Jangan Dibaca!

2.9K 215 125
                                    

"Ciciiii" Seorang gadis berlari ke dalam rumah dan berteriak terik memanggil kakaknya layaknya anak kecil.

Sang Kakak yang sedang membaca novel di depan tv yang dibiarkan menyala, seketika menghentikan aktivitasnya. "Ada ap-"

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, sang adik sudah berlari menubruk tubuhnya. "Cici, tadi Kak Reza tau tau bilang suka sama Gre. Gre takut Ci" Sang adik mulai terisak.

Shani menenangkan adiknya. Menepuk nepuk punggung sang adik. "Cup cup cup. Udah jangan nangis sayang" Ucap Shani.

Beruntung Mamanya sedang pergi ke luar kota. Jika tidak, mereka pasti terkejut melihat Gracia tiba tiba menangis.

Shani menangkup pipi adiknya, mengusap air mata adiknya dengan ibu jarinya. Lalu mengecup kedua kelopak mata adiknya.

"Udah jangan nangis ya sayang" Ucap Shani lagi.

Gracia mengangguk kemudian benar benar menghentikan tangisnya. Ia memeluk Shani dengan sangat erat. Meletakan kepalanya di dada Shani.

"Jadi Kak Reza bilang apa aja tadi?"

"Dia bilang, dia suka sama Gre, terus maksa Gre buat jadi pacarnya"

"Itu aja?"

Gracia mengangguk.

"Pegang pegang ngga?"

Gracia nampak berpikir. "Cuma pegang tangan aja si Ci"

Shani mencengkeram bahu Gracia. "Terus kamu diam aja?" Tanya Shani sedikit membentak.

Gracia menatap Kakaknya ketakutan. "Ituu.. Gracia takut Ci, jadi ga bisa nolak"

Shani menghela nafas. Ia tau adiknya ini amatlah polos. Tapi ia tidak bisa memungkiri bahwa ia sangat membenci siapapun yang coba merebut adiknya.

"Udah Cici bilang, jangan mau di sentuh pria manapun. Semua pria itu jahat! Kamu paham?" Nada suara Shani penuh dengan penekanan.

Shani mengusap wajah adiknya dengan sayang, lalu merapikan poni adiknya yang sedikit menutupi matanya.

Tatapan Shani perlahan melembut, ketika menyadari raut wajah ketakutan adiknya."Maafin Cici?" Shani mengecup kening adiknya lama.

Gracia hanya memejamkan matanya, menikmati setiap perlakuan manis Kakaknya itu. Gracia selalu terbuai dengan semua perlakuan Kakanya.

"Gracia tau kan Cici sayang banget sama Gracia" Ucap Shani lembut.

Gracia mengangguk.

"Jangan diulangi lagi ya?"

Gracia kembali mengangguk.

"Cium Cici"

Gracia mendekatkan wajahnya mencium bibir Kakaknya. Shani menahan tengkuk Gracia ketika adiknya itu akan menjauhkan wajahnya. Ia semakin memperdalam ciuman mereka.

Shani melapaskan tangannya dari tengkuk Gracia, membiarkan adiknya mengisi paru parunya dengan oksigen.

Kedua tangannya beralih kebawah pantat Gracia yang berada di pahanya, menggendong gadis itu sambil berlari ke dalam kamar.

Diletakkannya tubuh adiknya di atas kasur, lalu mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan adiknya.

"I Love You Dek" Bisik Shani.

The End

wakawakawaka😂😂😂

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang