Love and Hate Are Same

3K 267 0
                                    

"austin, kapan jadinya? sudah berjalan 2 bulan ini. 3 minggu lagi ulang tahunya"

"iya aku tau, tapi aku gugup kate"

"jangan bohongi perasaanmu sendiri austin. ok, sekarang kamu maunya kapan?"

"oh.. emh.. mungkin saat ulang tahunya saja."

"Bener ya .. awas sampai menunda-nunda lagi"

"iya katty.. em.. thank's ya kamu sudah mau bantu dan sudah mau sabar nungguin aku yang ngaretnya minta ampun ini"

"iya nggak papa kok. kita kan sahabat"

keduanya saling tersenyum. tetapi dibalik senyuman kate, terdapat luka yang sangat perih melihat orang yang dicintainya akan menjadi milik orang pain.

------------

Justin memutarkan bola basket dengan jari-jarinya.

"Justin!!!" teriak vicky dari seberang menuju kearah justin dengan tatapan garang.

"apa masalahmu?" tanya justin dengan santai sambil terus memainkan bola basketnya.

"cukup!! ini keterlaluan! maksudmu apa hah?! lihat, apa yang kau lakukan dengan PR ku?! ini sobek semua justin!" kata vicky sambil menunjukan buku PR nya yang sobek-sobek.

"oh maaf. aku pikir itu bukuku tadinya" kata justin.

"just, kenapa sih, setelah kita baikan, kita harus musuhan lagi? kenapa? apa yang salah?" kataku.

Justin menjatuhkan bola basketnya kesembarang arah dan mendekat ke arahku.

"mau tau kenapa? kau masih ingat, saat aku menyatakan perasaanku? tapi apa, setelah itu, apa yang kamu lakukan sama Darren di perpus? denger ya vic, jujur, aku masih menunggu jawabanmu" kata justin sambil berjalan keluar lapangan basket yang sepi ini.

aku sedikit kaget dengan kata-kata justin barusan.

aku mengerjap-ngerjapkan mataku karena justin banyak menghembuskan udara dari mulutnya ke wajahku.

"AKU MENCINTAIMU JUSTIN!! KAU TAU, AKU JUGA MENCINTAIMU!!" teriaku sebelum justin keluar dari lapangan.

justin menghentikan langkahnya dan membalikan badanya kearahku. dia memberikan tatapan tidak percaya, tetapi tiba-tiba senyumnya merekah menghiasi wajahnya yang tampan.

Dia berlari kearahku dan memeluku dengan erat.

"I know you love me too" bisik justin ditelingaku.

akupun membalas pelukanya.

"maafin kelakuan bodohku selama ini ya" kata justin.

"ya justin, aku sudah memaafkanya" kataku.

"oh ya, waktu diperpus itu, darren maksa aku. jadi ya.. itu tiba-tiba aja. aku nggak tau. maaf ya.. kamu percaya kan sama aku?" kataku.

"iya, percaya kok. tapi.. tetep aja aku cemburu" kata justin.

Aku hanya tertawa kecil.

"so, can we be more than just a enemy? sorry.. more than just a friend?" lanjut justin.

"sure justin" kataku sambil melepas pelukan justin.

kami tertawa pelan. "kau belum mengganti PR ku" candaku sambil meninju pelan lengan justin.

"oh.. ya. maafkan aku. sini aku ganti" kata justin sambil mengambil buku PR ku.

jadi ini akhirnya? aku jadian juga dengan justin. yah.. aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. walaupun dia sudah membenciku, tapi aku tetap suka dengan justin. Jujur saja, aku memang menyukai dia dari dulu, tapi karena saat itu dia membenciku, aku tidak tau antara aku membencinya atau aku mencintainya. Rasa itu tercampur aduk didalam tubuhku. Dan sekarang terjawablah sudah, there's a thin line between love and hate right?

SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang