Bab 4 - Kesal.
Typo👉👉mention yaa
***
Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Shafa menahan Nana dan Mona yang ingin ke kantin untuk menemaninya di kelas. Ia sedang tidak mood keluar kelas karena kemungkinan bertemu dengan Joan sangat besar. Shafa tidak menginginkan hal itu saat ini.
Shafa kembali mendengus kesal saat mengingat kejadian tadi pagi.
"Lo kenapa?" tanya Nana sambil mengusap bahu Shafa pelan. Sedangkan Mona hanya diam memperhatikan.
Shafa hanya diam menundukan kepala tak ingin menjawab. Hal tersebut membuat Nana kesal dan Mona mulai merasa bosan.
"Kenapa sih!? Gue laper nih, mau ke kantin. Mending ngomong sekarang atau gue tinggal," ancam Nana sambil berdiri menarik tangan Mona agar mengikutinya.
"Yaudah sih sabar! Perut gue lagi sakit nih," Shafa membalas sambil menatap Nana dengan tajam.
"Kenapa lagi lo? Belum sarapan ya lo?" ucap Nana sedikit panik saat melihat muka kesal dan kesakitan Shafa yang terlihat pucat.
"Hari pertama, dan iya gue belum sarapan." sahut Shafa lemas.
"Ke UKS sekarang, jangan ngebatantah. Gue ke kantin beliin lo makanan," Mona membuka suara saat gemas melihat Shafa yang hanya diam dan Nana yang bergerak panik.
Setelah mendengar ucapan Mona, Nana segera menggiring Shafa menuju UKS. Saat di depan pintu kelas Nana berteriak histeris ketika melihat noda darah di rok Shafa.
"OMG... Shafa rok lo!"
Dengan panik Nana bergerak menutupi bagian belakang rok Shafa. Sedangkan Mona sedang memikirkan cara bagaimana mereka ke UKS tanpa meninbulkan kecurigaan melihat posisi Nana yang berada terlalu dekat dengan punggung Shafa.
Mona melihat ke arah meja tempat Shafa dan Nana duduk lalu ke arah mejanya. Ia mendengus saat tidak menemukan alat untuk menutupi rok Shafa. Kenapa hari ini mereka kompak tidak menggunakan jaket.
"Woy Leo!" Mona memanggil Leo saat melihatnya berada tidak jauh dari kelas mereka.
Leo berlari mendekat saat melihat Shafa yang terlihat pucat.
"Shafa kenapa?" tanya Leo saat ia melihat secara dekat muka pucat Shafa.
"Belum sarapan and girls problem," jawaban Mona membuat Leo ber-oh ria.
"Nana ngapain?" Leo menunjuk Nana yang seperti menempel di belakang Shafa.
"Girls problem," Leo mengangguk-anggukan kepala berpura-pura mengerti maksud dari perkataan Mona.
"Kenapa manggil gue?" Leo menyerit heran tidak mengerti alasan kenapa ia harus di bawa-bawa dalam 'girls problem' seperti kata Mona.
"Gue cuma mau nanya, lo bawa jaket gak?"
"Jaket gue di Lana, dia enggak enak badan," Mona memutar mata malas saat mendengar jawaban Leo.
"Bucin," Shafa mendecih pelan saat mengucapkannya.
Leo mencubit pipi Shafa pelan saat mendegar suara lemah yang masih bisa mengejeknya.
"Dasar, anal kecil ngerepotin," Leo terkekeh pelan saat balik mengejek Shafa.
"Gak us-"
"Joan!!" teriakan Leo memutuskan ucapan Shafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shafae Naziko [ON HOLD]
Teen FictionShafae Naziko. Menurutnya, ia bukanlah seorang badgirl seperti kata orang banyak. Ia hanyalah seorang gadis baik nan cantik dan fenomenal yang sedikit bandel. Shafa hanya suka melakukan apa yang ia mau lakukan. Seperti saat rambutnya lebih berwarna...