CHAPTER ONE🎡

76 5 1
                                    

KadangKala aku lebih memilih untuk diam dan tidak berkomentar ,karna aku yakin !! Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk cipta'an-nya ,dan untuk mentari hari ini aku melangkah menuju ruang panjangmu.

Tertulis
-lara-

Semilir angin bulan july mulai menerbangkan surai rambutnya,desiran angin yang sepoi-sepoi membuat mata seorang gadis tertutup menikmati hal indah yang ia rasakan saat ini,

Gadis itu mendudukkan dirinya sendiri diatas rerumputan yang menguning pertanda musim kemarau datang dengan bertiupnya angin muson timur, Gadis bernama LARA itu menatap mentari yang sedikit lagi akan menjadi jingga dimana sang surya akan pulang dan kembali esok hari dengan lembaran harapan baru untuk semua penghuni dunia ,

"Kenapa matahari ngga lelah, padahal dia pulang-pergi setiap hari ?" ceracau gadis itu dengan dirinya sendiri

"Menurut mu bagaimana Langit apa dia tidak lelah? Ohh kau tidak diberitahu olehnya, kenapa itu terjadi? Bukankah kau dan surya itu selalu bersama ,lalu mengapa sang surya menyimpan rahasia?" ia mendongakkan kepalanya seolah-olah langit diatas sana dapat mendengarnya,

Lara merebahkan tubuhnya diatas rerumputan kering dan menutup sebelah matanya dengan telapak tanganNya sebab kilau matahari yang menyorot langsung hingga merasuki pupil matanya, ia kembali menghirup udara khas musim kemarau,

"Kali ini bulan july telah tiba dan kau masih kekeh dan memberi ku celah untuk keluar" lagi lagi gadis itu berdialog dengan dirinya sendiri

Surya mulai lelah dan pulang kembali kerumahnya, namun tidak untuk lara ia mengambil kamera yang tergeletak manis di sisi tangannya dan mengambil beberapa gambar warna jingga yang memukau indahnya ,

"Indah..Sangat indah" ia kembali menatap warna memukau itu ,betapa hebatnya tuhan menciptakan itu!

Detik mulai berjalan semakin lama semakin berjalan menuju hadapan menit dan berganti posisi denganNya, Sepertinya jingga juga lelah ia pun pergi dan digantikan oleh gulita nya malam bersamaan itu kumandang azan magrib mulai terdengar dan merasuk melalui gendang telinganya, Lara mengambil tas kecilnya tak lupa memasukkan kamera kedalamnya dan meninggalkan gulita yang bersanding garang dengan lengkingan malam,

Ia mempercepat langkah kakinya seusai membasuh wajahnya dengan air wudhu dan menjalankan ibadah wajibnya, Hari mulai gelap jalanan pun mulai sepi hanya 1!2! Kendaraan yang melewati jalanan ,mungkin karna jam pulang kerja sudah habis sedari tadi hingga tinggal beberapa orang saja yang berlalu lalang di pinggir jalan,

Sedikit bersenandung kecil untuk mematahkan kesepian nya yang mulai mendobrak alam sadarnya,

"Lara.." suara itu menghentikan langkah kecil nya, dengan sigap ia memutar tubuhnya dan menemukan lelaki tegap berdiri diSana

"Ayahh" hanya satu kata kecil itu yang terlontar dari bibirnya ,lidahnya kelu dan bibirnya bergetar hebat menahan tangis,

"Aku rindu ayah" kalimat itu terlontar kembali entah yang keBerapa kalinya ia mengucap tapi lelaki dewasa itu tidak mengerti apa yang tengah lara inginkan,

"Lara!!" hembusan itu lagi yang ia dengar

"Ayah,peluk lara sini ayah,lara kangen sama ayah"pinta lara dengan air mata yang mengenang di pelupuk mata gadis itu

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang