Kingdom of Genevua

Chapter 2 - The New King

Beberapa hari setelah pertemuan Prince Sinclair Lachowski III dengan Duke Roderic Finnegan, pintu gerbang istana Genevua akhirnya terbuka. Penobatan Prince Sinclair akan dilaksanakan pada hari ini sehingga istana Genevua sudah penuh diisi oleh para bangsawan di seluruh Genevua.

Queen Mirabeth juga mengundang beberapa kerajaan kecil di sekeliling wilayah Genevua. Prince Sinclair dimahkotai dan dinobatkan menjadi Raja Genevua kesembilan, ia berbalik dan melihat Duke Roderic Finnegan berdiri di samping seorang gadis di salah satu bangku itu.

Pemuda itu hanya melirik sekilas anak perempuan Duke Finnegan yang telah dijanjikan untuknya. Prince Sinclair hanya sempat melihatnya sekilas. Rambutnya pirang dan tubuhnya langsing. Ia mengenakan gaun berwarna krem dan hanya itu saja yang sempat Prince Sinclair sadari.

"Long live the king! Long live the king!" Ia mendengar rakyatnya mengucapkan kalimat itu beberapa kali sebelum pesta perayaan penobatan King Sinclair pun dimulai.

Setelah upacara penobatannya itu, King Sinclair hanya duduk di kursi takhta terlihat bosan, namun ia tidak ingin repot untuk turun ke lantai dansa untuk menghibur dirinya sendiri. Kedua mata abu-abunya bergerak mengikuti rakyatnya yang sedang berlalu-lalang di hadapannya.

Para bangsawan sudah mulai memenuhi lantai dansa dan menari bersama pasangan mereka. Queen Mirabeth terlihat cantik menggunakan gaun hijau emerald dengan bahan sutra yang lembut. Ia menggunakan perhiasan seperti kalung, anting-anting, dan gelang untuk memperlihatkan betapa berharga dirinya.

Seorang gadis dengan gaun mewah berwarna krem dengan bunga-bunga berjalan ke arahnya. Rambut pirangnya digelung ke atas dan kepalanya dihiasi mahkota kecil yang manis. Lengannya merangkul seorang pria dengan wajah seram akibat luka. Duke Roderic Finnegan menghampiri King Sinclair bersama anak perempuannya itu. ia mengangkat sebelah alisnya kelihatan sedikit tertarik. Jadi, ini gadis yang harus dinikahinya?

Gadis itu berjalan dengan anggun sehingga membuat para bangsawan yang melihatnya berhenti, hanya untuk melihat ke arahnya sekali lagi. Seakan mereka harus memastikan apakah gadis itu nyata atau tidak. King Sinclair berusaha terlihat biasa saja ketika Duke Roderic Finnegan berdiri di hadapannya lalu membungkuk.

"Your Grace." Sapa pria itu sambil membungkuk ke arahnya. Kedua mata abu-abu King Sinclair yang dingin itu bergerak pelan melirik anak perempuan Duke Roderic Finnegan di sebelahnya.

Gadis itu adalah definisi seorang wanita cantik khas Genevua. Rambutnya pirang dan kedua matanya biru. Tubuhnya langsing, pipinya tirus, dan bibirnya ranum. Hidungnya membentuk lengkung yang mungil membuatnya terlihat imut serta cantik disaat yang bersamaan.

Tetapi seumur hidup King Sinclair, ia sudah menemukan berbagai-bagai khas wanita cantik di seluruh dunia. Ada yang berkulit gelap, kuning, dan putih dengan berbagai-bagai bentuk wajah. Rambut yang berbagai bentuk dan warna. Jadi anak perempuan Duke Roderic Finnegan itu, terlihat biasa saja bagi King Sinclair.

"Ini adalah putriku satu-satunya. Duchess Deborah Finnegan." Kata Duke Finnegan sambil memperkenalkan anak perempuan itu. Gadis itu tersenyum sambil menatap King Sinclair dengan kedua mata birunya yang indah. Sekali lagi, gadis itu terlihat biasa saja dan tidak ada yang spesial sehingga dapat membuat hati King Sinclair terpaut olehnya.

Jika seperti ini, hubungan rumah tangganya tidak akan terlalu harmonis. Ia mungkin saja berselingkuh atau bahkan mengambil istri lagi yang lebih memuaskan hatinya. Karena banyak diluar sana, gadis yang yang jauh lebih cantik dari Duchess Deborah. King Sinclair tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menatap gadis itu dari atas sampai bawah dengan wajah bosannya.

"Your Grace." Sapa gadis itu sambil tersenyum manis. Kelembutan dalam suaranya terdengar palsu, ia seperti sengaja supaya terdengar manis saat berbicara dengan King Sinclair. Pria itu hanya mengangguk dan mengibaskan tangannya di udara seakan mengusirnya.