6. Terbatas Ilusi

136 4 0
                                    

Pandanganku tertuju pada sinar terang malam itu

Menawarkan gejolak keindahan yang dirangkum menjadi satu

Gemerlap hingar bingar menjadi hal yang selalu dituju

Demi memenuhi hasrat yang deras melaju


Tapi, bagaimana jika semua itu hanya ilusi?

Mata tertutup, maka tidak ada cahaya yang terisi

Telinga tertutup, maka hilanglah semua distorsi

Sadarlah, kita terjebak dalam ruang fana intuisi


Harta berlimpah yang ditawarkan oleh para penguasa

Membuat pintu suci tak lagi menjadi hal yang luar biasa

Dan membusuk lalu binasa

Kaya menjadi semakin kaya, miskin terikat berputar dalam roda putus asa


Tapi, bagaimana jika semua itu hanya ilusi?

Hasrat tertutup, maka tidak ada bisikan kolusi

Logika tertutup, maka status tidak lain menjadi basi

Sadarlah, kita tertipu oleh fana yang presisi


Langit seolah berwarna saat rasa itu menyapa

Mengubah dogma "apa" menjadi "siapa"

Memberikan nada dalam hati laksana harmoni harpa

Cinta selalu membuat kita bertanya "mengapa?"


Tapi, bagaimana jika semua itu hanya ilusi?

Jiwa tertutup, maka hitam kelam mengisi

Hati tertutup, maka rupa cinta hilang tiada sisi

Sadarlah, kita terlena dalam ruang fantasi


Manusia memang terbatas pada proyeksi panca indera

Membuat asumsi dalam sekat-sekat pikiran dan jiwa

Terbatas ilusi dalam ruang dan waktu yang tak pernah ada

Menyisakan pertanyaan yang tidak selalu ada jawabnya


Bagaimana jika senja memang tidak pernah ada?

Bagaimana jika harta dan tahta hanya proyeksi mata terbungkam fana?

Bagaimana jika cinta memang permainan ilusi?

Bagaimana jika memang rasa senang, sedih, sakit, dan kebanggaan hanyalah janji imajinasi?


Dan, bagaimana jika kita memang tidak pernah ada sama sekali?

__________

-terbatas ilusi dalam ruang dan waktu yang tak pernah ada.

Antologi #1: Lingkaran BerbisikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang