Revan berjalan sangat lesu dikoridor sekolah. Tadi malam ia disuruh pulang oleh Wiji, karna hari ini Revan harus sekolah. Sebenarnya ia ingin sekali menemani Raffa dirumah sakit, tapi tidak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya. Dan Revan pun sudah berjanji pada Wiji dan William, jika ia harus bersikap biasa saja jika didepan Raffa, karna mereka tidak mau nanti Raffa kecewa karna mereka tidak bisa menjaga rahasiannya.
"REVAN!" panggil seseorang kencang, sampai membuyarkan lamunan Revan.
Ia sangat mengenal suara itu, ya itu suara Vio, kekasihnya, yang beberapa hari lalu marah padanya.
"Revan maafin aku ya, aku khawatir banget sama kamu. Kenapa handphone kamu gak aktif sih?" Ujar Vio sambil memeluk Revan dari belakang.
Revan awalnya terkejut, tapi ia merasa sedikit lebih tenang saat Vio memeluknya. Dan beruntung keadaan sekolah masih sepi, jika saja sudah ramai, pasti mereka berdua sudah jadi bahan tontonan pagi hari ini.
"Aku gapapa kok, harusnya aku yang minta maaf sama kamu
Maafin aku ya Vio sayang" jawab Revan sambil mengacak rambut Vio lembut..Vio yang rambutnya sudah dibuat berantakan oleh Revan, mendengus kesal, tapi tak berapa lama ia tersenyum jahil dan langsung mencium kening Revan pelan.
"Tuh aku kasih bonus pagi, haha" ucap Vio terkekeh, seraya berlari kecil meninggalkan Revan yang masih melengo.
"Dasar peri centil" gumam Revan saat sudah sadar dari lamunannya dan berlari mengejar Vio.
.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa berhamburan dari ruang kelasnya dan pulang menuju rumah nya masing-masing.
Tetapi Revan masih duduk disamping koridor sekolah, ia sudah berjanji untuk menemani kekasihnya untuk mencari buku novel kesukannya. Padahal tadi ia sempat menolak karna ia ingin sekali melihat keadaan Raffa, tapi melihat raut wajah Vio yang berubah murung membuatnya tidak tega, dan dengan berat hati ia mengikuti keinginan Vio.
Sudah hampir lima menit Revan menunggu Vio dan akhirnya yang ditunggu pun datang, saat melihat Revan, Vio pun langsung tersenyum manis.
"Maaf ya nunggu lama" ucap Vio merasa tak enak.
"Gapapa kok, yaudah jadi gak beli novel nya?" Tanya Revan
"Oh iya aku lupa, jadi dong" ujar Vio sambil menepuk dahinya pelan, dan menggandeng tangan Revan.
"Harusnya tadi gak usah gue ingetin aja yaa, aduhhh bego!" Batin Revan mengutuk kebodohannya.
Saat sudah menaiki motornya, Revan langsung menjalankan dengan kecepatan rata-rata tidak seperti biasa, karna apa? Karna saat ini ia sedang membonceng Vio, jika ia mengebut bisa-bisa habis ia diterkam oleh kekasihnya itu.
Revan memarkirkan motor ninja miliknya didepan mall, dan langsung turun untuk mengikuti Vio mencari buku novel.
"Kamu mau nyari dimana si Vi? Dari tadi kita muter-muter kok gak ketemu tokonya" ucap Revan, karna ia sangat capek mengikuti Vio yang sedari tadi hanya celingak-celinguk tidak jelas.
"Bentar dong Van, aku mau cari baju dulu" jawab Vio sambil melanjutkan langkahnya.
"Bener kan, pasti cewek itu kalo udah di mall apa aja dibeli, aduhh pegel nih kaki gue" gumam Revan yang masih terdiam ditempatnya.
"Revannn! Ayok" ujar Vio sambil menarik tangan Revan agar mengikutinya.
Sudah berapa toko mereka singgahi, tetapi Vio belum juga menemukan apa yang ia inginkan, Vio berdecak kesal,
"Aduhhhh Van dimana sih tokonya!," ujar Vio frustasi
"Lah...mana aku tahu, emang kamu biasa belinya dimana?" Tanya Revan sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up? (Complete)
Teen FictionBagaimana perasaanmu jika kau dibenci dan tidak pernah dianggap oleh kakak kandungmu sendiri? Sakit bukan? Itulah yang saat ini dialami oleh Raffael delavano william,entah mengapa Revan, kakaknya membencinya tanpa sebab. Dimana seharusnya seorang ka...