3.

40 3 1
                                    

3. Honey bunny

Satu bulan berlalu...

Sang mentari perlahan-lahan menampakkan diri di ufuk timur, sisa-sisa malam mulai memudar seiring dengan semakin cerahnya sinar sang raja siang.

Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, ini waktunya Alea pergi ke sekolah. Jarak antara rumah Alea dengan sekolah hanya sekitar 15 menit. Memang dasarnya Alea orang yang santai. Jadi, walaupun sebentar lagi bel masuk, tapi Alea masih ada di rumahnya.

"Alea! Cepet berangkat, bentar lagi kamu masuk sekolah!" teriak mami-nya yang ada di dapur.

"Iya bentar. Pi, boleh gak aku bawa mobil sendiri?" Tanya Alea pada papinya yang sedang bersiap pergi ke kantor.

"Gak! Gak boleh. Kamu tuh masih 15 tahun, jadi gak boleh bawa mobil sendiri" jawab papi melarang.

Alea yang mendengar jawaban dari papi-nya tersebut hanya bisa cemberut, menampakkan kesedihan.

Memang benar Alea itu sekarang umurnya masih 15 tahun. Berbeda dengan kebanyakan murid kelas XI lainnya yang rata-rata berumur 16-17 tahun.

Saat kelas 1 SD Alea ingin satu kelas dengan si twins. Jadi, orang tuanya mendaftarkan lebih awal. Dan dari kecil pun Alea termasuk anak pintar, jadi sangat mudah untuk memasukkannya ke sekolah.

"Tapi kan... Lea juga pengen kayak temen-temen, bawa mobil sendiri. Lah Lea? Antar-jemput supir mulu." Ucap Alea sambil cemberut.

"Mereka kan udah punya SIM semua, jadi gak masalah mau bawa kendaraan sendiri." Jawab papi.

"Kata siapa? Vino belom punya SIM, Varo juga, terus masih di bawah umur. Tapi boleh bawa motor sendiri." Ujar Alea tak mau kalah.

"Vino kan cowo, jadi beda sama kamu."

"Mau itu cewek kek, cowok kek, sama aja kalo masalah bawa mobil."

"Udah kamu cepetan berangkat nanti telat tau rasa kamu."

"Dasar papi pelit!"

"Dosa loh ngatain orang tua"

"Terserah! Mami! Aku berangkat dulu. Assalamuaikum."

***

Setibanya di sekolah Alea masih memasang wajah murungnya. Alea termasuk orang yang mudah ngambek dan susah mengembalikan mood-nya.

"Le, kamu kenapa? Pagi-pagi udah murung gitu. Ada masalah?" Tanya seseorang.

Alea menoleh ke sumber suara tersebut. Terdapat seorang laki-laki berambut coklat yang sedang memasang senyum manis kepada Alea.

"Kak Rio? Ngapain disini?" Bukannya menjawab tapi Alea malah bertanya balik.

"Sekolah lah, ngapain lagi" jawab kak Rio sambil tersenyum.

"Semua orang juga tau, maksud aku tumben nemuin aku biasanya cuman lewat chat." Ucap Alea dengan wajah yang masih murung.

"Pengen aja. Lagian dari tadi aku perhatiin kamu itu cemberuut mulu, kenapa sih?" Tanya kak Rio.

"Males sekolah. Masa aku gak di ijinin bawa mobil ke sekolah sama papi aku, kan sebel." Jawab Alea semakin cemberut.

"Mungkin papi kamu itu gak mau kamu kenapa-napa, jadi kamu gak di ijinin bawa mobil sendiri." Ucap kak Rio memberi penjelasan

Love Is ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang