mengingat nama itu.

"Apa dia suami wanita 'itu" tanya Icha yang diangguki oleh Febby.

"Ya, tuhan kak," ucap Icha yang terus memegangi kepalanya." Bagaimana bisa?"

"Entahlah, yang pasti kakak hanya ingin hidup dengan kamu dan bayi yang kakak kandung ini. Kakak mencintai kalian. Dan kakak tidak ingin pria itu tau tentang kehamilan kakak, berjanjilah."

Mungkin ini yang terbaik untuk Febby fikir Icha, mengalah. lagipula tidak ada gunanya ia dan Febby memberitahu pria itu yang belum tentu akan bertanggung jawab. "Baiklah, aku berjanji" ucap Icha dengan senyum mengembang ia ingin menjadi moodboster kakaknya itu.

                        *****

Icha berjalan di koridor kampus dengan senyum mengembang, setelah terlebih dahulu ia ke ruangan dosen pembimbingnya untuk meminta pendapat tentang  skripsi nya. Ia terus membayangkan ia akan memakai toga dan melemparnya bersama Al di hari wisudanya. Ya, memang hari itu kini tinggal menghitung hari saja.

Ia segera menghentikan sebuah taxi  yang akan mengantarkan nya menuju tempat dimana Al sudah menunggu nya di sebuah Cafe tempat favorit mereka. Ia teramat merindukan kekasihnya itu yang sudah dua hari tidak ia temui karna Al beralasan menggantikan papanya untuk mengurus perusahaan yang ada di luar kota.

Icha sampai tepat waktu, ia menghampiri seorang pria berkaca mata yang duduk di bangku yang dekat dengan jendela, senyum icha mengembang melihat kekasihnya itu nampak begitu tampan dengan stelan kaos santai nya.

"Aku tepat waktu kan?" Tanya Icha lalu duduk di hadapan kekasihnya itu.

"Hmm, kamu mau pesan apa?" Tanya Al.

"Cappuccino late aja" ucap Icha.

Al segera memanggil pelayan  dan memesan pesanan mereka.

"Cha, gimana keadaan kak Febby?" Ucap Al.

"Baik kok, oh ya gimana perusahaan papa kamu, udah beres?"  Tanya Icha.

"Udah, semua baik baik aja, cuma sedikit kendala, dan sekarang udah beres kok" jawab Al disertai senyum manisnya.

"Oh ya, cha kamu ingat kan hari anniversery kita yang ke 2 tahun?, nanti 07.00 malam aku jemput kamu ya, aku ada surprise buat kamu"
Ucap Al antusias.

"tentu dong aku ingat, Benarkah? Aku juga ada something buat kamu, tapi kayaknya kamu gak usah jemput aku deh, soalnya nanti aku juga mau nganter kak Febby ke temannya jadi biar sekalian aja. Kamu tinggal kasih alamat tempat nya dimana." Ucap Icha lembut agar kekasihnya itu mengerti. Karna ia benar benar ingin mengantar Febby ke rumah  temannya.

"Baiklah" ucap al pasrah.

                         ****

"Kak! Udah belum? Aku dah telat nih!" Teriak Icha dari teras rumah.

"Iya udah selesai kok, kamu ini mau cepat cepat aja, sabar itu di sayang tuhan tau nggak"Ucap Febby.

"Terserah kakak deh" ucap Icha malas,ia bingung akhir akhir ini kakak nya itu semangkin bawel saja, apa ini faktor kehamilan? Ah, entahlah.

"Apa ini rumahnya kak?" Tanya Icha saat sudah sampai di Depan rumah Mewah yang terdapat pilar pilar kokoh yang menjulang tinggi, ditambah ukiran ukiran khas Eropa, yang menambah kemegahan bangunan 3 lantai itu.

"iya, ini rumahnya, udah sana kamu pergi, katanya tadi di tungguin?!" Ucap Febby sedikit mengusir. Setelah lebih dulu turun dari motor matic kesayangan adiknya itu.

"Gak tau terima kasih ya?" Sindir Icha balik.

"Iya. Iya deh makasih banyak ya adikku sayang, karna udah mau nganterin kakak ke rumah teman kakak." Ucap Febby mendramatisir.
  
"Ya, udah deh aku berangkat ya kak?oh ya, teman kakak itu cowok apa cewek? Baik gak orang nya? Trus kakak yakin aman sama dia?" Tanya icha curiga, sebelum ia berangkat.

"Dia Cowok, dia baik dan kakak yakin 1000 % kalau dia aman buat kakak"ucap Febby memberi adiknya itu pengertian agar tak perlu mengkhawatirkan nya.

"baiklah, ya sudah aku berangkat dulu ya?" 

"Hati- hati dan selamat Anniversry ya sayang" ucap Febby lembut dengan membelai lembut rambut adiknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NERD MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang