.
.
.
.
.Budayakan vote sebelum membaca, okey minna-san
.
.
.
.
.Sementara itu, di sudut lain kelas yang baru di tinggalkan oleh si pemuda pirang.
"OH KAMI-SAMA!! KENAPA INI TERJADI PADAKU?!" Teriak Kiba dengan suara cemprengnya yang menggelegar. Dia masih tidak terima dengan nama panggilan baru yang di dapatnya, apa lagi dari seorang anak pindahan. Fix, kenapa semua orang menyamakannya dengan wanita?!
"Apa yang kau lakukan Puppy ?!" celetuk Sasuke memandang Kiba tak suka, dia Mengorek telinganya yang terasa berdenging. Suara Kiba, benar-benar tidak bisa di remehkan.
"Kau, kau tidak tau betapa dongkolnya aku" teriak Kiba dengan dramatis. Dia menatap Sasuke dengan matanya yang berkaca-kaca. Mencoba menarik simpati dari kedua sahabatnya itu.
"Hn.." balas Neji dan Sasuke datar sebelum melangkahkan kakinya ke tempat dimana mereka biasa mengisi perut mereka yang kosong. Tidak menghiraukan Kiba sama sekali.
"Hey.. Kalian mengacuhkanku.." rengek Kiba mengerucutkan bibirnya, tidak habis pikir kenapa dia bisa berteman dengan dua buah batu berjalan seperti Neji dan Sasuke.
Tidak ada respon dari kedua pemuda di depannya. Kiba menepuk dahinya.
"Oh ya tuhan, kalian benar-benar mengacuhkanku." Umpatnya frustasi sebelum menyusul ke dua sohibnya itu. Terpaksa, dari pada di tinggal?
.
.
.Di kantin
Naruto memakan ramen super jumbonya dengan tenang dan damai, tak terlalu memperdulikan tatapan memuja teman-temannya yang terus terfokus padanya. Tidak peduli juga bisik-bisik serupa dengungan lebah yang berada di sekitarnya yang sesekali menguarkan suara jelas berupa 'Anak baru tampan, pacarable, awesom, menawan' dll.
Maaf saja, dia sudah terbiasa.
Belum genap satu hari Naruto bersekolah dan dia sudah seterkenal ini. Well beri penghargaan untuk si pirang tampan kita satu ini.
"Boleh aku duduk di sini ??" ucap sebuah suara mengintrupsi kegiatan Naruto.
"Silahkan saja" ucap Naruto santai, ini tempat umum guys, siapa saja bisa duduk di tempatnya.
Naruto mencoba mengabaikan orang di hadapannya, namun terhenti saat merasakan usapan di sudut bibirnya.
"Bibirmu kotor, harusnya kau lebih berhati-hati. Dasar."
Naruto mendongakkan kepalanya untuk melihat teman semejanya, sekaligus berterima kasih.
"Arigat-- K-kau!!" pekik Naruto tak percaya, ia cukup terkejut dengan keberadaan orang yang tak terduga.
"Apa ??" tanya sang pemuda yang kini duduk di samping Naruto dengan cuek.
"Bagaimana kau bisa ada di sini?"
"Tentu saja karena aku juga sekolah di sini, apa lagi ??" Balas pemuda itu judes. Naruto melemparkan senyum canggung.
"U-ugh ba-baiklah." Balas Naruto canggung. Pemuda di sampingnya mendengus.
Hening melanda, dengusan terdengar dari pemuda di samping Naruto yang kini ekspresi wajahnya sudah berubah 180 derajat dari sebelumnya.
"Kau tak merindukanku Naru?" Tanya sang pemuda manis dengan nada sedih. Ia mengkerucutkan bibirnya lucu hingga Naruto merasa gemas pada pemuda di hadapannya. Entah kemana sifat galaknya tadi menghilang.
Naruto pun merubah ekspresi wajahnya yang sebelumnya canggung menjadi senyuman kecil.
"Bukan begitu, tapi kenapa kau bisa ada di Konoha ??" tanya Naruto heran, ia menepuk-nepuk kepala merah sang permata jade dengan lembut dan itu cukup membuat si merah kembali tersenyum kecil. Manis sekali.
"Itu karena--.."
.
.
.Di sisi lain Kantin
Dua pasang mata berbeda warna memandang meja yang cukup terpojok itu dengan pandangan tak suka.
'Dia korbanku Rakun sialan' batin si pemilik Onyx tajam dengan dongkol, hatinya terasa begitu sebal melihat si pirang memperlakukan orang yang di panggilnya 'Rakun sialan' dengan begitu lembut.
'Sepertinya akan sulit' batin Neji, well ia cukup tertarik dengan pemuda tam- jelek yang menabraknya dengan biadap itu.
Mengingat saat berangkat sekolah tadi ia harus duduk di depan (karena sepeda Naruto yang model sepeda Gunung) membuat ia bisa begitu dekat dengan Naruto yang merunduk saat mengayuh sepeda.
Saat bagaimana nafas hangatnya yang menerpa kulit lehernya tak sengaja.
Dan pelukan tak langsung yang cukup hangat.Atau tawa yang terdengar alami dan enak di dengar.
Dan, dan guyonan yang entah kenapa dengan mudah membuat ia tertawa renyah.
Itu cukup membuat Hyuuga cantik ini tertarik. Tanpa sadar kedua pemuda itu melangkahkan kaki mereka menuju meja Naruto.
"Aku duduk di sini" ucapan datar Sasuke mengembalikan kesadaran Neji, kini ia melihat Sasuke duduk di samping Kiri Naruto. Salut untuk dia dapat berjalan tanpa tersandung walau sedang melamun.
"Tapi Sasuke ki--" selaan Kiba di balas dengan pelototan Sasuke yang membuat Sang Inuzuka kembali terdiam. Padahal dia hanya ingin mengatakan jika pesanan mereka sudah di antar ke meja mereka sebelumnya.
"Ba-baiklah" cicit Kiba sebelum duduk di kursi depan Sasuke. Patuh.
Neji menghela nafas. sial ia keduluan, harusnya dia yang duduk di samping Naruto, bukan malah Sasuke. Neji memandang pemuda lain yang sebelumnya duduk di samping kanan Naruto.
Neji mendecit.
"CK.. kenapa harus dia."
Ini, benar-benar tidak akan mudah.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Your My Seme
Fanfiction"Ta-tampan.." apa yang terjadi pada Neji ?? "Bukankah dia benar-benar- " lalu bagaimana dengan Gaara yang tersipu malu?? "Hoammm.. Dia milikku.." dan Shikamuru. "Aaaa Jauhi dia, tentu saja aku yang akan mendapatkanya" kenapa Itachi ikut-ikutan. Lalu...