Aku saranin kalo mau baca chap ini kalian sambil dengerin lagu yang mellow/sedih ya supaya terbawa sama fell nya kali ini. Dan dichap ini memang agak panjang gpp lah ya:v
_______________________________________Flashback on
Terlihat dua anak laki- laki tengah bermain ditaman dengan senyum dan tawa yang tertera di bibir mungilnya.
Sampai laki-laki paruh baya datang membawakan dua buah eskrim yang berada ditangannya. "Revan, Raffa ayo sini dulu" lantas anak laki-laki itu langsung berlari menuju pria paruh baya yang saat ini tersenyum manis.
"Kalian mau eskrim gak?" Tanya pria itu. Kedua anak laki- laki itu mengangguk mantap. "Ayo sini duduk dulu" pria itu membantu kedua anaknya untuk duduk disampingnya.
"Kalian mau janji sama papah?"
"Janji apa pah?" Tanya anak laki-laki yang lebih tua itu dengan wajah polosnya dan diangguki oleh anak laki-laki yang satunya.
"Kalian harus menjaga satu sama lain yah... jangan saling melukai apalagi bertengkar, ingat kalian itu saudara kandung yang seharusnya saling melindungi dan juga saling menyayangi. Semoga saja semua keluarga kita selalu diberi umur yang panjang..." jelasnya pada kedua putranya. kedua Anak laki-laki itu hanya mengangguk mengiyakan ya mungkin otaknya belum cukup luas untuk mengerti ucapan pria itu.
Flashback off.
Revan melamun memikirkan ucapan William beberapa tahun yang lalu saat dirinya dan juga Raffa belum mengerti apa itu yang dinamakan kasih sayang dan apa itu yang dinamakan keluarga. Tapi sekarang Revan sudah mengerti semua ucapan papahnya ia mengerti apa itu yang dinamakan saling menyayangi dan saling melindungi. Tapi beberapa tahun ini ia selalu bersikap buruk pada saudara kandungnya, apakah itu yang dinamakan saling menyayangi?
"Revan"panggil seseorang.
Revan mendongak dan membalikkan tubuhnya kebelakang untuk melihat siapa yang barusan memanggilnya. Ia langsung mengusap air matanya saat melihat Vio tepat berada dibelakangnya.
"Kamu kenapa nangis?" Tanya Vio sambil menghapus jejak air mata Revan dengan ibu jarinya. Revan menggeleng sambil tersenyum manis pada Vio.
"Kamu pasti lagi mikirin Raffa ya?" Tanya Vio
"Aku cuma takut aja Vi.... aku takut Raffa menyerah"
Revan berusaha menahan cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya. Vio langsung memeluk Revan erat.
"Aku ngerti perasaan kamu Van. Karena bagaimanapun juga aku pernah merasakannya."
Revan masih terdiam dipelukkan Vio dengan air mata yang sedari tadi terus menetes.
"Jujur awalnya aku sangat takut jika Vito tinggalin aku, karna.... hiks..." ucap Vio terpotong karna ia tidak dapat membendung cairan bening itu. "Karna cuma Vito yang bisa ngertiin perasaan aku Van hiks... cuma Vito yang mampu lindungin aku dari amukkan papah hiks..." lanjutnya
Sekarang mereka berdua hanya mampu manangis dan meminta pada tuhan agar tidak mengambil orang yang mereka sayangi. Dua insan yang takut kehilangan dan merasa kehilangan tengah menangis menumpahkan keluh kesah mereka selama ini.
***
Revan dan Vio semakin mempercepat langkahnya menuju ruang rawat Raffa. Karna William sempat mengabarkan jika keadaan Raffa semakin memburuk. Keringat mulai bercucuran diwajah tampan Revan dan gurat kekhwatirannya semakin kentara.
Setelah sampai didepan ruang rawat Raffa. Vio dan Revan langsung menghampiri Wiji yang sedang terisak dipelukkan William dan Kevin yang tengah menunggu cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up? (Complete)
Teen FictionBagaimana perasaanmu jika kau dibenci dan tidak pernah dianggap oleh kakak kandungmu sendiri? Sakit bukan? Itulah yang saat ini dialami oleh Raffael delavano william,entah mengapa Revan, kakaknya membencinya tanpa sebab. Dimana seharusnya seorang ka...