part 8

115K 4.9K 47
                                    

Sabtu. 

Hari yang paling ku benci selain hari senin.

Aku benci hari ini karena semua mata pelajarannya membosankan dan akan ada pekerjaan 'melelahkan' yang menungguku sepulang sekolah.

Jam pertama olahraga. Akhh!! Betapa bencinya aku dengan pelajaran itu!

Selesai olahraga disambut oleh pelajaran matematika. Jelas-jelas baru saja lelah secara fisik disambut dengan lelah otak.

Dari dulu sampai sekarang aku begitu membenci pelajaran matematika. Huft.

Setelah matematika disambut dengan mempelajari masa lalu a.k.a. sejarah.

Lalu, sorenya aku mencuci segudang baju.

Kurang sial apalagi coba hari sabtu ini??

Kini, aku dan teman-teman sekelas sudah berada di lapangan. Melakukan pemanasan agar tidak cidera.

"Lari 2 keliling, yang teratur. Kalau tidak teratur akan ditambah satu keliling lagi." kata Pak Hamda memberi titah.

Kami mulai berlari dengan rapi agar tidak ditambah. Pak Hamda ini sosok guru yang tidak akan segan-segan menyuruh anak muridnya mengelilingi lapangan sampai 4 kali putaran. Belum lagi lapangan cukup luas. 2 keliling saja nafasku sudah mulai sesak.

"Yel, tadi malam gue baca wattpad."

"Trus??"

"Ceritanya baperin banget njirr."

"Tentang apa ceritanya??"

"CEO dan sekretarisnya."

"Ada adegan ena-enanya gak?"

"Astaga, pemikiran lo!!!"

"Kan gue tanya aja."

"Ya enggak ada lah. Gue masih volos btw. Gak berani baca gituan."

"Halah! Polos ndasmu."

"Gue beneran masih volos loh, Yel."

"Serah lo aja. Btw judulnya apa?? Nanti gue mau baca juga. Lumayan lah untuk menemani malming gue di kos."

"Wah, lo juga gak pulkam? Samaan dong kita."

"Gimana kalau lo nginep di kos gue?"

"Oke, tapi jemput ya hehe."

"Bisa pergi sendiri gak ke kos gue? Soalnya gue mau nyuci baju. Banyak banget."

"Gue takut ke kos lo sendirian. Nanti kalau gue diculik gimana?"

"Siapa juga yang mau nyulik lo?!"

"Ya, kalau aja ada gitu. Secara gue kan cantik bin imut."

"Pede banget lo."

"Iya lah. Pede tuh penting."

"Iya deh."

"Jadi, gimana? Lo mau kan jemput gue nantinya?"

"Oke deh. Tapi malamnya aja ya gue jemput."

"Okeh. Nanti kita duduk di depan kos lo ya, pake wifi gratis. Gue mau nonton yutub hehe."

"Sip sip."

"Eh, kita ketinggalan. Cepetin lari lo." kataku ketika jarak antara kami dengan orang yang berlari di depan sangat jauh.

"Gue capek." Keluh Yela.

"Bukan hanya lo. Gue juga kali."

"Ki--"

Bruk!!

"Aduhhhh!!" jeritku tertahan ketika kakiku terkilir, dilanjutkan dengan tergelincir, dan mendarat sempurna di atas tanah yang basah akibat hujan.

My Perfect BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang