E n a m B e l a s💫(END)

5.6K 191 11
                                    

"Apa gue boleh nyerah?"

Deg....

Revan mengerjap tak percaya dengan pertanyaan sang adik. Apakah ia harus menjawab? Apakah ia harus merelakan Raffa pergi dari kehidupannya? Tapi entah kenapa hatinya selalu menolak jika Raffa menginginkan pergi, hatinya selalu berkata JANGAN. Tapi ia juga kasihan dan tidak tega melihat Raffa selalu merasa kesakitan setiap harinya.

"Apa gue harus jawab?" Tanya Revan dengan nada bergetar.

Raffa mengangguk.

"Kalau gue jawab jangan, apa lo gak akan tinggalin gue?" Raffa terdiam benar juga ucapan Revan, mana mungkin ia bisa mengatur hari kematiannya dengan mengandalkan saran sang kakak.

"Lo masih inget janji lo kemarin kan? Lo harus buat mamah bahagia. Dan jangan sampai mamah keluarin air matanya, " ucap Raffa pelan.

Wiji tercengang mendengar ucapan anak bungsungnya itu, apakah ia bisa melakukannya? Apakah  bisa ia tidak menangis jika nanti Raffa meninggalkannya? Dan bagaimana hati seorang ibu tidak sedih dan takut jika salah satu anaknya akan pergi dari dunia ini untuk selamanya?

"Gue gak yakin Raff" jawab Revan lesu seraya menundukkan kepalanya, ia tidak sanggup jika melihat kekecewaan dari sorot mata sang adik. Raffa menghela nafas kasar, dan kembali menampilkan senyum manisnya.

"Gapapa. Asalkan lo selalu jaga keluarga kita"

Nafas Raffa tiba-tiba tercekat ia mencengkram kuat dadanya yang terasa sangat sakit. Revan langsung mendongakkan kepalanya, matanya membulat saat melihat adikknya tengah kesakitan sambil mencengkram kuat dada kirinya.

"Sa-kit kak" ucap Raffa terbata-bata tak terasa air mata turun begitu saja dari sudut matanya, ia menggigit bibir bawahnya berharap rasa sakit itu segera menghilang.

"Raff... lo kuat, lo pasti kuat.." ucap Revan.

Wiji hanya bisa terisak dipelukkan Vio. Sedangkan William tengah memanggil dokter. Vio mencoba menenangkan ibu dari kekasihnya itu, walaupun ia berharap dalam hatinya semoga Tuhan akan memberikkan umur yang panjang untuk Raffa. Kevin hanya bisa menangis bersandar di dinding, jujur ia takut jika sahabat terbaiknya itu pergi meninggalkannya. '

Revan semakin dibuat panik saat tiba-tiba darah segar mulai mengalir dari hidung Raffa. "Raff...gue mohon bertahan. Gue mohon..." ujar Revan memohon dengan mata yang mulai memerah dan berkaca.

"Gu-e pergi"

Tiiitttttt......

Mesin EKG yang tadinya menujukkan garis zig-zag berubah menjadi horizontal bertanda jika sipemilik detak jantung sudah tiada....
Revan menggeleng saat mata yang sangat ia rindukkan kembali tertutup rapat dengan nafas yang semakin lama mulai menghilang.
Revan menangis, ia terus menggenggam kuat tangan sang adik yang terasa sangat dingin, guna untuk menghangatkannya.

Tak lama dokter itu pun datang bersama satu perawat dibelakangnya dan juga William. Ia memeriksa keadaan Raffa, dan dokter itu pun mendengus kecewa, karna ia tidak dapat menyelamatkan pasiennya kali ini.

"Catat waktu kematiannya, 14.39 a.m" ucap Dokter itu mengintrupsi.

Revan menggeleng tidak terima. Ia bahkan menduga ini adalah mimpi. 'Tolong siapa pun bangunin gue dari mimpi buruk ini, gue mohon' gumamnya dalam hati, tapi nyatanya ini bukanlah mimpi...ini benar-benar kenyataan jika seorang Raffael Delavano William sudah tiada....

Wiji terduduk lemas dilantai dengan Vio disampingnya seraya menenangi. Entah apa yang harus ia lakukan,..sekarang anak bungsungnya telah pergi....

Vio membekap mulutnya,  Ternyata Raffa memang benar-benar menyerah dengan penyakit sialan itu. 'Selamat jalan Raffa...aku titip adikku ya...' gumamnya menangis.

William pria paruh baya itu menatap sendu tubuh kaku anaknya. Bagai tersambar petir sekarang hati William, Ia tak menyangka jika anak bungsunya pergi secepat ini, tak terasa ia pun meneteskan air matanya tubuhnya merosot begitu saja dilantai. Ia menelungkupkan kepalanya dilutut. Jujur ia tidak terima dengan skenario Tuhan yang sangat menyakitkan baginya, sekarang malaikatnya sudah pergi dan tak akan kembali walaupun ia menunggunya...

Kevin semakin menangis pilu, ia terus memukul dinding hingga tak sadar tangannya sedikit terluka. 'Kenapa lo pergi secepat ini Raff?! Kenapa lo tinggalin gue hiks...hiks...'

Revan masih belum terima jika Tuhan mengambil adik kesayangannya itu. Ia semakin terisak saat dokter mulai melepas alat yang selama ini membuat sang adik bertahan.

"Bangun brengsek! Gue bilang BANGUN!" Ujar Revan sambil mengguncangkan tubuh adikknya yang sudah kaku itu.

"Gue benci lo Raff! Gue benci hiks...hiks..."ucap Revan dengan isakkannya.

Setelah dirasa Wiji sudah mulai tenang. Vio segera menghampiri Revan yang sedari tadi terus mengguncangkan tubuh kaku Raffa.

"Van udah....Raffa udah tenang." Vio langsung memeluk Revan erat ia tak peduli jika nanti bajunya basah karna air mata kekasihnya.

"Ini semua salah gue...hiks " ujar Revan lirih. Vio mengusap bahu Revan yang terus bergetar itu, tapi entah kenapa ia merasa pelukkannya dengan Revan semakin memberat dan ia tidak mendengar isakkan dari mulut kekasihnya. Vio panik saat melihat Revan tidak sadarkan diri dipelukkannya.

"Van bangun Van. Om tolong, Revan pingsan...." ucap Vio sambil menepuk pipi Revan pelan.

William yang sudah jauh lebih tenang kembali dikagetkan dengan suara Vio, ia terkejut saat melihat Revan tidak sadarkan diri dipelukkan gadis itu. Begitupun dengan Kevin, Dengan segera William dan Kevin memapah tubuh Revan meninggalkan ruang ICU dan membawanya keruang perawatan diikuti Vio dibelakang.

Wiji yang tinggal sendiri diruangan itu memberanikan diri untuk menatap wajah pucat anak bungsungnya yang tak lagi bernyawa dan mulai menghampirinya.

"Kamu yang tenang ya nak... semoga kelak kita akan bertemu lagi. Terima kasih telah menjadi malaikat dikeluargaku...Raffael Delavano William..." Wiji mengusap air matanya dan mencium kening Raffa untuk yang terakhir kalinya....

"Selamat jalan malaikatku"

END...

A/n
Allhamdulillah selesai jugaaàa . Ahhh legaaa jadinya.....
Maaf ya kalo fell nya kurang dapet:(
Apalah aku yang hanya penulis wattpad bermodal handphone dan kuota:v
Jangan bosen ya mampir kecerita aku yang selanjutnyaa:)
Eumm nanti kayanya bakal ada epilog nya....tunggu ya...

Salam manis dari ISTRINYA JEON JUNGKOOK😍😍

See you💋

Give Up? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang