Part 4

12 2 0
                                    

sorry for the typo(s)

all the love xx.

            

"iya halo,harry nya masih di kamar mandi? Apakah ada yang penting? Nanti aku sampaikan kepadanya"

belum kendall menjawab harry sudah menyambar handphone nya dari tangan leah yang mungil jika di bandingkan dengan tangan harry.

"kau! Jangan sekali-kali menerima tlp dari siapapun jika tidak aku berikan izin" bentak harry

membuat leah yang di depan nya terkisap "ha-ha-rry a—aku takut jika itu tadi penting ja—di aku menerima tlp nya" ucap leah dengan bibir yang bergetar dan mata yang bercaka-kaca

harry mengusap wajah nya gusar. "leah listen kau tidak boleh melakukan itu lagi okay? Don't you dare to touch my phone anymore?" rahang nya mengeras. Sialan harry marah.

Apa salahnya? Apa salah nya menyentuh hp nya pun tidak boleh? Bukankan mereka berdua sudah sah? Dan itu juga hak leah untuk mengetahui semuanya kan?

Semuanya sudah mulai aneh sekarang batin leah.

Seperkian detik kemudian leah berlalu ke kamar mandi

Ia menangis,ia tidak percaya apa yang di lakukan suami nya tadi. Selama 3tahun mereka menikah harry tidak pernah membentaknya. Baru kali ini.

Bibirnya bergetar hebat ia menahan tangisan nya agar tidak ada yang mendengarnya.

Dddrrr... hp nya bergetar

Dengan sigap ia membuka hp nya dan tertera disana nama Dylan di layar hp nya.

Dylan is calling you.

Sebelum mengangkat tlp dari Dylan leah membersihkan air mata yang ada di pipi dan menarik nafasnya dalam-dalam. Agar suaranya tidak pecah nanti.

Ia tidak mau membuat sahabatnya itu mengetahui nya.

"h—ei Dylan" sapa nya

yang di seberang sana terlihat excited mendengar suara leah.

"hello my bestie! Apakau sudah sampai London? Aku tidak sabar untuk menemui mu" sapanya

"umm iya i—ini aku akan berangkat masih menunggu pesawat untuk take off"

sesekali ia menarik nafas agar suaranya tidak terdengar ia habis menangis.

"baiklah kalau begitu,see you in London have a nice flight"

denga begitu leah mengahkirinya.

Ia keluar kamar mandi,melihat harry yang sedang asyik bertelepon ria dengan mengahadap kea rah luar. Satu tangan nya di masukan ke saku.

Leah menatap Olivia yang sedang tertidur pulas di stollernya.

"aku merasakan ada yang berbeda dengan mu harry" guman lirih leah

staff dari airlines memberitahu bahwa pesawat akan berangkat 15menit lagi,lalu mereka segera memasuki kabin pesawat.

Selama di dalam pesawatpun harry tidak berbicara sepatah katapun pada leah. Ia malah asyik dengan handphone nya sendiri.

Kau ini kenapa harry? There is more important than me and your little girl? Batin leah yang melihat suami nya itu.

"such a bad days" guman harry pelan.

Aku menoleh kepadanya. Namun ia memalingkan wajahnya dariku.

Saat tiba di rumah pun harry masih diam tak berbicara sepatah katapun.

Oh ayolah. Such a childish.

Aku memilih untuk tidur karna tubuh ku terasa sangat lelah,aku akan menghubungi Dylan nanti saat aku terbangun dari tidur ku ini. Aku rasa Dylan akan mengerti.

Suara keributan membangunkan ku,suara itu keras sekali. Terdengar seperti pecahan kaca. Yang hanya aku pikirkan adalah Olivia sekarang

Persetan dengan harry.

"you put your damn milk in the phone that I just buy Olivia!" dia bereteriak kepada olivia

woah.

"watch your mouth harry!"

Olivia hanya menangis saja dengan wajah memerah dan air mata membanjiri pipi chubby nya.

"I just buy it Olivia! I don't spend a lot of money for buy this damn phone again!"

harry tetap membentak Olivia

"harry! For god shake she is only two! Go away from her" aku mengankat Olivia agar terhindar dari bentakan harry. Aku segera menutup kedua telinga nya agar ia tak mendengar apa yang harry ucapkan.

Harry membawa kedua tangan nya ke rambutnya dan berteriak frustasi sepertinya

Aku masih menenangkan Olivia yang masih menangis dengan hebat nya nafas nya sampai tersenggal-senggal

"mommy I afraid of pap—a" aku tetap memeluk dan mendekapnya

"shhh what did you do baby?" nafas nya masih tersenggal-senggal

"aa—ku tidak sengaja mommy"

"sudah jangan menangis,kalau Olivia berhenti menangis mommy akan antar Olivia ke rumah nenek dan membelikan mu satu pack roti kesukaan mu okay?"

"benarkah?" matanya berbinar,nafas nya mulai tenang sekarang.

Aku mengangguk sebagai jawaban nya.

"sekarang Olivia mandi ya nanti setelah mandi kita akan makan ke mcdonalds dan membeli happy meal kesukaan mu"

aku akan berbicara kepada harry setelah ini, ada apa dengan nya?

Setelah aku memandikan olvia aku meletekan nya di kamar bermain dan belajarnya. Ya aku biar kan ia bersama baby sister kesayangan nya

"alona,tolong jaga Olivia sebentar ya,jika nanti terjadi apa-apa tolong jangan keluar kamar"

"iya nyonya." Aku memutar kedua bola mataku

"alona! Ck jangan panggil aku seperti itu,panggil lee saja. Lagi pula kita kan seumuran"

"ia maaf nyo—lee" cepat-cepat ia mengkoreksi nya. Aku mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.

Mencari harry kesana kemari ia tidak ada. Aku kira ia berada di belakang rumah atau mungkin ia sedang berada di balkon paling atas rumah ini?

Namun aku mencari nya dan tetap saja nihil.

Mungkin ia tidur?

Oh benar tubuh nya tergulung oleh selimut putih nan tebal ini.

Lihat lah betapa tampan nya lelaki ku ini, menyibakan rambutnya yang menutupi sebagian wajah nya. Ia menggeliat lalu ku cium pipi dan dahi nya

"harry kau ini kenapa? Kau capek? Kau punya banyak masalah kah? Kenapa kau tidak menceritakan nya.? Aku ini istri mu aku berhak tau" ucap ku lirih.

Tangan ku yang masih mengelus pipi nya yang memerah ini.

Dia membuka mata nya pelan, meraih tangan ku yang masih berada dalam pipi nya,ia membawa dan mendekapnya dan mencium tanggan ku sesekali.

"kau kenapa? Apa yang membuat mu membentak anak mu yang masih berumur 2 tahun?" Tanya ku lembut.

Air wajah nya berubah,berubah sedih. "maafkan aku lee,aku sangat menyesal aku tadi terbawa emosi. Banyak sekali beban ku" ia membawaku untuk tidur bersama nya.

"aa—ku belum bisa mengatakan nya aku belum berani mengatakan nya kepadamu lee" ia berkaca-kaca nafas nya hamper tercekat.

"kau kenapa?? Aku akan siap mendengarkan semua masalah mu dan mungkin kita bisa mencari jalan keluarnya bersama bukan?" ia menggeleng

ya tuhan ia menangis,gadis batin ku panik akan reaksi nya ada apa ini?

Ia memeluk ku sangat erat sekali. Kurasakan isakan nya semakin menjadi. Baru kali ini aku tau ia menangis seperti ini.

Love,Harry (HARRY STYLES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang