Bertemu dengan surya adalah hal yang amat kusuka,Namun bagai mana bisa suryaku adalah dirimu? Manusia yang ku hindari saat berbagai duri mulai membelenguku ?
Untuk lara yang belum tersampaikan..Tertulis.
-lara-Mentari lagi ,lara bertemu mentari lagi ,ibunya sibuk memasukkan berbagai macam bahan-bahan nasi goreng namun lara hanya duduk manis sembari memperhatikan gerak-gerik anaya ,Kata lara ia tidak ingin membantu anaya sebab sudah menggunakan seragam dan akan kotor jika ia membatu anaya bekerja di dapur,Alasan?
Setelah semua usai anaya membawakan masakan sederhana yang ia buat khusus untuk lara ,nasi goreng tanpa kecap dengan satu telur mata sapi yang melirik ke arah kanan dan kiri ditambah segelas teh hangat .
"Yaudah ,sekarang makan ,nanti telat?"ujar anaya sembari menatap lara dengan penuh sayang
"Iya bun ,lagian masih jam berapa? Masih pagi, jadi santai aja" Lara membalas ucapan anaya dengan santai sembari memasukkan sesuap nasi goreng yang masih mengepul asapnya dan menggoda penciuman nya,
"Yaudah iya" anaya pun menyusul anaknya itu dan segera memasukkan suapan pertama nya ke dalam mulut nya,
"Sekolah kamu gimana?" wajar jika seorang ibu bertanya seperti itu pada anaknya,bukan?
Lara sedikit berpikir dan menjawab dengan anggukan sebab mulutnya masih dipenuhi oleh nasi,
"Yaa... Gitu ,biasa aja"lara tidak sepenuhnya berbohong ,toh memang seperti itu kondisinya?
"Siapp"teriak lara keras saat piring nya kosong tak bersisa dan segera meminum segelas teh manis dengan sekali tengukan saja,
"Pelan-pelan"protes anaya saat melihat lara yang tergesa-gesa,
"Iya bun"
Setelah semua nya usai ,Lara berpamitan kepada anaya dan mengecup punggung tagan anaya kemudian berjalan menuju aktivitas biasanya,
Saat sudah sampai jauh dari arah rumahnya anaya menghirup udara sebanyak-banyak nya sebisa mungkin paru-paru nya menampung,Dengan embun yang mulai menetes dan mentari yang mulai menampak kan dirinya dengan malu-malu namun sedikit terganggu oleh hiruk piruk nya manusia yang hendak menjalankan tugas nya masing-masing untuk hari yang akan dijalani,Lara memantapkan diri melangkah menuju sekolah tercinta nya,Kakinya menitih jalanan di trotoar yang masih lumayang lengah akan pejalan kaki ,sengaja hari ini lara tidak menaiki kendaraan umum yang biasa membawanya menuju haltel depan sekolahnya, Toh ini hari masih pagi dan pastinya masih banyak waktu yang tersisa untuk sekedar berjalan perlahan menuju sekolahnya itu,
Sedikit bersenandunng ria ,mulut lara menyanyikan lagu yang akhir-akhir ini sering ia putar lagu dari boyband yang sedang naik daun saat ini yaitu BTS yang Membernya berasal dari negeri gingseng korea, Meskipun lara mengerti bahwa nyanyian nya saat ini jauh berbeda dengan lirik aslinya,
Terdengar langkah kaki yang berlari semakin mendekat ke arahnya dan suaranya semakin terdengar jelas ditangkap oleh indra pendengarannya,Dan tepat berhenti saat lara membalikkan badannya dan menatap sosok di depan nya itu,
"Haiii,morning!!"Sapa nya manis
"Eh iya "lara gelagapan melihat gerka yang tiba-tiba saja berada di depan matannya,
"Bareng ya?" Pernyataan itu bukan seperti pertanyaan namun sebuah permintaan yang sukar untuk ditolak, sudah jelas juga gerka tampak berjalan disisi lara,
Lara hanya diam dan menunduk sesekali melihat tali sepatunya yang masih terikat rapi dibawah sana ,pupus sudah harapan nya melihat terbitnya mentari hari ini ,semuanya berubah saat kehadiran sosok tak mengenak kan yang berjalan dengan santai di sisi lara tanpa rasa cangguh sedikit pun,
"Lara?" panggilan itu sontak memaksannya untuk melihat bola mata yang ia rindukan juga ia benci
"Kenapa?"jawab lara polos dan menambah kecepataan berjalan nya
"Pelan-pelan aja jalannya,kan masih pagi" lara menghentikan langkah kakinya dan menatap seseorang dibalik punggungnya
"Bareng aja !"Lara hanya menganguk perlahan dan berjalan seperti biasa kembali ,Mencoba menetral kan semua perasaan dan otaknya yang mulai meracuni pikiran dan seonggok daging di dalam tulang rusuk nya,
Langkah kaki lara mulai berirama dan mulai kendur ,ia kelelahan sebab bukan hanya kakinya yang berlari namun hati dan pikirannya pun seolah protes dan ingin segera pergi meninggalkan sang kaki yang terlalu lamban membawa nya ketempat yang jauh dari sosok dibelakang nya sana,Lara berhenti sejenak dan menetralkan kembali nafasnya yang mulai memburu,
"Kan udah dibilang ,pelan-pelan aja ngga usah buru-buru ini masih pagi ,eh malah kamunya ngeyel ,capek kan?" gerka hanya bersedekap melihat gadis di depan nya yang kembang kempis untuk mengembalikan susana damai nafasnya,
"Iya" satu kata itu saja yang terlontar dari bibir lara
"Mau di gendong?" seketika mata coklat ini nyalang tegap dan melihat lelaki yang berdiri manis di depan nya itu
"Niatnya kan bantuin?"ujar gerka sembari memamerkan deretan giginya yang putih dan bersih
"Makasih ,tapi ngga usah" lara memacu langkah kakinya kembali guna memperpendek jarak yang harus ia tempu menuju sekolahnya,
Pupus keinginan nya hari ini ,yang ia dapat hanyalah rasa lelah yang mengelayuti badan nya yang penuh peluh.
****
Setelah selesai membeli sebotol air mineral lara segera kembali melangkah menuju kelas nya yang sudah mulai terisi ,tak lupa tentunya sosok gerka yang menguntit nya sedari di jalan hingga ia masuk kelas ,memancing pasang mata untuk berpikir buruk tentang reputasi seorang lara,
Lara mendudukkan bokong nya pada benda kotak panjang dan berkaki itu, dan menidurkan kepalanya pada meja didepan nya dan mencoba berpikir tentang rasa yang mulai mengelanyut manja pada dirinya,
Mentari,
Dengan kekeh nya bibir berkata
"Rasa yang pernah hilang"
Nyatanya nyalang coklat ku hingga mentari memejam hanya melihat dan terpaku oleh indah mu,
Yang nyata dan bukan halusinasi,
Saat solek jingga mulai mengganti posisimu,
Tanganku dan bibirku memohon
"Agar ada aku dan dirimu bertemu untuk esok hari"
Dan nafas memburu derai sepoi hembusan nafasmu,
Namun?
Datang mu yang tanpa permisi dan pergi mu tanpa ucapan ,
Haruskah bibirku menugucap "see you" atau "good bay"
Catatan penting sang luka yang berbaur oleh cahaya jingga,
Untuk lara yang belum tersampikan.Tertulis.
-lara-[TBC]
LOVE,
V19march2K18.
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA
Teen FictionKabut tebal masih menutupnya, dengan sakit yang masih berpegang kuat dia datang, dan mengiris luka yang masih menganga, kutabur bunga sebagai pelukis kata, dengan senyum kuUkir luka panas yang kau torehkan.. dan untuk kembalimu kurangkai kata sebaga...