Aku kembali bertemu saat tak sengaja bersenggolan di toko buku.
"Maaf Ukhti,aku tidak sengaja." Ucapku yang lalu mengambil butiran butiran tasbig yang dibawanya jatuh karena aku.
"Tak apa,sini tasbihnya. Biar saya saja yang memperbaikinya." Kata gadis berjilbab merah delima itu yang tak lain adalah gadis yang tak sengaja kusenggol. Lalu kuberikan butiran-butiran tasbih itu kepadanya.
"Terimakasih akhi,Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Gadis itu kemudian menjauh dari pandanganku dengan segurat senyuman. Pancaran sinar matanya berhasil membuat debar dihatiku.Perkenalkan,namaku Habil Baihaqi. Aku adalah seorang pelukis kaligrafi serta pengusaha batik di pekalongan. Aku lulusan pondok di Tebuireng,Jawa Timur. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Ayahku telah meninggal karena sakit jantung. Sejak aku remaja,aku sulit bersosialisasi dengan masyarakat lantaran aku malu dengan kondisi Ayahku yang pernah dipenjara karena kasus perjudian. Para masyarakat memandang sebelah mata keluargaku. Ayahku juga pemarah dan ringan tangannya. Ibuku yang kerap disakiti olehnya. Namun ibuku tetap sabar menghadapi sifat ayahku yang layaknya batu. Hingga aku mencapai sukses saat ini itu karena usaha dan kerja kerasku yang bersungguh sungguh untuk merubah pandangan orang orang tentang keluargaku.
Aku kini tinggal dengan ibu dan adiku yang bernama Khasna Nailatuzzulfa.Hari inu aku mengecek rumah produksi batikku. Seperti biasanya,setelah mengecek produksi batik,aku biasanya melukis kaligrafi. Inilah hobiku sedari kecil. Dalam melukis,jiwa dan pikiranku tertuang dalam setiap sketsa-sketsa yang kutulis nantinya.
"Mas,ada pesanan kaligrafi buat acara pernikahan loh,Mas. Pesanannya dua bingkai lukisan kaligrafi yang ukurannya besar yang lafalnya nama pengantin dan doa-doa untuk pasangan pengantin." Ujar Fina,gadis yang beberapa tahun ini bekerja sama denganku. Dia juga pandai melukis,namun melukis alam dan wajah. Dia adalah adik kelasku saat aku di pondok tebu ireng dulu.
"Alhamdulillah... Lukisannya mau dikirim kapan?" Tanyaku
"Dua hari lagi katanya,Mas." Jawabnya
"Oh yasudah kamu nanti kirim nama pengantinnya padaku,yan"
"Kenapa nanti toh mas? Sekarang aja,aku tau kok. Namanya Aini Ridkhatun Toyyibah dengan Muhammad Fajar Siddiq."
"Wah. Kamu tangan kanan yang hebat." Pujiku kepada Fina.
"Alhamdulillah... Ya sudah,aku ketempat lukis aku dulu ya,mas. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam..." Balas salamku pada Fina yang lalu ia pergi meninggalkanku."Mas Habil,antar Khasna ke tempat les,ya." Ujar adikku yang tiba-tiba menghampiriku.
"Iya,sekarang?"
"Tahun depan,Mas!"
"Wah,berarti kamu udah lulus MA dong. Ngapain mesti les coba?"
"Ih... Mas habil mah... Ya sekarang dong." Ujarnya dengan cemberut.
"Iya deh,haha.." Ucapku yang tertawa melihat tingkah adik perempuanku.Aku dan Khasna berpamitan dengan ibuku dan segera mengantar Khasna ke tempat les. Khasna meminta kepadaku agar aku menungguinya sampai selesai ia les. Aku menuruti permintaannya.
Terbesit sejenak pandanganku melihat sekilas guru les dari adiku. Wajahnya tak asing lagi. Rupanya guru les Khasna adalah gadis yang tak sengaja aku senggol di toko buku kala itu. Ia adalah guru akidah akhlak. Kuperhatikan dengan saksama dia sangat cerdas dalam menyampaikan materi sehingga anak-anak mudah paham serta aktif dalam les.
Aku mengambil ponsel dari saku celanaku dan merekam gadis itu yang tengah menyampaikan materi akidah akhlak tentang Iman kepada Allah.
Tak terasa sudah satu jam aku menemani adiku les. Hingga jam les pun telah usai. Suara adzan ashar menyapaku. Aku bergegas mencari musholla terdekat.
"Akhi... Jadi imamku,ya?" Suara gadis yang kukenal suaranya memanggilku. Aku seketika gugup dan diam sejenak dengan kebingungan. Aku diam menatap wajah putih bersihnya lalu secepat mungkin aku membuang tatapku kepadanya karena aku takut zina mata.
"Apa secepat itu?" Tanyaku tak percaya kalau dia ingin aku menjadi imamnya.
"Loh,bukankah sholat harus disegerakan toh,akhi?" Jawabnya yang membuat aku kaget. Tiba-tiba aku salah tingkah,rupanya dia ingin aku menjadi imam sholat ashar saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENARI DI SURGA BERSAMAMU
SpiritualIni kisahku. Kisah untuk menemukan jodohku. Kisah itu berawal dari aku yang tak sengaja bersenggolan dengan dia di toko buku hingga membuat tasbih yang ia genggam jatuh dan menjadi butiran-butiran. Perkenalan kami berlanjut setelah aku tau dia ada...