Bad Girl × Bad Boy

Do

Do berdiri di atap sekolah menunggu saerin. Agak cemas untuk meberi tau kebenarannya.

Saerin menyapa do perlahan sambil memberikan senyumannya.

"Yo apa kabar lo?"tanya saerin

"Baik, lo?"

"Baik juga"

"Gue tau lo nunggu saat-saat ini. Maafin gue sebelumnya udah ngehindar dari lo. Gue cuman takut lo bakalan benci sama diri lo sendiri. Tapi sekarang kayanya waktu yang tepat.."

"Iya yo, gue siap dengerin kebenarannya apapun itu"

"Rin, gue sayang sama lo. Gue bakalan ada disamping lo, lo tau itukan?"

Saerin hanya mengangguk

"Rin, tentang kejadian adek lo jinyoung gue tau semua hal. Itu bermula ketika jinyoung ngajak taruhan balapan sama baekhyun--"

Tiba-tiba kaki saerin terasa lemas, seperti tidak ada tenaga untuk tetap berdiri tegak.

"Lo gapapa?" tanya do khawatir

"Lanjut yo gue pengen tau"

"Taruhannya adalah motor, yang kalah nyerahin motornya. Jinyoung kalah, tapi dia malah kabur waktu itu. Gue juga ada di sana karena diajak baekhyun. Baekhyun waktu itu marah banget, dia telpon temen gengnya--"

"Jadi baekhyun pelakunya?" tanya saerin, suaranya agak bergetar

"Iya, tapi itu bukan baekhyun. Baekhyun cuman nyuruh."

"Sama aja yo, dan sekarang gue malah suka sama orang yang ngebunuh adek gue? yoo hikss"

"Rin, plis jangan benci diri lo sendiri."

"Gue harus gimana yo?" saerin nangis saat itu.

Do mendekat dan memeluk saerin erat.Mengelus punggung belakang saerin dia menenangkan saerin. Membiarkan saerin menangis sepuasnya dipelukannya

"Rin lo inget waktu kita ke dufan bareng?"tanya do tiba-tiba

"Inget"

"Lo mau kesana lagi ga?"

Saerin melepaskan pelukannya menatap mata do, kemudian mengangguk perlahan.

End