07 'Target'

3.9K 342 50
                                        

.
.
.
.
.

Ingatlah Nak, Vote dan Coment itu sangat penting akan kelangsungan Fic ini.

.
.
.
.
.

"Nah, anak-anak. Kalian akan mendapat teman baru. Sensei harap kalian akan memperlakukannya dengan baik" setelah ucapan itu, suara kasak kusuk dari siswa memenuhi seisi kelas membuat Iruka berdehem keras- menarik perhatian para muridnya.

"Nah Uzumaki-san, kau boleh masuk" seru Iruka di depan pintu memberi perintah Naruto agar segera masuk dan memperkenalkan diri.

'Tap.. Tap.. Tap..'

Entah perasaannya saja atau apa. Naruto merasa kelas tiba-tiba berubah menjadi hening.

"Ne.. Minna. Watashi wa Uzumaki Naruto desu, yoroshiku." sapa Naruto memperkenalkan diri, menundukkan kepalanya ringan sebelum tersenyum charming kearah teman-teman barunya.

'Krik.. Krik.. Krik.. Krik..'

Sepi..

Sunyi..

Hen-

"Kyaaaa Tampannnn.."

"Bagaimana ada orang yang setampan ini?"

"Apa dia seorang pangeran?"

"Jika iya, dia pasti pangeran berkuda putihku."

"Naruto-kun, kau sudah punya pacar ??"

"Auuuhhhh Naruu, jadikan aku wanitamuuuu"

"Tidak-tidak.. jadikan saja aku lelakimu."

Ok. Teriakan yang saling bersahutan dari tiap sudut kelas itu membuat Naruto tersenyum canggung.

"Anu-Eto ??" Naruto hanya dapat bergumam.

.
.
.

Sasuke menyeringai melihat sosok di depan sana. Well memang sangat tampan walau ia yakin ia lebih tampan (PD lu Sas). Rasa tertarik membuncang di dadanya membuat ia merasa seperti ada berjuta kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

Terasa sangat asing untuknya namun menyenangkan.

Ini targetnya selanjutnya.

Seringai lebar terkembang di bibirnya saat melihat si pirang tak sengaja mengalihkan tatapannya pada mata Onyx-nya.

Dua mata berbeda warna bertemu, saling menyelami satu sama lain. Mencoba berpaling namun tak sanggup.

Seringai terkembang.
"Check. Target di temukan" batin yang berucap sama terdengar.

.
.
.

'Target di temukan'

Shikamaru memandang malas layar ponselnya, menguap sebentar sebelum kakinya melangkah keluar dari ruang kantornya.

"Hoaammm.. Jadi aku harus menyusul hmm? Merepotkan.." uapnya malas, biji kuacinya menatap malas pemandangan lorong tempatnya bekerja, sesekali ia membalas sapaan teman-temannya dengan anggukan ringan.

"Baiklah.." bisiknya dengan suara rendah.

.
.
.

Bel istirahat berbunyi, Naruto membenahi bukunya dan menaruhnya di laci. Setelah perkenalannya tadi yang membuat satu kelas gempar, Iruka-sensei lagi-lagi berteriak dengan suaranya yang cetar membahana itu untuk menenangkan (mendiamkan) kelas.

'Beruntung' bagi Naruto yang berada tepat di sebelah Iruka-sensei, jadi dengan tenaga ekstra ia harus menutup telinganya. Dia berharap ia tidak mengalami tuli dalam jangka panjang.

Naruto tersenyum kecil, ia ingat setelah itu Iruka segera menyuruhnya duduk di samping pemuda Cute dari Clan Inuzuka. Well siapa namanya tadi ?? Naruto mencoba mengingat-ingat.

"Kiba, Inuzuka Kiba"

"Eh.." Naruto mengernyit, itu bukan suaranya, ia mengalihkan tatapannya pada bangku sebelahnya.

"Iya, namaku Inuzuka Kiba. Panggil saja Kiba" ulang Kiba lagi, ia mengulurkan tangannya kearah Naruto dengan senyum manis, Naruto tersenyum Tamvan Sebelum membalas uluran tangan Kiba.

"Uzumaki Naruto, salam kenal Ki-chan" salam Naruto dengan senyum charming, dahi Kiba mengernyit.

"Ki-chan ??" Beonya. Naruto tersenyum sekali lagi lalu mengedikkan bahunya tak perduli. Tak lama ia melenggang keluar dari kelas dengan gaya Cool-nya yang khas, tentu di barengi jejeritan gaje para siswi yg ia lewati.

"Ki-chan" Kiba masih mencicit bego.

'Ctak' tak lama perempatan muncul di keningnya saat tau maksud panggilan tal etis itu.

"Brengsek Kau Uzumaki, aku bukan wanita.." teriakan itu membahana memenuhi kelas, membuat sisa murid yang masih tertinggal di kelas menutup telinga.

Sepertinya hari ini banyak sekali ya yang senang berteriak-teriak seperti ini.

.
.
.

Sementara itu, di sudut kelas yang berseberangan dengan meja NaruKiba, terlihat sepasang mata yang tampak berkulat menatap intens pintu yang baru saja dilalui Naruto.

Ia mendecit lirih.
'Dia kabur, dia harusnya mengenaliku' bisiknya tak suka. Berdiri dari duduknya. Surai jabriknya melambai tertiup angin membuat ia terlihat begitu keren dan manis dalam waktu bersamaan.

'Kau harusnya melihatku' batinnya masih tidak terima.

Dengan gerakan santai ia berjalan keluar kelas, tepatnya menemui targetnya.

'Aku akan membuatmu melihatku' desisnya sekali lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Wahahahhha.. penuh dengan kata target ya.
Sebenernya Fii gak tau suasana MISTERIUSnya itu kerasa tidak. Tapi yah semoga.
Kemarin ada yang minta alurnya di percepat, ini mungkin udah Fii percepat, dikit sih cuma dikit. Hehehe..
Nah yang minta word-nya di tambah, sebenernya setiap chapter rata-rata emang cuma berisi 600k.
Fii minta maaf kalo emang kependekan (sadar aku tuh) tapi nanti pasti bakal Fii tambahin sedikit demi sedikit.
Sabar ya, Fii kan pemula.
Untuk chapter selanjutnya bakal Fii Up kalo vote udah​ mencapai lebih dari 150..
Mohon pengertiannya. Fii itu orangnya gak puasan, masa yang baca 300 yang vote cuma 50. Gak bisa di giniin Fii tuh.
Jangan lupa tinggalkan vote n coment..
Arigatou Minna-sama

Your My SemeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang