Chapter 6

4.2K 454 66
                                    

The Past

"Jiyeon-ah, tunggu. Kau mau kemana?"

Jiyeon menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Bukan urusanmu." Tanpa berniat menatap pria yang berada di belakangnya, Jiyeon kembali melanjutkan langkahnya. Langkahnya terlihat terburu membuat pria tadi berjalan cepat agar bisa menyusulnya.

Grep!

Langkah Jiyeon terhenti ketika pria itu mencekal tangannya kemudian memutar tubuhnya.

"Lepaskan aku dan kembalilah ke dalam. Jennie pasti menunggumu."

Pria bernama lengkap Lee Yoon itu mengerenyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

"Lepas." Jiyeon meronta dalam cengkraman Yoon. Namun Yoon mengabaikan rontaan itu dan mencengkramnya semakin erat.

"Kau melihatnya?"

Jiyeon terdiam. Dia membuang wajahnya ke arah lain, enggan melihat pria yang 3 bulan lalu resmi menjadi tunangannya.

"Jiyeon, kau melihat__."

"Ya ya ya. Aku melihatnya. Aku melihat oppa mencium Jennie. Aku melihatnya!" Jerit Jiyeon dengan penuh emosi.

"Kau salah paham." Meskipun Jiyeon meneriakinya, Yoon tetap menggunakan suara lembut nan tenangnya. Cengkraman pada tangan Jiyeon pun perlahan melonggar.

"Kau salah paham." Ulangnya. "Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Kami tidak melakukan apapun. Sungguh. Ada sesuatu yang masuk ke matanya dan aku hanya membantunya. Aku mohon percayalah."

"..............."

"Yoon-ssi!"

Jiyeon memejamkan matanya begitu mendengar suara perempuan yang memanggil tunangannya.

"Yoon-ssi." Jennie menatap Yoon sejenak kemudian beralih pada Jiyeon. Dalam sorot matanya terdapat rasa penyesalan. "Jiyeon-ah, maaf. Kau salah paham."

Jiyeon tidak menyahut.

"Ada sesuatu yang masuk__."

"Aku tahu kau menyukai Yoon oppa, tapi tidak seharusnya kau merayunya. Kau tahu kalau aku dan Yoon oppa sudah bertunangan dan akan segera menikah. Tapi kenapa kau melakukan itu padaku?! Kau sahabatku Jennie!!!"

Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak Jiyeon, kau__ Jiyeon!" Jennie berseru memanggil Jiyeon yang pergi dan melangkah cepat menuju mobilnya.

Yoon menahan Jennie yang hendak mengejar tunangannya. "Biar aku saja. Kau pulanglah."

"Maafkan aku."

Yoon menggeleng pelan. "Tak apa. Pulanglah." Usai mengatakan itu Yoon segera mengambil kunci dan mengejar Jiyeon.

Sementara itu...

Sembari sesekali menyeka air matanya, Jiyeon melajukan mobilnya menuju rumah sahabatnya, Joy.
Laju mobil yang dikendarai Jiyeon terbilang standar, namun ketika melihat mobil Yoon berada di sisi kiri mobilnya, Jiyeon menambah lajunya.

Dia kesal dan marah, dan saat ini dia tidak ingin bertemu dengan tunangannya itu.

Oh ya, memangnya siapa yang tidak akan kesal dan marah ketika kau mengunjungi tunanganmu di rumahnya namun di sana kau melihat tunanganmu bersama perempuan yang tak lain sahabatmu sendiri dan mereka... berciuman?

"Hiks...." Jiyeon melirik ponselnya yang bergetar panjang dan menampilkan nama sang tunangan di layar.

Jiyeon terdiam beberapa detik sebelum akhirnya mengabaikan panggilan itu dan kembali menatap ke depan. Dan betapa terkejutnya dia ketika mengetahui mobilnya masuk ke jalur berlawanan dan tak jauh di depan sana ada sebuah truk besar.

Dengan panik, Jiyeon memutar kemudinya ke kanan lalu menginjak rem kuat-kuat saat mobilnya mengarah pada trotoar.

CKIIIIITTTT

BRAKKKK!!!

.

.

.

Jiyeon mengambil napas banyak-banyak menetralkan napas terburu dan terengahnya.

Setelah sedikit tenang, Jiyeon melihat ke sekitar lalu turun dari mobil. Kembali dia melihat sekitar dan menemukan orang-orang mengerumuni sebuah mobil terbalik yang berada di dekat truk yang akan menabraknya tadi.

Orang-orang terlihat panik mencoba menyelamatkan seseorang dari mobil terbalik itu.

Dengan langkah pelan dan tertatih, Jiyeon berjalan ke arah kerumunan itu dan langkahnya seketika terhenti ketika dua orang pria berhasil mengeluarkan seorang pria dari mobil terbalik itu.

"Yo... Yoon hiks.. Yoon oppa." Lirihnya dengan suara gemetar. Air mata sudah basah membasahi pipinya.

"Oppa hiks hiks..." Jiyeon kembali melangkah kemudian begitu sudah berada didekat tubuh Yoon yang lemah tak berdaya, dia terduduk dan merengkuh tubuh itu.

"Oppa hiks... Yoon oppa, maafkan aku, jangan tinggalkan aku hiks hiks... oppa bangun aku mohon.."

Darah

Kedua mata yang terpejam

Napas yang terhenti

Tubuh yang mulai mendingin

Tidak

Tidak... Yoona Oppa tidak boleh pergi...

"TIDAK!!!"

Jiyeon tersentak dalam tidurnya. Mata dan kedua pipinya basah oleh air mata, dan isakan lirih lolos dari bibirnya.

"Hiks oppa hiks hiks..."

"Tenanglah."

Jiyeon merasakan sebuah kehangatan melingkupi tubuhnya. Dia juga merasakan elusan elusan lembut dikepalanya.

Dia berada di dalam pelukan seseorang.

Seseorang yang memiliki kehangatan yang hampir sama dengan tunangannya dulu, Yoon.

Tanpa kedua orang itu ketahui, di ambang pintu sana ada seseorang lain yang memperhatikan mereka dengan wajah tanpa ekspresinya.

..

"Sehun-ssi..."

"Tak apa, itu hanya mimpi buruk."

..

"Myungsoo, kau datang?"

- To Be Continued -

A/n :

Happy readings and see you soon... 😁👐

Happy Ending? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang