Chapter 16

3.6K 414 152
                                    

The Truth

Sehun menghembuskan napas lega karena dia berhasil menyelamatkan Jiyeon tepat pada waktunya. Entah jika dia terlambat satu detik apa yang akan terjadi pada perempuan yang dicintainya itu.

Ya, sekarang dia sudah menyadari dan mengakui bahwa dia mencintai jiyeon.

"Kau baik-baik saja?" Sehun melonggarkan pelukannya lalu ditatapnya Jiyeon yang terdiam, kentara sekali kalau dia tengah terkejut.

"Jiy__." Ucapan Sehun terhenti ketika Jiyeon tiba-tiba mendorong tubuhnya, membuat pelukan itu terlepas.

"Aku baik-baik saja." Jiyeon memandang Sehun sekilas kemudian beralih memandang ke seberang jalan.

Tidak ada.

Dia tidak menemukan Jennie disana.

Perempuan yang dilihatnya tadi itu benar Jennie 'kan?

Jiyeon menghela napasnya kemudian melangkahkan kakinya dari sana.

Setelah cukup lama berjalan tiba-tiba seseorang menggenggam tangannya membuat langkahnya terhenti.

Helaan jengah meluncur dari mulut perempuan itu karena dia tahu siapa yang menggenggamnya.

Siapa lagi kalau bukan....

Kedua matanya terbelalak, napasnya tercekat, dan jantungnya berdegup dengan cepat.

.... itu bukan Sehun.

....

...

..

.

Sehun berdesis kesal ketika dia kehilangan jejak Jiyeon. Jika saja tadi tidak ada anak-anak yang menarik-narik ujung long coat-nya sembari menangis karena kehilangan ibunya, dia pasti bisa menyusul dan tidak akan kehilangannya.

"Hhhhhhhh...."

40 menit sudah Sehun mencari sosok perempuan itu namun dia masih belum menemukannya. Panggilannya pun diabaikan oleh Jiyeon.

Sehun hendak kembali mencari Jiyeon, namun kaki panjangnya seketika berhenti saat melihat sosok yang dicarinya itu keluar dari sebuah cafe.

Melihat itu tak ayal membuat Sehun tersenyum dan menghela napas lega. Tapi hanya sesaat, karena pada detik berikutnya dia terlihat khawatir pasalnya Jiyeon tiba-tiba berjongkok dan menenggelamkan wajahnya dikedua lengannya yang dilipat diatas lutut.

Dengan cepat Sehun menghampirinya lalu berjongkok di hadapannya.

Terdengar suara isak tangis dari perempuan itu.

Sehun mengangkat tangan kanannya lalu mengelus puncak kepalanya dengan lembut membuat Jiyeon mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata.

Tangisan yang awalnya hanya terdengar lirih kini semakin menjadi.

Tidak tega melihat Jiyeon menangis tersedu-sedu, Sehun membawa Jiyeon ke dalam pelukannya.

~ Happy Ending? ~

Matahari sudah benar-benar tidak menunjukan eksistensinya ketika Sehun memarkirkan mobilnya di depan rumah Jiyeon.

Pria itu melepas sabuk pengamannya kemudian memandangi Jiyeon yang tertidur dengan lelapnya.

Sehun membenarkan letak long coat-nya yang dia jadikan selimut agar Jiyeon tidak kedinginan.

Dalam diam, dia terus memperhatikan wajah tidur Jiyeon.

Happy Ending? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang