FIVE

41 3 0
                                    

Mr.Ricard menatap satu-persatu siswa dan siswinya."Kita kuis dadakan".

Jedar.

Bagaikan tersambar petir semua penghuni ruangan menelan salivanya kasar.Karna kalau Mr.Ricard yang memberikan kuis dijamin kepala bakal modar tujuh perosotan water boom.

"Simpan semua alat tulis kalian dan dengarkan saya!". Itu perintah bukan permintaan.

Dengan berat hati semuanya mengangguk . Mengerti.

Puk. Mr.Ricard menghentakan penghapus ke papan tulis." Baiklah pertanyaan pertama, Siapa pembuat biola stadivarius yang melegenda?."

Semua diam. Hening tidak tahu , sampai salah seorang siswi mengangkat tanganya" Antonio Stadivari Mr.".

Mr. Ricard tersenyum" Bagus kamu boleh keluar".

Aira mengangguk lalu ia keluar meninggalkan sahabat-sahabatnya yang tengah menatap memelas kearahnya meminta bantuan.

* * * * * *

Aira melangkahkan kakinya di fakultas musik, saat akan meninggalkan fakultas itu sayup-sayup ia mendengarkan labtunan melodi yang indah.

Itu the promise. Secret Garden.

Dengan semangat empat limanya Aira berjalan semakin mendekati suara tersebut.Aira berhenti tepat di depan sebuah pintu yang di baliknya terdapat seseorang yang tengah memainkan sebuah biola.
Dengan hati-hati Aira membuka pintu tersebut dan dia langsung terkesiap saat melihat siapa yang memainkan lagu tersebut.

Tanpa Aira sadari kakinya melangkah kembali mendekat ke pada Dave yang tengah memejamkan matanya.

Musik berhenti dan sedetik kemudian mata Dave terbuka.Dave mengernyit saat nelihat Cewek yang tempo lalu menabrak dirinya"Ngapain lo disini?"

Aira bukannya menjawab ia malah menatap berbinar kearah Dave"Mainkan lagi, itu tadi the promise , secret garden kan".

Dave terdiam.Dia tahu musik.
"Bukan tadi carme~". Perkataan Dave terpotong saat Aira kembali berujar."Enggak itu the promise secret garden, awal permainanya lembut membuat siapa saja terlena lama-kelamaan nada semakin naik yang menggambarkan perasaan sang pemain ibarat kata tuan dan biolanya menjadi satu salaing membagi rasa satu samalain, Benarkan?".

Tanpa sadar Dave mengangguk ."Lo bisa main musik."

Dengan mantap Aira mengangguk, memang benar dia bisa memainkan segala alat musik tapi yang paling ia sukai adalh biola. Sebenarnya semenjak ia awal kuliah ia ingin sekali masuk jurusan musik tapi kakaknya melarang katanya .nggak ada gunanya lo masuk ke sana ikut aja apa yang gue bilang.

Dave lalu menyerahkan biolanya pada Aira yang langsung disanbut gembira olehnya, Aira memejamkan matanya lalu dengan alami tanganya bergerak sesuai nalurimiliknya.

Dave takjub.itu Tchaikovsky, Violin Concerto in D major Op.35.
Bagaimana bisa ia saja masih tersendat-sendat saat memainkannya tapi dia.

Dave melamun sampai ia tidak sadar bahwa Aira telah selesai memainkan biolanya sejak lima menit yang lalu.

Aira menggibas-ngibaskan tangannya kedepan wajah Dave." Woi sempak lo di maling orang."
Dave tergagap lalu menatap geram pada Aira "Sempak lo kali yang di maling kolor ijo"

Aira mendengus lalu ia pergi dari ruangan tersebut karna susah kalau jadi princes serba salah kayak judul lagu Raisa.

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang