Chapter 6- Play Snowball In The Winter

70 6 0
                                    

"Tidak ada salahnya menjadi anak-anak dalam satu hari, setidaknya hal itu dapat menyenangkan hati yang kesepian"

**************************************************************

Aku mengikutinya. Ia tampak berjalan menuju ke tengah lapangan di sebuah taman -tepatnya taman yang sama saat aku duduk tadi dan tempat aku bertemu dengan Miku, hanya saja dibagian sisi taman yang berbeda- yang dekat taman bermain anak-anak. Aku mulai bingung saat Ia hanya mengajakku berkeliling taman bermain itu, bahkan kami -ralat aku (Miku tidak terlihat oleh orang di sekitarnya kan?) sampai dijadikan tontonan oleh anak-anak yang kebetulan sedang bermain salju disana.

"Em Miku, kita akan pergi kemana?" tanyaku

Hening, hanya ada suara angin dan tawa anak-anak yang berada di sekitar kami. Aku masih menunggu jawaban darinya. Sampai pada akhirnya Miku angkat suara.

Miku menoleh kepadaku, dan mulai mengatakan sesuatu. Aku merasa keadaan semakin serius dan berharap kata-kata yang keluar darinya bukanlah berita yang buruk.

"Aku..." Miku menggantungkan ucapannya, membuatku tambah penasaran akan ucapan yang akan dikatakan selanjutnya.

"Ya?" ucapku tak sabar

"A-aku... lupa"

Eh?

"Aku lupa caranya menunjukkan keajaiban padamu, apa yang pertama kali harus aku lakukan ya?" ucap Miku sambil memangku tangannya, berusaha mengingat-ingat.

"......"

Baiklah apa ada dinding disekitar sini? Ingin sekali aku membenturkan kepalaku atau sekedar memukulnya berulang-ulang untuk meredam amarahku yang hampir saja melewati batas.

Gadis ini benar-benar... baiklah aku tarik perkataanku, gadis ini juga bisa menjadi sangat mengesalkan! Kenapa dia harus menciptakan suasana serius seperti tadi, sedangkan kenyataannya dia lupa harus berbuat apa. Aku menghela napas mencoba menetralkan emosiku.

"Bagaimana kau bisa lupa? Jadi kita berjalan dari tadi itu tidak ada artinya?" protesku padanya

"Bukan salahku jika aku lupa, lagipula sudah lama aku tidak melakukannya! Huh!" bela Miku.

Aku menghela napas panjang, mencoba menetralkan suasana, dan mencoba berpikir. Aku tidak tahu, apa dengan berpikir aku dapat menemukan solusi tentang apa yang harus kulakukan selanjutnya karena kenyataannya Miku saja tidak tahu harus berbuat apa, apalagi aku.

"Aku juga ingin cepat-cepat memberitahumu tapi aku lupa! Jadi bisakah kau..." ucapan Miku terpotong saat terdengar suara anak-anak yang bersorak, karena melihat tingkah laku kami.

"Wah teman-teman ada pasangan yang sedang bertengkar!!" ucap seorang anak.

"Wah benar! Kenapa ya?" ucap anak-anak yang lainnya.

Kami menoleh bersamaan, menyadari bahwa "pasangan yang sedang bertengkar" yang mereka maksud adalah kami. Sebenarnya kami cukup terkejut dengan sorakan mereka yang tiba-tiba terdengar disaat kami sedang berbicara. Dan kulihat mereka semua menatap penasaran kearah kami berdua.

"Eh? Pasangan?" ucap kami bersamaan.

"Bukan, kami bukan pasangan!" ucap Miku

"Benar kami bukan pasangan hanya... " Aku berpikir sejenak.

Tunggu, apa yang harus kukatakan? Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kan? Tentang Miku yang sebenarnya seorang Peri Salju. Tidak, tidak itu tidak mungkin sangat tidak mungkin.

Belum selesai aku berpikir untuk melanjutkan ucapanku yang terhenti sebelumnya. Anak-anak tersebut malah menjawab secara serempak.

"Yaah...kenapa bukan pasangan sih? tidak seru!" Terdengar nada kecewa dari mereka secara bersamaan.

Snow Fairy Story 『END』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang