20

14.5K 983 179
                                    










Seorang pria menggeliat dalam tidurnya, pria itu melepaskan tangannya pada pinggang istrinya dan mencoba untuk duduk dan menetralkan penglihatannya.

Lalu pria itu beralih memandang wajah cantik sang istri, membelai dengan lembut. Sang istri perlahan membuka matanya.

"Kau sudah bangun?!" Jimin.

"Hmmm" Sora juga ikut duduk dan bersandar  pada dasboard ranjang.

Sora berkali-kali memberi kode pada Jimin untuk mengusap dan mengajak bicara calon bayinya. Tapi apa? Jimin malah sibuk dengan ponsel miliknya.

Sora menghela nafas panjang, dadanya kembali sesak mengingat Jimin yang kian hari makin berubah.

"Kau hebat sekarang Jim." Jimin berbalik.

"Aku kenapa?!"

"Kau masih bertanya mengapa?"

"Aku tak mengerti." Jimin kembali fokus pada ponselnya. Sora hanya tersenyum tipis.

"Uuuellllkkkk uullkkkk."

Sora merasa sesuatu ingin menerobos keluar dari tenggorokannya. Sora langsung berlari menuju kamar mandi.

"Sayang kau tak apa?!" Jimin memijit tekuk Sora.

Sora lagi-lagi tersenyum tipis di sela mualnya. Sora fikir Jimin juga tak memperdulikan Sora jika mual. Setidaknya Jimin tidak mengabaikannya, Sora sudah sangat senang.

Jimin menuntun Sora menuju ranjang dan mendudukkan Sora dengan perlahan.

"Tunggu sebentar. Akan kubuatkan susu." Sora hanya mengangguk.

Saat Sora menunggu Jimin mbuatkannya susu, Sora mencoba mencari ponsel Jimin, menelusupkan tangannya pada bawah bantal.

"Bahkan dia membawa ponselnya." Lagi-lagi Sora hanya tersenyum tipis. Mencoba menabahkan hatinya.

Tak menunggu waktu lama, Jimin kembali dengan nampan yang sudaah terisi susu dan roti di atasnya.

Jimin membantu Sora memperbaiki duduknya dan bersandar pada kepala ranjang.

"Harus habis yah sayang." Sora mengangguk.

Jimin memandang Sora yang sangat lahap memakan rotinya, Jimin tersenyum pada Sora.

"Belum sarapan?!."

Jimin menggeleng, lalu Sora membelah rotinya dan menyodorkan pada Jimin. Jimin bingung melihanya.

"Ayo makan bersama."

"Sayang tak usahh, nanti bayi kita tidak cukup. Makan saja yah." Sora menggeleng.

"Bayi kita bilang tak apa, asalkan dia mendapatkan usapan dan ciuman pagi ini."

Jimin mencerna setiap kalimat yang Sora lontarkan. Jimin sadar saat ini, dia menghilangkan kebiasaan manisnya setiap pagi kepada Sora dan calon bayinya.

Perlahan tangan Jimin tergerak untuk menaikkan baju Sora dan menatap lekat-lekat perut buncit Sora.

"Maafkan appa." Jimin mulai mengusap lembut perut Sora.

"Maafkan appa sayang, beberapa waktu yang lalu appa tidak menyapamu, maaf."

Sora menangis melihat Jimin melakukan itu lagi padanya. Sora sangat tersiksa bila Jimin tak mengusap perutnya jika pagi hari.

"Maafkan aku Sora." Jimin mengusap air mata Sora dan memeluk hangat Sora.

"Jangan lupakan aku lagi dan calon bayi kita hikkss, aku benar-benar tersiksa jika tak mendapat sentuhan mu di pagi hari hikkssss."

(Nc+18) P.J.M, Byuntae Hustband💏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang