Garis start untuk memulai kehidupan sebagai orang humoris dan pelucu adalah di tahapan penghapal materi-materi lawas yang sudah ada dan banyak berseliweran di sekitar kita, entah lewat cerita dari mulut ke mulut, SMS, forward-an email, buku, atau rubrik humor di media massa.
Dan materi yang biasa tersampaikan oleh para pelucu jenis ini adalah tebak-tebakan, joke atau anekdot, serta cerita pengalaman lucu. Ingat bahwa pelucu penghapal tidak harus lucu atau humoris duluan. Orang serius seperti SBY pun bisa menyampaikan tebak-tebakan, joke, atau cerita lucu dan membuat suasana sekeliling menjadi cair dan enak. Dan apakah orang yang baru pertama kali bertemu dengan mendiang Gus Dur mengira bahwa beliau itu orang lucu?
Oleh karena itu, pokok permasalahan terpenting di sini adalah, sebagaimana filsafat hidup orang-orang periklanan, bukan mengenai apa, melainkan bagaimana menyampaikannya. Jadi dalam hal tebak-tebakan, joke, dan cerita lucu, yang menjadikannya lucu serta menghibur bagi orang lain adalah ketepatan cara kita menyampaikannya.
Masih ingat definisi orang jayus? Lelucon adalah seperti lagu. Bahkan lagu seindah dan seberwibawa You Raise Me Up pun kalau dibawakan oleh vokalis kelas bath room seperti saya pasti akan langsung membuat penonton sakit perut dan memutuskan lebih baik pulang ke rumah untuk cuci piring!
Tebak-tebakan
Yang namanya tebak-tebakan barangkali sudah sama tuanya dengan sejarah peradaban manusia sendiri. Begitu manusia mengenal bahasa dan bisa bicara, tebak-tebakan sudah ada sebagai salah satu cara untuk saling mengenal, saling mengasah kecerdasan (atau keblo'onan!), dan terutama untuk mencairkan suasana komunikasi yang beku.
Dari bentuknya, tebak-tebakan bisa dibagi menjadi dua, yaitu yang konstruktif dan yang sembarangan. Tebakan jenis pertama adalah yang benar-benar bisa dinalar secara logis, seperti "Hewan apa yang namanya terdiri atas dua huruf? U dan G" atau "Kota apa yang paling tua? Mbah Rowo alias Ambarawa" (orang Jawa Tengah menyebut kota Ambarawa dengan Mbahrowo).
Sedang tebak-tebakan jenis kedua adalah yang tidak nyambung secara logis antara pertanyaan dengan jawaban, dan biasanya dipakai hanya untuk melucu, bukan menyampaikan informasi. Satu contoh paling mudah dari tebak-tebakan jenis ini adalah "Dave Koz yang ngekoz" di atas.
Banyak tebakan jenis sembarangan yang beredar di masyarakat terbentuk dari pun alias permainan kata-kata. Pasti Anda kerap mendengar tebak-tebakan semacam "Gimana caranya Monas bisa bikin kenyang? Ya mo nasi goreng kek, mo nasi uduk kek, terserah!" atau "Ada bus berangkat dari Jakarta ke Surabaya membawa 40 liter bensin, dan mesinnya menghabiskan bensin 1 liter untuk jarak 20 kilo. Pertanyaannya, habis di kota mana? Jawabnya, H-bis di Semarang!".
Dalam format yang paling serius dan formal, aneka bentuk ulangan dan ujian baik di sekolah maupun perguruan tinggi sebenarnya adalah tebak-tebakan juga. Ini masuk kategori tebak-tebakan pengasah otak, sebagaimana halnya kuis atau TTS di media cetak. Saat masuk ke media elektronik seperti televisi, tebak-tebakan menjelma menjadi acara kuis (quiz show atau game show) seperti Who Wants to be a Millionaire?, Family Feud (di sini jadi Famili 100 dan lantas Super Family), atau Jeopardy.
Masih di TV, dulu TVRI pada era 1980-an pernah punya acara yang ngetop di kalangan pelajar, yaitu Cerdas Cermat atau Cerdas Tangkas. Di sini, tiga regu yang mewakili sekolah berlomba meraih nilai tertinggi dalam menjawab tepat tiap pertanyaan yang diajukan moderator. Masing-masing regu beranggotakan tiga siswa, satu di tengah sebagai juru bicara, dan dua di kanan-kirinya sebagai pembisik yang bertugas membisikkan jawaban seandainya sang juru bicara tidak tahu.
Acara semacam ini masuk kategori tebak-tebakan serius juga. Bahkan satu kali, TVRI Stasiun Yogyakarta pernah membuat acara serupa dengan nama Tebak Tepat. Karena berkonotasi negatif seolah mirip kegiatan tebak-tebakan nomor judi buntut, acara tersebut berubah nama, kalau tidak salah menjadi Cepat Tepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/125245841-288-k612723.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Science of nDhagel: Panduan Edan Menjadi Orang Lucu
Non-FictionBanyak terdapat orang lucu di sekitar kita. Mulai dari badut kelas, tetangga yang suka membanyol, teman sekerja yang luar biasa konyol, hingga mereka-mereka yang menjadikan kelucuan sebagai sumber mata pencaharian, yaitu para pelawak. Orang yang luc...