Bab 5 - Perhatian
Typoo👉👉 mention yaa
***
Entah sudah berapa lama Shafa berada di UKS. Saat ia terbangun, keadaan UKS sepi. Shafa tidak menemukan keberadan Joan ataupun penjaga UKS.
Shafa terkejut saat melihat langit yang berwarna jingga dari jendela UKS. Dengan cepat Shafa berdiri untuk mencari sepatunya. Hal itu membuat jaket Joan yang tidak terikat dengan benar di pinggangnya terjatuh.
Setelah menemukan sepatunya, Shafa bergegas memakainya dan tidak lupa mengambil jaket Joan untuk kembali ia lingkarkan di pinggangnya. Sebelum keluar dari UKS, Shafa berinisiatif untuk meminum segelas air agar tidak kehausan saat berada di jalan nanti. Ia tidak ingin kembali pulang terlambat seperti kemarin.
Gerakan Shafa terhenti saat melihat sebuah Handphone berwarna hitam di dekat gelas air yang ingin ia ambil. Terdapat sebuah note di atas handphone tersebut.
'Tekan angka 1 di speed dial jika sudah bangun'
Tanpa menunggu lama Shafa melakukan apa yang tertulis di note itu. Shafa mengamati tulisan tangan yang rapi itu saat menunggu panggilannya di terima. Sejujurnya, Shafa tidak tahu siapa pemilik handphone yang sedang ia gunakan. Tapi apa pudulinya.
Pada dering ke empat panggilan di terima. Shafa ragu untuk mengeluarkan suaranya. Keheningan yang tercipta membuat detak jantung Shafa melaju.
'Shafa?'
Suara Joan yang menyebut namanya membuat jantung Shafa berhenti seketika. Dengan sedikit tercekat Shafa menjawab,"ya?"
'Dimana?'
"Gue?"
'Ya.'
"UKS."
'Tunggu.'
'Gue jemput.'
Shafa mematung saat panggilan terputus. Jangungnya masih berdetak tidak normal. Dengan acuh Shafa kembali mendudukan diri ke ranjang UKS. Perlahan senyumnya mulai mengembang.
~~~
Aku terlonjak kaget saat pintu UKS terbuka secara tiba-tiba. Dengan kikuk aku berdiri dan menghampiri Joan yang hanya diam menatapku. Tak lupa aku memasukan hanphone hitam tadi ke dalam saku rok ku.
Merasa jalanku sangat lambat, Joan bergegas menarik tanganku untuk segera meninggalkan sekolah. Di tengah perjalan, aku menahan tangan Joan. Hal itu membuatnya berbalik sambil menyerit heran.
"Tas gue," Joan tidak melepaskan tanganku walau sudah mengerti apa berhenti.
"Aman."
Joan menarik kembali tanganku setelah mengatakan satu kata tersebut. Aku yang belum mengerti apa maksud dari ucapannya hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki panjangnya.
Kami berhenti tepat di samping motor hitam Joan. Setelah menaiki motornya, Joan menyerahkan sebuah helm kepadaku. Aku mengambilnya tetapi tidak langsung menaiki motor Joan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shafae Naziko [ON HOLD]
Novela JuvenilShafae Naziko. Menurutnya, ia bukanlah seorang badgirl seperti kata orang banyak. Ia hanyalah seorang gadis baik nan cantik dan fenomenal yang sedikit bandel. Shafa hanya suka melakukan apa yang ia mau lakukan. Seperti saat rambutnya lebih berwarna...