Gracia tersenyum memandang foto dirinya beserta kekasih hatinya. Sungguh ia benar benar dibuat jatuh sejatuh jatuhnya dalam pesona sang bidadari.
"Masih betah aja pacaran sama tu nenek lampir Ge?" Tanya Anin teman dekat Gracia.
Gracia tersenyum kecil. "Siapa yang kamu maksud?"
Anin memutar bola matanya malas, lalu menggelengkan kepalanya.
"Lo di pelet sama dia? Sampe segitunya lo cinta sama dia. Padahal jelas jelas. . ."
"Ninnnn. . . " Panggil Gracia panjang.
"Ck.. Iya iya. Gua cuma ga tega liat lo tiap hari tersakiti, gara gara tu cewe"
"Itu resiko gua Nin. Lo ga perlu khawatir. Gua bisa ngadepin masalah gua sendiri" Gracia kembali tersenyum.
Anin menghela nafas panjang. "Ok lah. Serah lo aja. Gua juga ga punya hak buat maksa lo ninggalin tu cewe"
"Makasi Nin?!" Ucap Gracia, yang hanya dibalas dengan sikap acuh tak acuh Anin.
*******
"Haii Yang. Udah lama nunggunya?" Ucap seorang gadis cantik, sambil mengecup pipi Gracia sekilas.
Gracia tersenyum. "Ngga ko. Baru aja"
"Loh? Masa? Padahal kita udah janjian dari 2 jam yang lalu kan?"
"Iya. Tapi tadi aku ada urusan sebentar. Jadi telat juga"
Sungguh Gracia hanya berdusta. Ia bahkan sudah ada di cafe itu 1 jam lebih awal dari perjanjian, yang artinya dia sudah menunggu 3 jam lamanya.
Pada dasarnya Gracia hanya ingin membuat pujaan hatinya itu tidak merasa sungkan.
"Shani" Teriak seorang laki laki tampan.
Sang pemilik nama, memicingkan matanya. "Loh? Tio? Udah lama banget ga ketemu. Gimana kabar lo?"
Laki laki itu langsung mengecup pipi Shani. "Gua baik. Lo gimana Shan? Tambah cantik aja nih"
"Haha.. Jelaslah"
"Ehh.. Siapa nih? Temen lo Shan?"
"Iya temen gua. Namanya Gracia"
"Halo aku Gracia" Gracia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
Tio menerima uluran tangan Gracia. "Gua Tio. Salam kenal ya"
Gracia tersenyum mengangguk.
"Kalian berdua aja nih? Gua gabung boleh?"
"Boleh banget Yo" Jawab Shani antusias.
Tio melirik kecil ke arah Gracia, seakan meminta persetujuan. "Iya ga papa. Jangan sungkan" Jawab Gracia tulus.
Tio memilih duduk di samping Shani, sedangakan Gracia dihadapan mereka berdua.
Tio dan Shani bercerita tentang kehidupan mereka masing masing. Sesekali mereka tertawa bahagia. Gracia, yang sebenarnya tak terlalu mengerti dengan pembahasan mereka, hanya ikut tersenyum. Cemburu? Gracia sendiri tidak tau. Yang ia tau. Ia begitu menyukai senyum gadis di depannya itu.
Gracia tau betul siapa Tio. Tio adalah cinta pertama kekasihnya. Ya kekasihnya.. Meskipun di hadapan orang lain, Shani selalu memperkenalkan Gracia sebagai temannya. Namun, tak masalah bagi Gracia. Karna bisa mememiliki Shani merupakan anugrah terbesar baginya.
Gracia tak pernah sedikitpun membenci Shani. Bahkan ketika Shani marah dan meminta putus. Gracialah yang mati-matian memohon pada Shani, agar gadis itu tetap berada disisinya, meski Gracia sendiri tak tau apa kesalahannya. Itu terjadi berulang ulang dan Gracia tetap memilih bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot
Fiksi Penggemarone shoot castnya sesuai cover Cece Shani dan Dede Gege