Part 3 (belum berjudul)

68 2 0
                                    

Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat, namun tetap saja ratapan kesedihan Tama nampaknya belum sepenuhnya berlalu layaknya waktu. Menikmati libur sebelum memasuki masa pendidikan yang baru yaitu perkuliahan, Tama disibukkan dengan kegiatan mengenang masa lalu, entah mengapa hampir segala kegiatan yang dilakukannya terdapat kenangan bersama Mira, dari tempat makan, teman nongkrong, bioskop, perpustakaan, lapangan basket, terutama gedung dan bangunan sekolah, bahkan setelah kejadian itu Tama selalu menghindari jalan yang dapat mengantarkannya ke depan pintu gerbang SMAnya, karena di setiap sudutnya terdapat cerita ia dengan mantan penenang harinya dahulu.

Kini segala sesuatu yang Tama rasakan sangat berbeda, handphone yang dulunya menjadi benda sakral di tiap detiknya kini hanya menjadi mainan genggaman tangan belaka, dahulu di tiap pagi Tama selalu mengecek HPnya saat terbangun dari tidurnya dan pasti selalu mendapati pesan singkat di layar HPnya yang berisi ;

"Selamat pagi, selamat menjalani hari Pratama Sanjaya, jangan lupa ajak aku di dalam harimu. Demira Tika Pratiwi!"

Itu dulu, namun sekarang saat membuka layar HP di pagi hari hanya berisi pemberitahuan alarm yang perlu dimatikan serta SMS dari operator yang menawarkan bonus nelfon atau bonus kuota internet. Di malam hari pun juga begitu, selama bersama Mira, Tama selalu ingat mengucapkan selamat tidur untuk Mira walaupun begitu letih dan penat harinya, tetap saja masih tersedia waktu untuk satu ucapan selamat tidur.

"Tutup matamu sambil hitung satu persatu huruf namaku, kalau sudah selesai maka tersenyumlah!, benar dugaanku ternyata kamu cantik juga yah saat tidur hehe, selamat malam aku menunggumu di pagi hari"

Itu dulu, sekarang tak butuh waktu lama saat lelap menghampiri, HP diletakkan di tempat cas, mematikan lampu kamar, memeluk bantal, menutup mata lalu tertidur. Namun bangun lagi mengambil HP, bersiap mengirim pesan selamat tidur buat Mira dan seketika tersadar, ternyata selamat tidur kali ini bukan untuk Mira, tapi untuk diri Pratama Sanjaya, lelaki tanpa kekasih yang mencoba tidur dan melupakan segalanya!

Proses melupakan segalanya sangatlah berat layaknya menuliskan sesuatu di papan tulis walaupun tulisannya terhapus akan tetapi bekas tinta dari tulisan tersebut masih tersisa walaupun hanya setitik, sama seperti kenangan, seberapa keras kamu mencoba melupakannya tetap saja akan menyisakan bekas dalam ingatan, jangan berusaha melupakannya, semakin keras kita mencoba melupakan semakin keras pula kita mengingatnya kembali, entah kamu ataupun aku tidak akan bisa melupakannya, biarkan saja dia tersimpan dalam ingatan, cukup cara kita menyikapinya yang perlu dirubah!.

Dan dari sini Tama pun berjanji untuk menyikapi segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan Mira akan didewasakan, biarkan menjadi kenangan masa putih abu-abu dan dijadikan pelajaran. Demi menyambut masa perkuliahan tanpa Mira beserta selamat pagi darinya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JARAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang