CHAPTER TWO 🎡

40 3 0
                                    

Kurangkai kata yang aku kira akan menjadi makna yang mulut ku tak bisa ucapkan, ku donggakkan kepalaku menghadap langit yang jauh disana tidak tergapai oleh tangan namun jelas terlihat pada mata,ini aneh bukan?

-lara-

Aku melipat kembali sajadah dan mukena ,Aku merangkak melihat surya yang sebentar lagi akan menapak kan dirinya seperti hari esok lalu, Lara menyungihkan semyum indah yang ia punya saat ini ,

Lara melangkah meuju dapur dimana ibunya mulai berkutat dengan dapurnya, aku menghampirinya dan mengecup sebelah pipinya,

"Pagi Bunda" sapaku dan dibalas senyuman yang tak kalah manis tentunya

"Pagi anak kesayangan bunda, udah salat sayang?"

"Udah bun"

"Yaudah kalo gitu, bantuin bunda masak buat sarapan ya?"

"Siap bunda" Dengan sigap aku memotong bawang merah dan bawang putih dengan cekatan mungkin karna sudah terbiasa,

⏰⏰⏰

Ia melangkah menuju kantin sekolah karna bel istirahat sudah berbunyi sedari tadi namun karna ia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya mengurus rumus matematika yang super memusingkan ia baru sempat menuju kantin, lagian tujuan nya pun hanya ingin membeli roti dan air mineral kemudian kembali lagi menuju kelas,Matahari mulai mengingi dan tersenyum manis sehingga menimbulkan sinar yang menakjubkan ,

Dari arah koridor belakang ia melangkah, lara mendengar suara berisik yang tengah membicarakan seseorang "Murid baru" para kaum hawa mulai berceloteh dan tidak lupa memoles bibir dan pipi mereka mengunakkan make up yang selalu bertenger manis di tas mereka,

"Apa sosok murid baru itu begitu menakjubkan sehingga membuat seluruh seisi sekolahan gempar akan kehadirannya?"batin lara dalam hati sembari terus melangkah yang sedikit lagi ia akan sampai pada pintu kantin,

BRUKKKK

Langkah kakinya tersandung dengan kaki seseorang yang berjalan tergesa-gesa di depan nya,

"Maaf ,aku ngga sengaja !" ucap seseorang itu dan kembali melangkah tanpa melihat sedikit pun kearah ku

"Sesibuk itu?" dengan acuh lara melangkah melanjutkan kegiatan yang sempat terunda sebab ia terjatuh tadi,

Lara menghilangkan debu yang mengenai rok nya dan melangkah menuju ke salah satu penjual di kantinya, Tanpa lara sadari ada sosok mata tajam memperhatikan gerak-gerik nya,

***

Geral melangkahkan kakinya keluar dari area kantin dengan tergesa-gesa karna ia terlalu banyak menunduk tanpa sadar ia menabrak sosok gadis manis yang tengah masuk menuju kantin ,sekilas ia melihatnya gadis dengan rambut yang bersurai warna hitam pekat dan dikucir kuda membuat nya pas pada sosok dirinya, ingin ia memastikan bahwa apa yang ia liat? Namun karna ia sudah tidak tahan dengan tatapan yang memuji dari nyalang mata kaum hawa di kantin itu ia pergi dan meninggalkan tanda tanya yang besar? Sempat ia melihat kebelakang namun ternyata gadis itu sudah tiada di tempatnya,

"Kak gerka"

"Kak gerka"

"Minta nomor ponsel kakak dong"

Berbagai ucapan centil dari berbagai kaum hawa yang ia temukan sepanjang koridor menuju kelasnya

"Goblok gua ! Nyesel gua pergi ke kantin"geram nya pada diri sendiri dan melangkah memasuki ruang persegi panjang itu dan mendudukkan bokongnya pada bangku ujung paling belakang yang saat ini sudah resmi menjadi singasana nya,

"Heran guaa "ujar Malvin sembari duduk dibangku kosong disebelah gerka

"Maksud nya??"ujar gerka sembari melirik ke lawan bicarannya itu

"Kenapa lu ngindarin semua cewek yang ada di sekolahan ini ,ngga ada satupun sapaan mereka yang lu balas? Dan lu padahal masih murid baru tapi DEBUMMM udah melejit ae"Cerocos malvin tanpa mempedulikkan tatapan aneh dari sosok di depan nya itu ,

"Gua cuma males ae ditatap kek gitu sama mereka,seolah-olah mereka itu pen makan gua njir "sahut gerka tak percaya

Kedua lelaki itu mulai asyik bercerita dan membuat nya terlena bahwa bel istirahat sudah berbunyi menandakan jam pelajaran akan dimulai kembali ,

***

"Gua duluan ya "ucap siska teman sebangku lara yang hanya dijawab anggukan saja oleh lara,

Udara terlalu panas membuatnya enggan untuk sekedar keluar dan menuju haltel bus ,bukan karena takut hitam atau apalah tapi terik membuat nya tak nyaman dengan keadaan, Dengan berat hati ia melangkah keluar dari kelasnya dan memimpin kakinya menuju haltel bus yang lokasinya tidak terlalu jauh dari sekolahnya,

Bukan angin sepoi-sepoi atau udara segar seperti tempat kesukaan nya bulan july terlalu panas dan mengikis bebatuan utuh yang sudah lama ia simpan ,Lalu lalang kendaraan yang melintasi depan matanya menintih nya untuk perfikir tentang seseorang jauh dimasa silam yang mengatakan bahwa dirinya akan menjadi mantel dan pelindung nya saat hujan dan penyejuk nya disaat gersang ,Lara tidak mengerti sosok itu nyata atau tidak? Sosok itu apa halusi nasinya saja? Sosok imajenasi yang biasanya akan terpikir olehnya saat percikan-percikan api memorinya menjalar di otak nya.

Tepat saat lara hendak duduk di bangku kosong panjang haltel ,disaat itu juga bus panjang berhenti dihadapan nya dan membuatnya berdiri kembali dan segera masuk bus panjang itu, lara mencari tempat duduk paling belakang dan dekat dengan jendela ,tempat kesukaan nya tempat nyaman yang ia temukan. Sedikit memejamkan matanya dan bersandar pada tepian jendela ,

"Aku rindu gerka ,sangat rindu "

[TBC]

Haee 😋 lara datang lagi 😀
Gaje nya kumat lagi 😂
Lagi ngga mood buat ngetik si 😆 tapi akunya maksain ,Yahh jadilah begitu 👆
Next up insa'allah vi bkl buat yg terbaik lagi buat kalian 😊 saya janji ✋

√Vote,komen,Share ya •_•√
Makasih 🙌

See you next cap 😘

Love,
V

1

6March2k18,

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang